Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Kepada Yth. Bapak Ustadz pengasuh rubrik konsultasi eramuslim, aaya seorang mahasiswa di Bandung, pada saat akhir tahun ke-2 kuliah (semester 5), saya terpaksa meninggalkan kuliah karena ada masalah keluarga, juga karena ada masalah lain.
Saat ini setelah dua tahun berlalu alhamdulillah masalah-masalah tersebut sudah selesai dan saya pun berniat untuk melanjutkan kuliah kembali karena masih terdaftar di sebuah PTN. Namun ternyata ketika kembali memasuki aktivitas kuliah, saya justru malah mengalami tekanan mental dari diri sendiri. Entah kenapa saya merasa minder dan rendah diri, malu pada teman-teman dan keluarga, karena saya melihat teman-teman seangkatan sebagian sudah banyak yang lulus dan juga bekerja. Saya jadi merasa gagal, malu karena tertinggal jauh dari teman-teman. Saya jadi malas, apatis, dan lemah semangat, terasa sulit sekali untuk membangitkan motivasi lagi sehingga niat untuk meneruskan kuliah pun jadi terasa malas dan terasa menjadi beban.
Saya sangat berharap Bapak Ustadz dapat memberi nasihat, supaya saya bisa berpikir positif dan bisa bersemangat kembali untuk melanjutkan kuliah, saya sangat berharap bisa menyelesaikan pendidikan sarjana untuk bekal masa depan, juga untuk menunaikan tanggungjawab kepada orangtua. Demikian pertanyaan saya, atas perhatian Bapak Ustadz saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb.
Wa’alaikum’salam Wr. Wb.
Ananda SM yang dimuliakan Allah SWT, untuk dapat kembali semangat dan berpikir positif coba lakukan langkah-langkah berikut ini :
1. “Bakar” Perahu Anda.
Kiat ini sebetulnya diinspirasi dari kisah Thoriq bin Ziyad, salah seorang pahlawan Islam. Setelah beliau menyeberangi selat Gibraltar bersama pasukannya untuk menyerang kekaisaran Romawi, beliau baru tahu bahwa pasukan lawan yang akan di hadapannya jumlahnya lebih besar dan persenjataannya lebih canggih. Lalu apa yang beliau lakukan waktu itu? Ada dua pilihan, mundur atau tetap maju menyerang. Beliau memilih untuk tetap pada rencana awal yaitutu menyerang. Untuk memperteguh tekadnya, beliau lalu membakar perahu-perahu pasukannya sendiri, sehingga tidak bisa pulang kecuali setelah mengalahkan pasukan lawan. Tindakar membakar perahu merupakan kiat beliau agar tidak tergoda dengan ada pihan lain kecuali menyerang.
Kiat ini dapat digunakan oleh kita untuk konsisten terhadap rencana yang telah dibuat. Buat rencana dan yakini bahwa hanya satu pilihan untuk bertindak, yaitu melaksanakan rencana. Seringkali kita gagal melaksanakan rencana karena tergoda dengan pilihan-pilihan lain yang biasanya lebih enak dan ringan.
Oleh karena itu “bakar” pilihan-pilihan itu di dalam benak Anda. Bahkan dalam hal tertentu kita dapat “membakar” pilihan-pilihan lain tersebut bukan saja di dalam benak kita, akan tetapi dalam realita. Misalnya, agar tidak malas belajar, pindahkan televisi atau komputer internet dari tempat yang mudah kita akses (misalnya dari ruang keluarga ke kamar ortu), sehingga kita tidak tergoda untuk dengan mudah menonton televisi atau bermain komputer. Contoh lain, agar kita tidak keluyuran setelah pulang kuliah, bawa uang pas-pasan saja hanya untuk pulang, sehingga tidak bisa lagi keluyuran yang memakan biaya lebih. Ada seorang sahabat Rasulullah saw yang pernah tergoda dengan keindahan kebunnya, sehingga terlambat sholat Ashar berjamaah di masjid. Apa yang dilakukannya agar tidak mengulangi kesalahannya? Ia menginfakkan kebunnya agar ia tidak punya pilihan lain kecuali sholat Ashar pada waktunya.
2. Pasang Alarm Secara Rutin
Kiat kedua yang bisa dilakukan adalah memasang alarm secara rutin dari HP/jam kita. Pasang alarm pada saat Anda memang sudah waktunya untuk melaksanakan rencana Anda (secara harian atau mingguan). Agar Anda tidak “kebal” terhadap bunyi alarm, maka ubah bunyi alarmnya pada saat-saat tertentu. Jika Anda sudah konsisiten dan terbiasa melaksanakan rencana/tugas pada waktunya, bunyi alarm tersebut bisa saja dimatikan. Digantikan dengan bunyi “alarm” dalam pikiran Anda.
3. Yakini bahwa Anda Sudah Terlambat.
Yakini bahwa Anda sudah terlambat. Kalau perlu dramatisir bahwa Anda bukan hanya terlambat dibandingkan dengan teman-teman seangkatan Anda, tapi sudah terlambat dibandingkan dengan orang-orang seangkatan Anda di seluruh kota, bahkan di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Meyakini bahwa kita sudah terlambat mengambil analogi dari sirkut balap mobil. Seorang pembalap yang tertinggal akan lebih sungguh-sungguh dan bersemangat untuk mengejar ketertinggalannya. Begitu pun Anda, jika yakin sudah terlambat dibandingkan dengan orang lain, pasti kita tidak punya waktu untuk bermalas-malasan dan menunda-nunda rencana kita. Apalagi kalau benar-benar sudah terlambat, maka tak ada kesempatan lagi untuk bermalas-malasan agar lebih tidak terlambat lagi.
4. Dramatisir Dampak Buruk Yang Akan Terjadi.
Cara lain untuk membangkitkan semangat bertindak adalah mendramatisir dampak buruk yang akan terjadi. Dalam kasus Anda, jika Anda tergoda untuk menelantarkan tugas-tugas kuliah, bayangkan dampak buruknya berupa tertinggal, bahkan DO (drop out) dari kuliah. Jika DO maka sulit cari kerja. Jika sulit cari kerja maka sulit mempunyai uang, sedangkan bapak/ibu Anda mungkin pada saat itu sudah meninggal. Akhirnya, hidup kita terlunta-lunta bahkan jadi pengemis. Bayangkan dampak negatifnya secara kausalitas (hukum sebab dan akibat). Hukum kausalitas adalah hukum alam/Allah yang pasti dan rasional dan mungkin saja terjadi pada diri kita jika kita mengabaikan kesungguhan kerja.
Demikian saran saya agar Anda kembali bersemangat untuk melaksanakan rencana hidup Anda, khususnya menyelesaikan kuliah Anda.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan