Pak ustadz saya pernah membaca hadist yang intinya ‘Allah yang berkuasa untuk menutupi aib seseorang’ dan saya pernah mendengar ceramah seorang ustad yang mengatakan bahwa ‘kita tidak boleh membuka aib yang telah ditutupi oleh Allah’.
Berdosakah bila seseorang menyimpan aibnya rapat-rapat? (dengan niat bukan ingin terlihat baik, tapi dengan niat untuk memperbaiki diri & ingin menjadi lebih baik lagi)
Ananda Salwa, aib memang tidak selayaknya di ungkapkan ke khayalak ramai untuk di ungkapkan karena menyangkut hal-hal negatif yang hanya dapat menimbulkan permasalahn-permasalahan baru sebagai ekses dari mengetahui aib tersebut bahkan bisa jadi malah berkembang menjurus ke fitnah dengan adanya penambahan-penambahan dari cerita yang sebenarnya.
Tapi bukan berarti aib tidak boleh diungkapkan kepada orang lain juga. Aib kita misalnya, tidak ada salahnya kita ceritakan kepada orang yang kita percayai untuk tidak menyebarkan kepada orang lain dengan tujuan mencari solusi dari aib tersebut dan menjadi pelajaran bagi pihak lain.
Misalkan seperti banyak pertanyaan di rubrik ini yang bercerita bahwa dirinya telah melakukan perbuatan zina, tentulah bukan dalam rangka mengungkapkan atau membuka aib dirinya tetapi juga bagaimana mengatasi permasalahan yang dialaminya tersebut. Di samping juga permasalahan ini dapat menjadi pelajaran bagi orang lain (para pembaca) agar tidak terjerumus pada persoalan yang sama.
Mungkin dengan kita sharing/ berbagi dengan orang lain, kita dapat semakin lebih mudah untuk memperbaiki diri kita dibandingkan kita menutup rapat-rapat dengan harapan agar dapat diatasi sendiri. Tentulah orang itu yang mempunyai kapabilitas untuk dapat menyelesaikan persoalan yang Anda hadapi dan dapat mencarikan jalan keluarnya.
Semoga bermanfaat