assalamu’alaikum wr.wb.
kepada uztadz,
saya ingin bertanya, bagaimana menjadi pemimpin yang baik, berjalan sesuai amanah, dan disegani?
karena saya sebagai seorang pemimpin dalam suatu wadah merasa sering tidak didengar atau disepelekan oleh jundi-jundi…
dan bagaimana cara menyatukan semua orang-orang yang ada di dalam wadah tersebut? karena ada oknum-oknum yang maunya seenaknya saja berjalan sendiri, tanpa memperhatikan sistem yang telah dibuat…
bagaimana pula cara untuk membangun kembali sebuah kepercayaan seperti saat saya diamanahkan sebagai seorang pimpinan dalam wadah tersebut????
terima kasihh….
Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudaraku yang dikasihi Allah SWT, untuk menjadi pemimpin yang baik dan disegani tentu membutuhkan waktu dan proses interaksi yang panjang dengan anak buah. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah :
1. Jadilah teladan bagi anak buah. Hal ini bukan berarti kita harus sempurna dulu akhlaqnya, tapi paling tidak harus konsisten antara apa yang kita ucapkan dengan tindakan kita di hadapan anak buah. Misalnya, kita mengatakan bahwa rapat akan dimulai pukul 8.00, maka kita harus konsisten memulai rapat pada jam 8.00 tersebut.
2. Rajinlah memberikan “setoran” kebaikan kepada anak buah. Mulai dari hal yang kecil, seperti memulai berjabat tangan, memulia tersenyum dan menyapa lebih dahulu. Sampai yang ‘berat’ seperti menolong anak buah yang kesulitan. Lakukan secara rutin “setoran” tersebut walau kecil daripada hanya sesekali walaupun besar. Ini sesuai dengan hadits Nabi, “Sesungguhnya Allah lebih mencintai amal yang rutin walau sedikit” (HR. Muslim).
3. Miliki kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi Anda. Tunjukan kompetensi itu di depan anak buah Anda agar mereka tahu bahwa mereka dipimpin oleh orang yang ahli di bidangnya, sehingga mereka segan kepada Anda.
4. Jangan pernah bosan untuk berkomunikasi dengan anak buah. Jelaskan visi dan kemauan Anda kepada anak buah secara berulang-ulang. Kalau bisa dengan metode yang berbeda-beda agar mereka tidak bosan dengan penjelasan Anda. Pemimpin yang baik tidak boleh pendiam. Ia harus mau dan sabar menjelaskan keinginannya kepada anak buah secara berualang-ulang.
5. Jaga penampilan Anda “sedikit” di atas mereka. Jika anak buah Anda pakai kaos, Anda pakai kemeja. Jika mereka berinfaq 1000 rupiah, Anda berinfaq lebih dari itu. Yang penting, penampilan (secara fisik) harus lebih rapi dan bersih dari anak buah. Coba Anda lihat Soekarna yang gagah dan rapi. Begitu pun Nabi Muhammad saw.
Semoga dengan lima cara ini, Anda dapat menjadi pemimpin yang baik dan disegani oleh anak buah Anda. Tentang cara membangun kembali kepercayaan, sama saja dengan lima cara tersebut.
Selamat memimpin !
Salam Berkah !
(Satria Hadi Lubis)