Ass p’ ustadz…
Saat ini ntah mengapa sy sdg mengalami kejenuhan…
Saya jenuh dan tidak lg dpt menikmati hidup, materi yang berlimpah tidak lg membuat sy tenang, perasaan sy semakin hampa, kosong dan mjd tidak berarti…
Saya sholat spt hny utk gugr kewajiban saja…
Apa yang salah dalam diri sy p"ustadz… apakah krn status sy yang mjd isteri ke 3?
Suami krg memberikan siraman rohani, melulu membicarakan pekerjaannya sj…membuat sy semakin jenuh…
Pernah terpikir utk nyantren sebulan atau lebih tp saya mpyi anak yang tdk bs ditinggalkan krn msh kecil-kecil.
P’ustadz tlg beri sy pencerahan, sy tidak ingin terus terjebak dg situasi ini…
Apa yang hrs sy lakukan utk menaikkan tegangan iman syyangmengendur ini….????
Terima kasih ats phatian p"ustadz…
Wss
Saudariku yang disayang Allah SWT, tidak ada yang salah dengan status Anda sebagai istri ketiga, karena Islam tidak melarangnya. Kejenuhan dalam menjalani hidup yang saat ini Anda alami merupakan hal biasa pada manusia bila tidak mendapatkan hal yang diharapkan misalnya perhatian dari suami. Perasaan hampa, kosong, dan tidak berarti saat ini menandakan bahwa Anda kurang dekat dengan Allah SWT. Mulailah dengan kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kuncinya adalah dengan bersabar dalam menghadapi cobaan hidup dan mendirikan sholat. Dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 153 dikatakan: Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa kita harus bersabar dalam menghadapi cobaan hidup misalnya dalam menghadapi sikap suami, selain itu mendirikan sholat tidak hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, tetapi juga harus dimaknai arti dari sholat tersebut.
Untuk itu Anda perlu menambah ilmu tentang sabar dan makna sholat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang tidak mesti dengan nyantren. Ada banyak hal yang dapat dilakukan seperti ikut pengajian rutin ibu-ibu, sering mendengarkan ceramah di berbagai media, menbaca buku, ikut dalam forum tanya jawab di internet, hingga meminta seorang ulama untuk menjadi guru spiritual secara privat. Semua hal itu dapat anda lakukan bila ada motivasi yang kuat. Jadikanlah anak sebagai penyulut semangat, hingga memotivasi diri Anda untuk meningkatkan ilmu dan keimanan agar dapat merawat dan mendidik anak dengan baik. Insya Allah Anda akan dapat mengatasi perasaan hampa dan jenuh dalam diri Anda dan menggantikannya dengan perasaan tenang dan tentram karena iman Anda telah bertambah dan merasa Allah SWT selalu menyertai Anda. Semoga bemanfaat.
Salam Berkah !
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan