assalamualaikum,
ustadz, saya adalah seorang ketua aktivis mahasiswa, saya mempunyai bawahan seorang akhwat. sejak semula saya sudah jatuh hati pada akhwat tersebut, bukan karena kecantikannya, tapi karena sikapnya yang bisa mendinginkan hati saya sewaktu saya sedang pusing ataupun marah.
hingga saat inipun saya masih jatuh hati pada akhwat tersebut, hingga pada suatu saat saya bertemu dengan seorang teman dan tanpa saya mulai dengan menyebut namanya, teman saya bilang kalau akhwat tersebut juga jatuh hati kesaya ( karena memang teman saya dekat dengan akhwat tersebut), selain itu jika saya lihat dari sikapnya terhadap saya, saya juga yakin kalau dia memang juga jatuh hati dengan saya, begitu juga dengan teman yang lain juga bilang seperti itu.
saya sudah berusaha menjaga hati saya biar tidak terbawa arus terus, namun ternyata bukan bertambah ringan tapi bertambah berat.
kini saya sudah meng ikhtiarkan untuk mencari ma’isyah / pekerjaan untuk rencana saya menikahi akhwat tersebut.
yang saya tanyakan ustad, apakah sikap saya salah?kemudian bagaimana saya menjaga hati ustad, karena intensitas ketemuan saya dan akahwat tersebut memang dituntut tinggi.
Ananda Arif yang dicintai Allah SWT, untuk menjaga hati jika sudah terlanjur cinta memang susah-susah gampang. Kata kuncinya adalah kemauan yang keras dan konsisiten untuk tidak terbawa hawa nafsu (cinta yang tidak proporsional). Kalau hati kita masih maju mundur (‘bermain’ hati) agak sulit untuk menjaga hati. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga hati adalah :
1. Anda harus melupakan akhwat tersebut. Jangan tergoda dengan kecantikan atau sikap manisnya kepada Anda. Syetan adalah makhluk terkutuk yang mampu membuat kita memandang yang buruk menjadi baik/indah atau sebaliknya. Jangan merasa sayang untuk melupakannya atau takut mengecewakannya. Bertindak tegas sejak dini terhadap godaan cinta jauh lebih menyelamatkan daripada membiarkan diri terbakar api cinta yang menghancurkan akal dan amal kita.
2. Sibukkan diri dengan aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran, sehingga Anda tidak punya waktu luang untuk memikirkan akhwat tersebut. Kalau malam juga mudah tidurnya, karena sudah terlalu lelah. Namun kalau waktu luang Anda banyak, pikiran akan mengembara. Tabiat pikiran adalah mudah memikirkan hal-hal yang berkesan, enak dan indah. Memikirkan orang yang dicintai termasuk kriteria tersebut, sehingga akan semakin sulit Anda melupakannya.
3. Jika Anda teringat dengan kebaikannya atau saat-saat indah dengannya, imbangi ingatan tersebut dengan mengingat-ingat kekurangannya atau saat-saat yang paling menyakitkan dengannya. Cara ini akan mengurangi rasa suka/cinta yang berlebih-lebihan dengannya.
4. Saingi rasa cinta Anda kepadanya dengan meningkatkan rasa cinta Anda kepada Allah SWT. Jika Anda mencintai Allah, niscaya rasa cinta (yang berlebihan) kepada orang lain akan hilang. Cinta kita kepada orang lain lebih bersifat universal dan rasional karena di hati kita hanya ada cinta sejati kepada Allah SWT.
5. Perbanyak ibadah dan berdoa yang sungguh-sungguh kepada Allah. Minta kepada Allah SWT untuk membalikkan rasa cinta Anda kepada si dia menjadi rasa hambar kepadanya. Ingat! Allah yang mempunyai hati kita dan Ia juga yang mampu membalikkan hati kita. Jika Anda mengatakan sudah berdoa kepada Allah tapi malah mimpi yang indah-indah dengan dia, itu berarti Anda tidak ikhlas dan sungguh-sungguh meminta kepada Allah untuk membantu Anda melupakannya. Mungkin malah Anda tidak ikhlas dengan kehendak Allah yang tidak menginginkan Anda bersama dengannya.
6. Kalau perlu jauhi interaksi langsung maupun tidak langsung dengan orang yang dicintai. Jika Anda satu organisasi dengan dia, mungkin Anda perlu cari organisasi lain. Buang juga benda-benda yang mengingatkan Anda kepada si dia. Bahkan kalau perlu jangan menerima telpon/sms darinya untuk sementara waktu atau seterusnya.
7. Jangan pernah mengutarakan janji kepadanya untuk menikahinya (istilahnya: “mentek”), jika waktu menikah Anda masih lama (di atas 6 bulan). Cara “mentek” lawan jenis hanya akan mengotori hati (zina hati) dan lancang karena mendahului takdir Allah. Kelak jika Anda sudah siap menikah dan dia masih sendiri, Anda bisa langsung melamar dia untuk dinikahi.
Demikian saran saya. Semoga Anda mampu menjaga hati di jalan da’wah yang suci ini.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan