Assalamu’alaikum Wr Wb
Ustadz, saya pernah menjadi ikut psikotes, terus hasil dari psikotes itu menyebutkan teryata saya memiliki semangat dan keinginan yang tinggi tapi saya juga memiliki rasa minder yang tinggi juga. Hasil psikotes itu memang benar adaknya. Ketika saya akan melakukan sesuatu, semangat dan keinginan begitu menggebu-gebu, tetapi ketika hari H-nya tiba, ngadak-ngadak seluruh tubuh jadi gemetaran dan keinginan yang tadinya besar menjadi sirna.
Bagaimana ustadz menyikapi hal ini, terus bagaimana menjadikan semangat yang tinggi itu terus ada dan menghilangkan rasa minder yang tinggi.
Wa’alaikum salam wr wb.
Ananda AL yang saya hormati, Sebelumnya kami ucapkan selamat kepada Anda yang dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga dapat lebih mudah untuk kita dalam meningkatkan kualitas diri
Pertahankan rasa semangat tinggi yang Anda miliki karena hal ini adalah modal awal saat Anda akan melakukan sesuatu. Semangat menumbuhkan motivasi untuk bergerak dan mengawali langkah untuk terus melaksanakan hal-hal yang ingin Anda lakukan.
Anda juga merasa mempunyai kekurangan dalam hal percaya diri dan hal menjadi hambatan yang sangat mempengaruhi semangat Anda. Bisa jadi saat akan melaksanakannya, Anda merasa mempunyai beban berat yang harus dipikul. Dan karena beratnya itu motivasi atau semangat yang tadinya membara menjadi menurun dan hilang..
Biasanya masalah menjadi terasa berat dan bingung untuk memecahkannya karena kita tak dapat memisahkan diri dari masalah tersebut dan terlalu terlibat secara emosional. Tapi jika Anda mencoba “menjaga jarak” dari masalah dan mengendalikan emosi Anda, masalah akan terlihat lebih mudah untuk dicarikan solusinya.
Cobalah untuk selalu berpikir jernih, dan jangan anggap berat masalah yang dihadapi agar Anda tetap dapat optimis dan semangat memecahkannya dan agar Anda tetap mampu berpikir jernih untuk mencari solusinya.
Jangan lupa untu membiasakan berpikir positif. Pikiran positif adalah melihat segala sesuatu dari sisi positif, bukan negatifnya. Sebagai misal, jika Anda gagal dalam ujian kuliah, Anda mengambil pelajaran positif dari kegagalan tersebut. Anda berpikir positif bahwa kegagalan tersebut bukan karena Anda bodoh, tapi karena kurang giat belajar. Lain kali Anda bertekad akan lebih giat lagi belajar.
Jika datang pikiran negatif dalam diri Anda segera enyahkan pikiran semacam itu. Misalnya, Anda berpikir bahwa Anda orang yang malas, buang jauh-jauh pikiran semacam itu. Jangan biarkan pikiran Anda kemasukan “virus” pikiran negatif. Pikiran kita persis seperti memori dalam komputer. Apa yang diprogram, maka itulah yang akan tampak dalam “layar” (penampilan). Begitu juga diri kita, jika pikiran kita kemasukan “virus” pikiran negatif “bahwa saya malas”, maka penampilan (perilaku) kita akan betul-betul menjadi seorang pemalas.
Karena itu, masukkan “program” pikiran positif dalam diri Anda, bukan “program” pikiran negatif. Masukan “program” pikiran positif bahwa Anda adalah orang yang rajin dan tekun. Bahwa Anda orang yang memiliki motivasi yang tinggi. Bahwa Anda orang yang selalu bersemangat dalam hidup. Niscaya “program” tersebut akan mempengaruhi perilaku Anda. Perilaku Anda akan berubah menjadi orang yang rajin, tekun dan bersemangat dalam hidup.
Semoga bermanfaat.