Assalamualaikum wr wb
Ustad saya seorang isteri, ssat ini saya tinggal sama mertua, pd dasarnya mertua saya orang nya baik dan penyayang tapi yang namanya tinggal sama mertua pasti ada lika likunya, usatad saya suka bingung kalau ngadapin mertua kalau lagi kesal, saya tidak tahu maunya apa, beliau hanya diam berhari-berhari tanpa saya tahu masalahnya di mana.smntra saya saya bukan tipe orang yang berani untuk bertanya, saya ingin cerita ke suami saya takut suami marah.saya harus bagai mana ustad. trimakasih wassalam
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Saudaraku An yang dirahmati Allah SWT, saudara bertanya bagaimana menghadapi mertua yang sulit mengungkapkan perasaannya, sehingga Anda tidak tahu apakah dia kesal atau tidak dengan perbuatan Anda sebagai menantu. Saudaraku, memang menghadapai mertua membutuhkan cara yang berbeda dengan menghadapi orang tua sendiri. Hubungan mertua dengan menantu potensi ketersinggungan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan orang tua dengan anaknya. Apalagi jika mertua dengan menantu itu tinggal dalam satu atap.
Khusus untuk menghadapi mertua yang diam jika kesal/marah, maka sebaiknya kita jangan takut bertanya apa yang menyebabkan mertua marah. Jika kita segan bertanya dengan bahasa vulgar (terus terang), kita bisa bertanya dengan bahasa sindiran/halus. Misalnya dengan bertanya, “Apa yang perlu diperbaiki dari saya sebagai menantu bapak/ibu?”.
Untuk mengetahui sebab kemarahan mertua bisa juga kita meminta bantuan suami/isteri untuk bertanya kepada orang tuanya. Biasanya mertua akan lebih terbuka dengan anaknya daripada dengan kita sebagai menantunya. Jangan takut jika pasangan kita marah jika meminta bantuan kepadanya. Kemarahan pasangan hidup harus dilihat dari perspektif nasehat, bukan menyakiti kita. Secara normal, tidak ada suami/isteri yang ingin menyakiti pasangannya, termasuk ketika ia marah kepada pasangannya. Lagi pula suami isteri yang baik seharusnya bekerjasama dalam menghadapi mertua masing-masing.
Nah ..setelah mengetahui sebab dari kekesalan/kemarahan mertua barulah kita berupaya mencari solusinya. Namun disini saya juga perlu mengingatkan, janganlah kita menjadi orang yang ingin diterima secara sempurna oleh mertua. Tampillah apa adanya di hadapan mertua. Jika mertua tidak suka dengan sebagian kelakuan kita terimalah sebagai realita yang wajar. Selama hubungan kita dengan mertua pada umumnya masih dalam situasi baik-baik saja.
Demikian jawaban saya, semoga bermanfaat.
Salam berkah!,
Satria Hadi Lubis
Mentor Manajemen Kehidupan