Bapak ana seorang perokok tapi agamais. Bagaimana cara menghentikan bapak ana ust?
Ananda Hafizhah yang saya hormati, perdebatan tentang halal atau haramnya rokok memang sudah menjadi permasalahan khilafiyah yang turun temurun. Artinya bahwa memang tidak mudah untuk menyadarkan seseorang untuk berhenti merokok bila kita terpaku hanya dari sisi agama semata. Namun kita bisa juga dengan memberi pemahaman secara ilmu modern melalui hasil-hasil penelitian kesehatan, artikel-artikel serta cerita tentang bahaya dari rokok itu sendiri.
Belakangan ini perkembangan modern kedokteran semakin menguatkan akan bahaya rokok, baik bagi si perokoknya (perokok aktif) maupun orang-orang yang tidak merokok tetapi terkena asap rokok atau yang disebut dengan perokok pasif. Sampai-sampai pada produk rokok sendiri pun harus mencantumkan bahaya dari rokok itu sendiri.
Untuk itu, tidak ada salahnya bila Anda juga memberi nasehat melalui sisi kesehatan. Berikanlah selalu informasi-informasi tentang kerugian mengkonsumsi rokok. Berbagai macam brosur, artikel dan informasi lainnya tentang bahaya rokok perlu Anda berikan agar supaya orang tua Anda mempunyai wawasan lain tentang rokok. Sehingga mudah-mudahan hal itu dapat menjadi pertimbangannya ketika ingin merokok.
Dan jangn dilupakan pula tentang cara memberikan nasehat. Biasanya orang tua tidak mau dengan serta merta menerima dari yang lebih muda. Oleh karena kita perlu memperhatikan adab dan trik agar kiranya nasehat kita dapat diterima. Di antaranya, bahasa yang santun. Perkataan yang tidak terkesan menggurui akan lebih mudah diterima oleh orang tua dibandingkan dengan bahasa to the point seperti halnya kita berbicara dengan teman atau yang sebaya dengan kita.
Lihatlah kondisi di sekitar, apakah sesuai dan memungkinkan kita ketika ingin memberikan nasehat. Orang tua mungkin tidak akan tertarik dengan ucapan kita bila ia sedang lelah atau sibuk dengan pekerjaan. Dan juga bila hal ini dibicarakan di depan orang lain.
Gunakan bahasa guyonan, sindiran atau bahasa informal lainnya sehingga terkesan santai dan tidak menggurui, misalnya, “Kenapa ya orang masih merokok, sedangkan di bungkusnya saja sudah diberitahu bahayanya?”.
Jangan pernah putus asa dalam menasehati untuk kebaikan. Insya Allah pasti ada hasil yang dicapai..
Semoga bermanfaat.