Harus Bersikap Bagaimana

Assalamualaikum wr wb, Bapak..Saya gadis (27) dengan 2 saudara perempuan semua. Kami tinggal dirumah yang kedua orangtua kami hubungannya tidak harmonis. Meskipun ayah-ibu tinggal satu rumah tapi komunikasi tidak pernah ada, sebagai anak sulung saya merasa sangat terbebani sekali, setiap ada masalah saja membuat anak-anak khawatir, tidak tenang dalam belajar. Keadaan seperti ini sudah kami lalui sejak saya berumur 10 tahun. Mereka pernah mau bercerai, sebagai anak kami berusaha untuk menyatukan ortu, alhamdulillah perceraian tidak terjadi. Ternyata tidak berakhir begitu saja, meski tidak terjadi perceraian, hubungan keduanya tetap tidak harmonis bahkan mereka jalan sendiri-sendiri. Keadaan ini membuat saya sangat selektif dengan laki-laki, saya tidak ingin yang ibu saya alami, saya akan alami lagi, saya tidak mau nantinya anak saya merasakan apa yang saya rasakan. Saya juga terbiasa dengan menyelesaikan masalah sendiri, saya merasa tidak ada tempat untuk berbagi kecuali Allah. Alhamdulillah Allah mengabulkan doa saya, saya lulus sekolah, menyelesaikan kuliah, begitu lulus langsung mendapat pekerjaan. Namun Allah belum mempertemukan saya dengan jodoh, saya ingin bisa menikah diumur 27 tahun sekarang usia saya 28 tahun. Allah memberiku ujian lagi, aku bertemu dengan pria Kristen. Saya jatuh hati padanya karena sikapnya dan hubungan kami berjalan 3 tahun ini. Dia berasal dari keluarga Kristen yang juga menginginkan menantu yang juga Kristen. Kami saling mencintai dan ingin melanjutkan ke pernikahan. Dalam menjalin hubungan kami, saya merasa yakin bahwa dia bisa menjadi muslim entah keyakinan saya ini terbawa karena perasaan saya atau tidak saya tidak tahu, tapi ketika selesai sholat saya berdoa selalu saja dia muncul dalam pikiran saya, malah kami semakin dekat. Sampai sekarang dia masing berpegang pada keyakinannya. Bahkan dia mengajak supaya kami menikah dengan dua keyakinan, pasti saya tidak mau saya tetap ingin menikah dengan seorang muslim dan berharap dia bisa menjadi muslim. Saya juga telah menjelaskan bagaimana hukumnya jika kami menikah, bahkan saya berikan kumpulan artikel tentang pernikahan beda agama. Kamipun pernah tukar pikiran tentang Islam. Tetapi sampai sekarang dia juga belum bisa masuk Islam. Kini hubungan kami sangat jauh, komunikasi kami sangat jarang kami lakukan, terakhir dia memutuskan untuk meninggalkan saya, mau menikah dengan orang lain, keluar dari tempat kerja karena tidak bersama saya. Tapi ternyata ortu gadis yang akan dia nikahi tidak merestui lantaran dia tidak punya pekerjaan. Sekarang dia belum jadi keluar karena perusahaan masih menahan (membutuhkan) dia. Saat itu saya merasa sangat kecewa sekali, kenapa kemarin saya tidak menerima saja seorang pria muslim kemarin yang dikenalkan teman ibu walaupun saya belum mengenalnya, padahal harapan ortu saya, saya bisa cepat nikah mengingat saya adalah anak pertama dan saudara saya perempuan semua. Waktu itu malah saya menolak dan meyakinkan pada ibu bahwa dia adalah yang baik untuk saya. Tapi rasa kecewa itu tak kan mengubah segalanya, saya hanya perpikir semua ini hanya ujian dariNya. Impian, harapan, penantian saya 3 tahun ini kepadanya ternyata tak berbuah bahkan sia-sia. Kadang dia masih kontak lewat sms atau telp mengatakan masing sayang, menanyakan saya sudah makan apa belum, saya udah katakan untuk tidak perlu mengatakannya karena menambah sedih saja, saya tidak ingin saya berharap lagi kepadanya, saya katakan kalo dia benar serius ingin bersama dia harus jadi muslim. Jika tak sengaja kami bertemu ( kami dalam satu perusahaan) saya merasa sedih dan ingin menangis saja, sampai sekarang dia masih dalam pikiran saya terus, apa yang harus saya lakukan kepadanya, kalau saya memutuskan kontak dengannya apa berarti saya telah memutuskan silaturahmi (hukumnya juga berlaku untuk non muslim) dengannya? Terus terang saya masih menyayangi dia, berharap Allah memberikan hidayah padanya. Salahkah saya jika berharap seperti ini? Apakah ini kesalahan besar yang saya lakukan karena mencintai orang beda aqidah? Sekarang saya sedang menata hati mengobati hati yang kecewa ini walaupun saya tahu ini sangat berat saya lakukan, tapi apa yang harus saya lakukan? saya berharap ada yang melamar saya secepatnya, untuk menyempurnakan setengah ibadah saya, untuk mengobati hati ini. Orangtua saya juga berharap saya menikah lebih dulu dari adik saya. Terimakasih. Wassalamualaikum

Wa’alaikum salam wr. wb.
