Assalamu’alaikum ustadz..
Saya seorang akhwat yang sedang belajar menjaga pandangan. Dan alhamdulillah saya terlibat dalam LDK. Namun, akhir-akhir ini saya kurang aktif di sana karena ada dua orang ikhwan yang membuat saya tidak nyaman. Mereka sering sekali memandang saya (baca: tidak menjaga pandangannya) dan bersikap berlebihan dengan saya, padahal kapasitas ilmu keduanya jauh di atas saya.
Yang mau saya tanyakan bagaimana sebenarnya cara yang syar’i bila seorang ikhwan ingin mendekati seorang akhwat ustadz? Dan untuk kedua ikhwan tersebut cara apa yang paling baik dan benar dalam menghadapi mereka, karena terkadang saya sering bersikap tegas yang berlebihan/galak pada keduanya?
Semoga Allah membalas semua kebaikan ustadz.
Umi mahmudi
Wa’alaikum salam wr. wb.
Ummi Mahmudi yang disayang Allah SWT, sungguh mulia sikap Anda yang selalu menjaga pandangan dan ingin agar lawan jenis di sekitar Anda juga menjaga pandangannya. Semoga karakter ini tetap terjaga seterusnya karena hal tersebut merupakan mahkota kehormatan seseorang. Apalagi Allah SWT memang memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…” (QS. 24: 30). “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…” (QS. 24: 31).
Setahu saya, cara yang syar’i bagi seorang ikhwan untuk berbicara dengan akhwat adalah berbicara seperlunya, tidak terus memandang wajahnya (apalagi memandang pada bagian-bagian tertentu yang sensitif) dan menjaga jarak agar tidak terlalu dekat (apalagi bersentuhan). Untuk menghadapi ikhwan yang agak ‘genit’ sebaiknya seorang akhwat tidak tergoda menjadi genit juga, tetap tegas dan tetap menjaga wibawa.
Galak sedikit juga tidak apa-apa untuk menunjukkan dirinya punya prinsip dalam bersikap. Allah SWT berfirman: “Wahai isteri-isteri Nabi! Kamu tidak seperti perempuanyang lain, jika kamu bertakwa. Makan janganlah kamu tunduk (melemahlembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit di dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. 33: 37).
Walau perintah di atas ditujukan kepada isteri Nabi tetapi mereka adalah teladan bagi kaum muslimin dan muslimat, sehingga ketika perlu meneladani mereka dalam berbicara kepada lawan jenis.
Semoga masukan dari saya ini bermanfaat untuk meningkatkan kesholihan kita bersama..amiiin.