Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pertanyaan
1. Ust. bagaimana mensikronisasikan antara dakwah dan kerja, mengingat dakwah membutuhkan totalitas tenaga dan waktu dan memang harus menjadi poros kehidupan sehinggakeberadaan kerja harus diusahakan seiring dengan dakwah, tetapi tatkala kita kerja di sebuah instansi pemerintahan/perusahaan kita terikat dengan aturan waktu dan sebagainya.
Saya sering terbentur waktu tatkala ada kegiatan dakwah tetapi disaat yang bersamaan ada tugas kantor. saya pun kadang berpikir idealis untuk keluar saja berusaha kerja mandiri, tapi ternyata tekat saja belum cukup dan bukan berarti tidak percaya rizki Allah SWT. sehingga dengan kondisi ini terus terang saya senantiasa resah dan berkegiatan tidak enjoy, dakwah kurang enjoy dan kerjapun demikian. mohon bantuan solusi dan motivasinya. sukron katsir!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ananda Salim yang dikasihi Allah SWT, sebenarnya antara bekerja dengan berda’wah tidak perlu dibenturkan karena keduanya bisa dilakukan secara sinergi. Da’wah adalah mengajak orang lain kembali kepada fitrahnya (Allah SWT). Melihat pengertiannya, sebenarnya lahan da’wah amat luas. Tidak hanya berupa ceramah atau pengajian saja, tapi juga semua kegiatan yang mengajak orang lain untuk kembali kepada Tuhannya. Termasuk dalam hal ini adalah ketika Anda mendekati teman sekantor dan mengajaknya untuk ber-Islam dengan benar. Atau bisa juga berupa bekerja dengan disiplin dan profesional, sehingga Anda bisa menjadi teladan bagi pegawai lainnya.
Ketahuilah Ananda Salim, sebagai seorang muslim kita harus mempunyai tiga misi dalam bekerja. Misi pertama yakni nasrud da’wah (menyebarluaskan da’wah) di kantor. Misi kedua adalah tanmiyatul kafa’ah (mengembangkan potensi/kemampuan) dan misi ketiga adalah kasbul maisyah (mendapatkan penghasilan/gaji yang cukup).
Jadi jangan jadikan kantor hanya sebagai tempat untuk mendapatkan penghasilan/gaji saja. Jadikan kantor sebagai lahan da’wah kita juga, bahkan kalau bisa lahan da’wah yang subur. Caranya dengan mengintensifkan da’wah di kantor. Jangan malu dan sungkan berda’wah di kantor. Percaya diri dan berani untuk berda’wah di kantor.
Jika pun ada tantangan dan ancaman dari aktivitas da’wah kita di kantor hal itu biasa terjadi dan merupakan sunnatullah (ketetapan Allah) atas para aktivis da’wah. Bahkan Rasulullah saw saja yang da’wahnya begitu sempurna masih menghadapi hambatan dalam berda’wah. Apalagi kita yang masih belajar berda’wah tentu akan menghadapi hambatan juga dalam ber’dawah. Saya yakin jika kita sudah berda’wah di kantor maka tidak akan ada lagi dikotomi antara kapan waktu ber’dawah dan kapan waktu bekerja. Tidak akan ada lagi rasa bersalah karena kita merasa tidak total dalam ber’dawah.
Namun kalau yang Anda maksud berda’wah adalah punya waktu untuk ceramah atau mengaji (tarbiyah), maka memang kita harus menyediakan waktu khusus untuk itu. Dan hal tersebut bisa dilakukan di luar jam kerja atau di waktu istirahat/cuti kerja.
Semoga bermanfaat.