Ananda Hanik yang dikasihi Allah SWT, saya turut prihatin dengan kondisi orang tua Anda yang tidak harmonis. Berjalan sendiri-sendiri dan jarang berkomunikasi. Padahal kita tahu bahwa tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun, saran saya kondisi orang tua Anda jangan menjadikan Anda trauma untuk berumah tangga atau terlalu selektif dalam memilih pasangan hidup. Pertengahan adalah sikap terbaik (tidak terlalu selektif, tapi juga tidak terlalu longgar dalam memilih jodoh). Banyak koq…lelaki dan perempuanyang memiliki orang tua tidak harmonis bahkan broken home, tapi ia bisa membentuk keluarga yang bahagia dengan pasangannya.
Lalu tentang lelaki kristen yang penah berpacaran sama Anda, saya memuji kekokohan sikap Anda yang tidak mau menikah sebelum ia masuk Islam. Dalam agama Islam, peremuan muslim haram hukumnya menikah dengan lelaki kristen. Status hukum pernikahannya disamakan dengan zina yang dosanya sangat besar. Oleh karena itu tetaplah Anda istiqomah dengan sikap Anda yang tidak mau menikah dengan dia sebelum ia masuk Islam. Jika pun ia berjanji akan masuk Islam setelah menikah dengan Anda, maka jangan percaya dengan janji manisnya. Sebab biasanya hal itu dusta dan tidak akan dilakukan setelah ia menikah dengan Anda.
Saya juga menyerankan agar Anda mengubur kenangan manis Anda bersamanya. Dari cerita Anda, saya melihat lelaki tersebut tidak akan mau masuk Islam (padahal Anda sudah menunggunya tiga tahun). Sikapnya yang menjauhi Anda sudah benar karena ia merasa tidak sanggup untuk memenuhi permintaan Anda masuk ke dalam Islam. Jadi sikap Anda yang benar adalah juga menjauhinya. Kalau Anda sulit untuk melupakannya itu wajar karena ada terlanjur sayang kepadanya. Namun ingat kita harus lebih sayang kepada Allah SWT dan agama-Nya dari segala apapun di dunia ini. Jauhi ia dengan cara baik-baik. Namun jika sulit, jauhi ia degan cara yang lebih keras (sama sekali tidak berhubungan dengan dia). Pindah kerja, tidak membalas sms/telponnya, membuang benda-benda kenangan dengan dia adalah contoh untuk melupakan dia dengan lebih keras. Jika Anda ingat kepadanya, segera istghfar kepada Allah SWT dan minta kepada Allah SWT agar memberikan Anda hati yang lain. Hati yang lupa kepada lelaki kristen tersebut. “..dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya (menguasai hati manusia)” (QS. 8 : 24). Insya Allah jika Anda sungguh-sungguh melupakannya, maka Allah SWT akan membantu Anda untuk melupakannya.
Lalu mulailah hidup baru dengan sikap yang ceria dan dengan memperluas pergaulan. Dari cerita Anda, saya yakin Anda akan mudah menarik lelaki lain untuk meminang Anda. Syaratnya Anda harus berani membuka hati Anda untuk lelaki lain dan jangan sering membandingkannya dengan lelaki kristen tersebut. Cara lain untuk lebih cepat mendapatkan jodoh adalah meminta bantuan kepada orang-orang baik di sekitar Anda untuk membantu Anda mencarikan jodoh. Orang tersebut bisa ustadzah yang Anda kenal, sahabat baik Anda, atau siapa saja yang reputasinya baik. Lalu banyak tahajud (sholat malam) agar Allah SWT memperlancar urusan Anda. Pilih jodoh yang seagama dan akhlaqnya baik, dan jangan terpesona dengan kegantengan dan kekayaan seseorang. Insya Allah jika Anda bersungguh-sungguh berusaha dan berdoa maka Allah SWT akan mengabulkan permintaan Anda. Wallahu’alam bi showab.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan