Menentukan Tujuan Masa Depan

Assalamualaikum

Langsung saja ustd, keinginan dan semangat saya untuk berbuat sesuatu untuk masa depan cukup tinggi bahkan kadang saya masih merasa belum melakukan sesuatu dalam hidup ini padahal saya juga sudah bekerja. Semangat saya untuk bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain seolah selalu membuat saya mencari dan terus mencari sebuah kegiatan untuk yang bisa mengoptimalkan kemanfaatan saya.

Yang jadi pertanyaan saya ustd, terkadang saya bingung jika harus saya tanyakan pada diri saya apa sih sebenarnya yang kamu inginkan dalam hidup ini, jika pertanyaan ini muncul sering kali membuat saya tersadar bahwa selama ini seolah apa yang saya lakukan semua tanpa tujuan, nah menurut ust bagaimana sih kita harus menentukan tujuan masa depan kita sehingga kita dalam beraktifitas selalu memperoleh hasil yang jelas?

Atas nasehat yang di berikan saya ucapkan Jazakallah Khoiron katsiro

Assalamualaikum wr. Wb

Pada dasarnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beramal shaleh. Melakukan perbuatan-perbuatan yang baik untuk peningkatan kualitas orang banyak. Inilah tujuan sebenarnya keberadaan manusia di dunia. Manusia yang dapat menghasilkan ’Warisan bermakana’ dalam hidupnya.

Jika Anda ingin beramal shaleh dengan nilai yang besar, berbuatlah dengan karya yang manfaatnya berdimensi lama dan manfaatnya dirasakan oleh sebanyak-banyaknya orang. Bahkan kalau bisa karya Anda itu tetap bermanfaat bagi orang lain setelah Anda meninggal.

Inilah warisan yang bermakna. Warisan yang nilainya jauh lebih mulia daripada harta. Sebab jika harta cepat hilang dan punah, warisan bermakna akan bertahan lama dalam menyumbang sejarah peradaban manusia. Inilah warisan yang ditinggalkan orang-orang besar kepada kita, seperti para nabi, pemimpin, penemu, seniman, dan lain sebagainya. Kita berhutang budi kepada mereka. Dengan sumbangsih mereka, peradaban manusia tetap ada dan kehidupan tetap berjalan.

Warisan bermakna ini yang akan membuat kita bahagia di dunia dan tersenyum senang di akhirat kelak. Seperti yang dikatakan Sayyid Quthb ketika ia akan menghadapi kematian di tiang gantungan, “Kebahagiaan yang sesungguhnya aku rasakan adalah ketika aku merasa yakin bahwa aku telah meninggalkan sesuatu yang berharga bagi generasi penerusku”.

Harus pula dipahami bahwa Allah SWT melihat apa yang kita kerjakan (proses) bukan sekedar hasil (output) dari pekerjaan itu. Misalnya ketika seseorang membangun sebuah masjid. Bukan bangunan masjidnya yang dinilai. Tetapi bagaimana dikerjakannya, apakah dari sumber dana yang halal, apakah dengan keikhlasan dan seterusnya. Cobalah dibuka surat At Taubah ayat 105: dan Az Zumar: 39..

Tugas manusia adalah untuk selalu berbuat dan selalu berbuat kebaikan sedangkan urusan hasil dan penilaian adalah dikembalikan kepada Allah SWT yang akan memberikan rewardNya kepada kita berupa kehidupan akherat yang indah dan kekal.