Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi Pak Satria, Saya memiliki sebuah masalah dengan diri saya sendiri. Masalah itu sebenarnya bisa saja tidak menjadi masalah buat saya, namun saya terus saja memikirkannya sehingga menjadi masalah buat saya. Saya adalah seseorang yang sangat berambisi, memiliki Peta Kehidupan yang telah saya buat dan saya akan berusaha mengikuti arah panduannya.
Di dalam Peta Kehidupan, saya mempunyai tujuan untuk menabung dan uang hasil tabungan itu InsyaAllah akan saya belanjakan untuk keberangkatan Haji kedua orangtua yang sangat saya cintai. Namun saya mempunyai pemikiran, untuk mensukseskan program tersebut. Saya ingin tidak berpacaran dan menikah. Awalnya semua berjalan sukses, saya yakin tidak akan memacarisiapapun, namun kehadiran seorang wanita yang sangat special membuat saya goyah akan apa yang sudah saya rencanakan. Saya mencintainya dan ingin memilikinya.
Pak Satria yang di rahmatiAllah, bisakah saya, seorang manusia biasa untuk tidak mencintai seorang wanitapun kecuali orangtua dan keluarga saya sampai program saya selesai?
Adakah sebuah jalan keluar terbaik untuk masalah yang sedang saya hadapi ini?
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan trimakasih,
Wassalamu’alaikum
Wa’alaikum salam wr. wb.
Ananda Februari, saya sangat salut dengan Anda yang dapat merencanakan kehidupan Anda melalui "Peta Kehidupan" yang Anda buat. Terlebih bakti Anda kepada orang tua yang ingin Anda berangkatkan pergi haji. Sebuah usaha mulia tentunya.
Wanita adalah pula makhluk Allah yang diciptakan sebagai pasangan laki-laki dengan segala macam perbedaannya. Dan rasa suka, cinta memang sesungguhya telah Allah berikan kepada manusia termasuk cinta kepada lawan jenis. Adalah wajar jika pria menyukai wanita dan sebagainya.
Namun cinta harus diposisikan pada tempat yang seharusnya. Hindari bermainnya nafsu di dalamnya. Caranya? Tetap mengedepankan keimanan dan akal sehat. Apakah semata-mata karena fisik belaka tanpa memperhatikan perilaku dan keimanan? Dan edekat apa kita mengetahui tentang karakternya, apakah dapat menunjang tujuan yang kita raih atau malah dapat mematahkan "peta kehidupan" yang telah susah payah Anda buat.
Mencintai berbeda dengan memacari. Mencintai adalah jiwa naluriah perasaan manusia yang menyukai sesuatu yang Indah, seperti halnya kita terpesona dengan bangunan yang megah, kendaraan yang bagus dan sebagainya.
Tapi pacaran kurang tepat bila dikatakan sebagai wujud cinta, karena pacaran pada dasarnya hanyalah proses pencarian karakter untuk mengetahui apakah ia sesuai dengan kita dan sebagainya. Ujung-ujungnya biasanya nafsulah yang menjadi panglima dalam memutuskannya. Dengan kata lain pacaran adalah sebuah kegiatan yang lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaat.
Oleh karenanya Ananda Februari, bila Anda merasa mantap dengannya, cobalah Anda perhatikan karakternya termasuk Akhlak dan perilaku. Termasuk apakah ia dapat membantu dan menunjang "peta kehidupan Anda"? Bila Ia, Nikahilah. Mudah-mudahan dengan menikah, program yang Anda buat malah semakin mudah diraih karena keridhaan Allah.
Tapi bila ternyata ia hanya cantik di wajah tapi tidak cantik hati. Ikhlaskanlah, mungkin Allah akan memberikan kepada Anda seseorang yang lebih baik dari yang Anda duga.
Mungkin karena cinta pertama Anda kepada lawan jenis, sehingga berpengaruh kuat pada Anda. Namun jangan sampai hanya karena satu cinta Anda menghancurkan berbagai cinta yang justru telah Anda bangun terlebih dahulu.
Semoga bermanfaat