Assalamu’alaikum wr. wb.,
Pak Ustadz ana seorang mahasiswa fisika, sebelum ana jadi mahasiswa ana telah berkomitmen untuk menjadi ilmuwan fisika Islami, itu dikarenakan untuk membanggakan (almarhum) ayah ana yang berharap suatu hari ana bisa jadi orang sukses.
Namun, semenjak ayah meninggal 6 tahun yang lalu keadaan berubah total seakan-akan rumah kami jadi suram, terutama bagi ana, pikiran ana dan hati ini jadi kacau balau, ana tak bisa fokus kuliah akibatnya nilai prestasi ana jadi hancur, belum lagi ibu ana yang sekarang jadi orang tua tunggal harus mengurusi saudara-saudara yang lain terlebih lagi beliau suka mengeluh akibat rematik dan kelainan cairan yang terdapat di lutut beliau yang menyakitkan sekali. Ana tidak tega melihat keadaan ibu seperti itu, namun apa mau dikata ana belum bisa berbuat banyak untuk meringankan beban orang tua.
Setiap malam pun ana selalu memikirkan bagaimana masa depan ana dan keluarga, masa depan akademik ana yang berliku-liku dan langkah-langkah apa yang harus ana lakukan untuk mengatasi permasalahan ini, ana jadi bingung, sedih, dan hilang semangat
Mohon bimbingan dan nasehat dari Ustadz.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudara Ibnu Khair yang disayangi Allah SWT, hidup ini adalah ujian untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keimanan kita. Jika kita berhasil mengatasinya, maka iman kita naik derajatnya menjadi iman yang sejati. Dan iman adalah syarat utama untuk memperoleh bantuan Allah SWT di dunia dan surga kelak di akhirat. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. 29 : 2-3).
Oleh karena itu saudaraku, hadapilah ujian hidup yang Anda alami dengan sabar. Sering-seringlah menengok ke bawah, melihat orang yang nasibnya lebih malang daripada Anda agar rasa syukur bertambah dan kesabaran meningkat. Lalu milikilah kebiasaan untuk fokus (konsentrasi) dengan apa yang kita sedang Anda kerjakan. Ketika di kampus, fokuslah pada aktivitas belajar dan jangan memikirkan yang lain (termasuk kondisi keluarga Anda). Begitu pun ketika di rumah, fokuslah berbakti kepada ibu Anda dan membantu keluarga Anda. Allah memerintahkan kita untuk mampu membagi perhatian (fokus) agar kita dapat berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (QS. 94 : 7). Dengan kemampuan membagi fokus ini maka kita dapat menyelesaikan segala urusan dengan baik dan apabila ada masalah dalam satu urusan tidak merembet ke urusan yang lain. Hal ini penting Anda miliki agar dapat tetap berpikir jernih ketika menghadapi ujian dalam berbagai aspek kehidupan kita (kuliah, keluarga, masa depan, dan lain-lain).
Saudaraku, perlu dipahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna dalam seluruh aspek kehidupannya (kecuali Nabi Muhammad saw). Itulah keadilan Allah, yang hikmahnya antara lain agar kita selalu bersyukur dan saling membantu satu sama lain. Ada orang yang kaya, tapi ternyata penyakitan. Ada orang yang pasangannya cantik/ganteng, tapi ternyata tidak mempunyai anak. Ada orang yang anaknya banyak, tapi ternyata miskin. Ada orang yang miskin, tapi keluarganya harmonis. Ada yang kaya, tapi anak-anaknya tidak sholat, dan lain sebagainya.
Syukurilah apa yang terjadi, lalu berupayalah untuk bisa fokus menyelesaikan persoalan kehidupan ini satu persatu. Ibarat sebuah benang kusut Anda harus sabar untuk mengurainya satu persatu, tapi kalau tidak sabar dan sudah pesimis atau emosi duluan maka benang kusut tersebut tidak akan mampu diurai satu persatu. Yakini bahwa ketika Anda berada di kampus, maka urusan di keluarga Anda sudah diurus oleh Allah SWT, begitu pun sebaliknya. Yakini percuma saja kita terlalu memikirkan sesuatu (kepikiran) padahal kita sedang mengerjakan urusan yang lain. Serahkan urusan yang lain tersebut kepada Allah karena Allah lah yang memiliki segala sesuatu. Tugas Anda hanya menyelesaikan urusan semampu Anda dan kalau tidak mampu kembalikan hal tersebut kepada Allah SWT (tawakal). “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. 2 : 286)
Perbanyaklah ibadah dan berdoa kepada Allah karena dengan doa, takdir (yang menurut kita buruk) dapat berubah menjadi baik. “Tidak ada yang dapat merubah takdir, kecuali doa’ (HR. Muslim).
Demikian saran saya. Semoga Anda diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk mempu mengatasi ujian hidup ini.
Salam Berkah,
(Satria Hadi Lubis)