Assalamualaikum wr wb
Saya punya masalah nih pak. Saya adalah orang yang mungkin banyak orang bilang plin plan. Sebenarnya saya tidak ingin dipanggil seperti itu.Masalahnya adalah setiap saya ingin mengambil keputusan saya selalu memperhatikan perasaan orang lain, sehingga saya selalu merasa membuat keputusan yang salah, saya jadi kehilangan arah. Dalam hati saya saya tidak ingin mengecewakan orang lain, itu saja.
Mohon bantuannya pak
Wassalamualaikum Wr Wb
Saudaraku Ade Ronny Sutrisna yang dicintai Allah SWT, sikap plin-plan memang sering dipandang orang lain sebagai sikap yang kurang baik. Sikap plin-plan menunjukkan kepribadian yang kurang matang, tidak konsisten, dan membingungkan orang lain (kalau kita punya bawahan, maka akan menimbulkan kebingungan anak buah). Apalagi jika sikap plin-plan itu muncul karena hanya sekedar untuk menyenangkan orang lain. Yang harus disadari oleh Anda, sebagai manusia kita tidak mungkin menyenangkan semua orang. Bukan kesenangan orang lain yang menjadi patokan dalam mengambil keputusan, tapi prinsip-prinsip kebenaran atau keilmuan yang perlu menjadi patokan. Sejarah membuktikan orang-orang yang konsisten dalam prinsip, walau dimusuhi banyak orang, suatu ketika keputusannya akan dianggap benar. Bahkan mereka menjadi orang-orang terhormat yang telah mengukir perjalanan sejarah. Bebeberapa nama yang bisa disebutkan disini misalnya Nabi Muhammad saw dan para nabi lainnya, Mahatma Gandhi, Abraham Lincoln, Nelson Mandela, Martin Luther King, dan lain sebagainya. Mereka dikenal sebagai manusia yang tidak plin-plan dalam mengambil keputusan walau tidak disenangi banyak orang. Nama mereka harum karena sikap konsistensi mereka dalam mengambil keputusan.
Jadi kalau Anda ingin disegani dalam pergaulan, janganlah bersikap plin-plan. Apalagi jika hanya ingin menyenangkan orang lain. Belajarlah untuk bisa menerima bahwa tidak semua orang akan senang dengan keputusan kita. Tugas kita hanyalah menjelaskan sebaik-baiknya kepada setiap orang mengapa kita mengambil keputusan ini atau itu. Terserah orang lain senang atau tidak dengan keputusan kita. Yang penting kita sudah berusaha memberikan penjelesan dengan sabar dan semaksimal mungkin. Nabi Muhammad saw yang sempurna saja masih memiliki musuh, apalagi kita yang tidak sempurna tentu sangat wajar kalau kita juga memiliki orang yang tidak menyenangi kita (musuh).
Sikap yang hanya ingin menyenangkan orang lain biasanya muncul dari rasa ketidakpercayaan pada kemampuan diri sendiri (kurang PD). Atau karena terlalu tergantung pada orang lain, sehingga tidak mau mengecewakannya. Padahal kita hanya boleh tergantung pada Allah SWT. Manusia tidak boleh menjadi tenpat tergantung. Kita harus mandiri dan siap ditinggalkan atau diterima orang lain. Inilah sikap orang yang bertauhid (mengesakan Allah SWT). Yang boleh menjadi sahabat abadi kita adalah kebenaran itu sendiri. Kebenaran tidak boleh pergi dari kita, sebaliknya teman/sahabat/kekasih bisa datang dan pergi kapan saja tergantung apakah mereka masih berpihak kepada kebenaran atau tidak. Kalau mereka berpiosah dari kebenaran, maka kita harus siap berpisah dengan teman/sahabat/kekasih seperti itu. Semoga Anda lebih percaya diri untuk bersikap. Allah bersama orang-orang yang istiqomah (konsisiten dan tidak plin-plan). “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (tidak plin-plan), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (QS. 41 : 33)
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan