Assalaamu´alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh
Saya seorang mahasiswi semester 5, bagaimanakah memenejemenkan hati bila timbul rasa ingin menikah? Sebenarnya saya sudah dijodohkan oleh orang tua saya, namun kesepakatan keluarga pernikahannya setelah saya lulus kuliah.
Wa’alaikum salam wr. wb.
Menikah memang sebuah perbuatan yang mulia. Oleh karena ini adalah perbuatan yang mulia maka kita pun sudah seharusnya mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Menikah bukan hanya sekedar peristiwa seremonial semata. Tidak hanya ijab qabul dan melaksanakan walimatul Ursy semata. Tetapi lebih panjang dari itu. Menikah adalah sebuah ‘bab baru’ dalam lembaran kehidupan, di mana terbentang jalan menuju masa depan. Bila kita telah membekali diri dengan pemahaman dan persiapan yang baik, insya Allah ketika kita mengarunginya akan mudah. Dan sebaliknya bila kita hanya mempersiapkan diri seadanya (apalagi bila tidak punya persiapan), kesulitan-kesulitan hidup akan mudah menghampiri kita.
Oleh karena itu ananda Ani, persiapkan hati Anda. Bukalah hati Anda untuk melihat ragam kehidupan dan potensi yang Anda miliki untuk bekal di masa depan. Usia dan perkuliahan Anda tentulah masih bisa Anda optimalkan untuk berkarya bagi kemaslahatan orang banyak.
Fokuskan terus hati dan pikiran Anda untuk lebih berkonsentrasi pada kuliah dan hal-hal yang dapat mengembangkan kualitas diri Anda. Antara lain dengan cara memperbanyak aktivitas-aktivitas positif, mengkuti organisasi, majelis taklim, kepanitian, kursus-kursus dan sebagainya. Hati-hati dengan waktu luang. Karena godaan waktu luang, akan membawa pemikiran kita pada hal-hal yang melenakan tanpa arti bahkan dapat membawa kita pada pemikiran-pemikiran yang kurang baik.
Toh Anda pun sudah punya jodoh, sehingga Anda tidak perlu ragu untuk menyelesaikan kuliah terlebih dahulu serta menjalankaninya dengan sebaik-baiknya. Bukankah hasilnyapun akan dirasakan oleh banyak pihak, Anda, orang tua, dan keluarga yang akan Anda bangun kelak?
Semoga bermanfaat