Assalamuaikum Wr. Wb.
Saat ini saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Umur saya 21 th. Saya ingin bertanya tentang suatu hal yang penting yang menjadi salah satu musuh terbesar saya selama ini. musuh itu adalah rasa kesepian. sedikit flashback, orang tua saya bercerai sejak saya berumur 3 th. saya kemudian diasuh oleh alm. nenek saya. terakhir kali saya bertemu dengan ibu kandung saya adalah saat saya berusia 5 th. sedangkan ayah saya menderita stroke dan memilih untuk hidup di kampung istri keduanya di Jawa Timur. sekarang saya tinggal sendirian di Jakarta. jikapun ada saudara, itupun di Jawa Timur. kembali ke permasalahan, kadang ada saat-saat tertentu dimana rasa kesepian begitu menyiksa saya. sangat menyiksa. ada yang mengatakan "Jalani hidup anda sebagaimana adanya, maka Anda akan bertemu dengan takdir anda". pertanyaan saya, jika memang kesepian itu adalah takdir saya, dapatkah saya merubahnya?. saya memang ingin bergaul dengan teman-teman disekitar lingkungan saya, tapi saya punya sifat alami yang mencegah saya untuk melakukan itu. saya adalah seorang yang sangat pemalu. dan lagi, saya tidak merasa cocok bergaul dengan mereka. terkadang muncul dalam pikiran saya keinginan untuk menikah. tapi dengan keadaan saya yang sekarang (Ekonomi), hal itu rasanya sangat tidak mungkin. kiranya Bapak dapat memberi saran atas permasalahan yang saya hadapi tersebut, maka hanya haturan terima kasih dan doa agar Bapak senantiasa dalam keadaan beriman dan dalm perlindungan-NYA, itulah yang dapat saya berikan kepada Bapak. Terima Kasih.
Wassalam
Ananda Ilham yang disayang Allah SWT, sekarang ini penyakit kesepian memang sedang melanda dimana-mana. Bahkan ada orangyang kesepian, padahal ia punya banyak teman dan selalu berada di keramaian. Sesungguhnya orang yang kesepian bukan dilihat dari banyak atau sedikitnya teman atau bisa bergaul atau tidak. Kesepian lebih kepada faktor mengelola perasaan/hati.
Jadi atasi rasa kesepian Anda dengan mengelola perasaan/hati. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan bertanya kepada si empunya hati (Allah SWT) bagaimana supaya hati kita tenang dan tidak kesepian. Allah SWT telah menjawabnya dalam Al Qur’an surah Ar Ra’d ayat 28 : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. Menurut ayat tersebut, solusinya adalah zikrullah (mengingat Allah SWT). Zikir ada tiga, zikir hati yakni dengan mengingat Allah dan berbagai nikmat-Nya, zikir lisan yakni dengan banyak menyebut/memuji Allah SWT (ucapan yang lazim adalah : Subhannallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa Llah, Allahu Akbar), dan zikir amal, yakni dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Niscaya dengan zikir kepada Allah pada tiga jenis zikir tersebut, hati kita tidak pernah lagi merasa kesepian (tenang). Allah si pencipta manusia, tentu lebih tahu bagaimana cara membuat kita tenang daripada diri kita sendiri.
Lalu jika ada yang melakukan zikir tetapi hatinya tetap kesepian, maka persoalannya terletak pada cara zikirnya yang salah. Mungkin zikirnya hanya zikir lisan, tetapi hatinya tidak khusyu’ dalam berzikir dan amalnya tidak benar (sholih).
Orang-orang yang tertipu oleh kehidupan dunia ini berupaya menghilangkan rasa kesepiannya dengan mencari jalan di luar zikir kepada Allah SWT. Mereka mengandalkan akalnya yang terbatas dan perasaannya yang dilingkupi nafsu untuk keluar dari kesepian. Ada di antara mereka yang mengatasi kesepian dengan cara melakukan hobi-hobi tertentu, menghabiskan waktu malamnya di diskotik/kafe, berolahraga, mendengarkan musik, bermain games, mengikuti jaringan komunitas di internet, seperti facebook yang sekarang ini lagi ngetrend, dan lain-lain. Apakah cara tersebut berhasil mengatasi rasa kesepian? Mungkin untuk jangka pendek berhasil, tetapi untuk jangka panjang tidak akan berhasil. Oleh karena itu kita lihat ada orang yang berlebih-lebihan dengan aktivitas pengusir rasa sepinya (ketagihan). Mereka merusak kesehatan, hubungan pertemanan dan keluarga, atau menghambur-hamburkan uang untuk mengusir rasa sepinya. Padahal mengatasi rasa sepi bukan tergantung pada apa yang ada di luar kita, tapi pada apa yang ada di dalam hati/perasaan kita. Perasaan kita yang harus dikelola dengan zikir kepada Allah SWT. Itulah satu-satunya jawaban jika hati kita ingin tenang dan terhindar dari rasa kesepian, sebagaimana yang tertera dalam Al Qur’an Surah 13 ayat 28 di atas. Bukan berarti kita tidak boleh melakukan berbagai hobi kita, bermain games atau bergaul seluas-luasnya, tetapi itu hanyalah cara kita untuk menikmati dan mensyukuri indahnya hidup di dunia ini. Bukan cara kita untuk mengatasi rasa kesepian kita. Itu pun kita lakukan sebatas tidak melanggar syariat-Nya.
Jadi jika Anda ingin terhindar rasa sepi, dekatilah Allah yang memiliki hati Anda. Bermesraanlah dengan Allah dan nikmati kebersamaan Anda dengan Allah dengan banyak berzikir. Sifat pemalu atau tidak pemalu, introvert atau ekstrovert, banyak atau sedikitnya teman, menikah atau tidak menikah, bukan faktor utama seseorang terhindar dari rasa kesepian.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan