Assalamual’aikum,
Ustadz, teman ngaji saya pernah menyatakan bahwa selamanya dia tidak akan lagi percaya pada saya. Awalnya dia kecewa karena saya memilih acara lain dibandingkan acara yang kami rencanakan. Namun keputusan ini telah saya konsultasikan dengan guru ngaji saya. tapi dia malah mengirimkan sms dengan redaksi seperti di awal. Saya memang lebih dekat dengannya diantara teman-teman yang lain. Ketika dia menyikapi saya seperti ini, saya jadi menjauh karena saya termasuk orang yang sangat senang menjalin persahabatan (untuk teman curhat). Sekali dia begitu kok rasanya di hati saya jadi jauh gitu dengan dia. Dia pernah mengirim sms meminta maaf atas kata-kata dia. Pertanyaan saya:
1. Apakah saya sepenuhnya benar-benar salah dengan keputusan saya?
2. Berlebihankah jika saya mengharapkan ia berbicara pada saya untuk memperjelas apakah dia masih tidak percaya selamanya pada saya?
3. Bagaimana menyikapi sahabat saya ini? Sementara dia tidak pernah menyinggung sedikitpun tentang dia yang tidak lagi percaya pada saya?
Terima kasih, Ustadz.
Wassalamu’alaikum.
Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudara Thia yang dirahmati Allah SWT, merusak kepercayaan memang lebih mudah daripada membangun kepercayaan. Seringkali terjadi kepercayaan yang dibangun susah payah selama bertahun-tahun rusak hanya dengan sekali saja melakukan kesalahan. Bahkan oleh kesalahan yang kita anggap kecil, tapi ternyata besar di mata orang lain. Oleh sebab itu sebaiknya kita perlu mengetahui apa yang membuat kepercayaan itu rusak ditinjau dari sudut pandang orang lain. Dan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang membuat kepercayaannya pada seseorang menjadi rusak. Misalnya, bagi orang tertentu mungkin yang merusak kepercayaannya adalah kebohongan, tapi bagi orang lain mungkin adalah tidak mau menolongnya.
Nah..pada masalah Anda, saya melihat teman Anda sebetulnya hanya emosi sesaat saja ketika ia mengirim sms yang bunyinya tidak percaya lagi kepada Anda selama-lamanya. Mungkin ia tipe orang yang cepat meluap emosinya, tapi juga cepat memaafkan. Oleh karena itu sebaiknya sikap Anda adalah memaafkannya dan tidak memasukkan kata-kata dalam smsnya ke dalam hati Anda. Sebaiknya Anda bergaul lagi dengannya seperti semula dan jangan menjauh darinya. Saran saya juga Anda tidak perlu menanyakan mengapa ia mengirim sms yang menyakitkan hati Anda tersebut. Saya yakin ia sendiri mungkin sudah lupa atau tidak memikirkan lagi apa yang telah dilakukannya kepada Anda. Lagipula ia telah meminta maaf kepada Anda dan sebagai muslim yang baik tentu Anda harus memaafkannya. “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (QS. 42 : 37).
Saudaraku Thia yang disayang Allah SWT, jika kita ingin sukses dalam pergaulan, maka stock (persediaan) maaf kita harus banyak, sehingga tidak mudah sakit hati oleh berbagai perkataan dan perilaku teman-teman kita. Yakinlah bahwa orang lain belum tentu berpikir dan merasakan seperti kita. Mereka sudah sibuk dengan dirinya masing-masing, sehingga apa yang kita pikirkan dan rasakan belum tentu mereka pikirkan dan rasakan juga. Dengan keyakinan ini, kita tidak mudah sensitif dengan perilaku orang lain (terutama dengan perilaku yang menyakitkan).
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan