Ass. Wr. Wb.
Bagaimana saya bisa belajar lebih banyak lagi tentang Islam dan yang lainnya, sementara saya merasa awam untuk materi-materi yang mendalam. Padahal saya yakin potensi saya untuk berfikir lebih jauh dapat memberikan sesuatu.
Perlukah saya mengulang lagi pendidikan tentangagama? Saya ingin belajar lebih cepat. Bila bapak punya, tolong berikan link ke situs-situs di mana saya bisa belajar dari awal.
Terimakasih, ass. Wr. Wb.
Saudaraku Yossi MM, jika kita ingin belajar tentang Islam tidak bisa kita belajar hanya dari ‘ustadz google’. Artinya, belajar Islam secara otodidak dengan cara membuka situs-situs tentang Islam di internet. Tidak juga bisa belajar otodidak dengan cara membaca buku-buku Islam yang sekarang ini banyak di toko-toko buku. Belajar Islam yang diajarkan Rasulullah saw harus memenuhi tiga aspek., yaitu :
1. Belajar langsung dari seorang ustadz secara talaqqi (sedikit demi sedikit).
Belajar Islam yang benar harus dibimbing oleh guru-guru agama (ustadz/murobbi). Inilah yang dilakukan oleh para sahabar yang belajar langsung dari Nabi. Inilah yang dilakukan tabi’in (murid sahabat) yang belajar langsung dari para sahabat Nabi. Dan inilah yang dilakukan tabiit tabi’in (murid dari murid sahabat Nabi) yang belajar langsung dari muridnya sahabat Nabi). Demikian seterusnya, para ulama (orang Islam terdahulu) belajar dari ulama sebelumnya.
Saat ini kita menjumpai fenomena berbeda, dimana ada orang Islam yang merasa telah belajar Islam padahal ia tidak mempunyai guru agama. Kalau pun mempunyai guru agama dalam pemahamannya sangat sederhana, yaitu guru yang mengajarkan ia membaca Al Qur’an. Padahal yang dimaksud guru agama disini adalah guru yang benar-benar mengajarkan agama, bukan guru ngaji membaca Al qur’an semata.
Belajar Islam tanpa guru agama beresiko pada pemahaman Islam yang salah, karena tidak ada yang menegurnya ketika ia memahami agama secara salah. Itulah sebabnya, sekarang ini banyak orang yang pemahaman Islamnya nyeleneh karena memahami agama secara otodidak. Hanya mengandalkan kemampuannya menganalisa sendiri tanpa ada yang membimbingnya. Balajar ilmu pengetahuan umum saja kita butuh guru/dosen yang secara langsung membimbing kita. Apalagi belajar agama yang lebih prinsipil, tentu kita membutuhkan pembimbing langsung agar pemahaman kita tidak sesat.
2. Membaca Al Qur’an dan Hadits secara langsung.
Belajar melalui guru agama (ustadz/murobbi) harus diiringi dengan membaca/mempelajari sumber hukum Islam secara langsung, yakni Al Qur’an dan Hadits. Hal ini agar tidak taqlid buta dengan guru agama kita, yang mungkin saja mengajarkan sesuatu yang keliru. Dengan langsung membaca Al Qur’an dan hadits, kita bisa membentengi diri dari taqlid buta dan dapat mengoreksi/mengkritisi pemahaman guru kita yang keliru.
3. Membaca buku-buku/situs-situs Islam.
Fungsi membaca buku-buku/situs-situs agama adalah untuk memperkaya pemahaman kita tentang agama. Sekedar memperkaya, bukan untuk menjadi cara satu-satunya belajar Islam. Cara ini dilakukan seiiring dengan cara pertama dan kedua (yakni mempunyai guru agama/guru mengaji dan mempelajari Al Qur’an/Hadits secara langsung). Hal ini berarti kita harus mencari guru agama yang baik dan mau meluangkan waktu untuk membaca secara rutin Al qur’an dan hadits jika ingin belajar agama secara sungguh-sungguh.
Demikian jawaban saya. Semoga kita semua mendapatkan hidayah untuk memahami ajaran Islam secara benar.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan