Assalamuálaykum wr! Akh..
Saya seorang mahasiswa di sebuah unversitas di Jakarta,,saya menuntut ilmu jauh-jauh dari Jawa Timur ke sini..
Saya sangat terkesima ketika melihat ternyata di kampus ini masih banyak mahasiswa" yang memegang tali Iman dan Islam dengan erat..Padahal banyak juga selain mereka yang masih hedon..
Saya menyesal,,pada saat SMA dulu sampai sekarang,saya sering menarik ulur tali itu,,saya sering meninggalkan sholat..jarang Tilawah Qurán,,jarang sekali mengingat Allah SWT..
Tapi Allah SWT masih memberi saya kesempatan untuk hidup,,masih memberi saya kesempatan untuk bernafas,,dan masih memberi rezeki untuk saya…
Astaghfirullohaládziim…saya merasa malu pada Allah SWT..
Malu,,selama ini saya sering meninggalkan-Nya tanpa rasa malu..
Kini,,saya mau berubah..saya ingin sekali bertaubat,Akh..
Karena saya malu jika tidak sholat,,malu jika tidak menyebut Asma-Nya..Hikz..hikz..
Meskipun saya mencoba buat memaksa tubuh dan hati ini untuk beribadah pada Allah SWT,,masih terasa BERATnya minta ampun..Astaghfirullohaládzim…
Saya ingin merasakan nikmatnya Ibadah pada Allah SWT,ingin dekat dengan Al-Qurán,ingin memegang Tali Iman dan Islam dengan erat..
Pertanyaan saya: Apakah saya bisa meniti jalan Taubat itu?? Lantas bagaimana caranya?? Saya ingin Bertaubat dengan Taubatan Nasuha..
Wassalamuálaykum wr!
Syukron Akh.. Jazakallah
Ananda Muh. Latif yang disayang Allah SWT, Alhamdulillah Ananda sudah sangat ingin untuk bertaubat dan meninggalkan kebiasaan masa lalu yang berat beribadah kepada Allah SWT. Hidup hanya sekali. Rugi sekali kalau kita tidak beribadah dalam hidup ini karena memang itulah tujuan kita diciptakan Allah SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. 51 : 56).
Bagaimana cara bertaubat kepada Allah SWT? Para ulama dalam berbagai kitab mereka telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara bertaubat kepada Allah SWT. Sebaiknya Ananda membaca kitab-kitab tentang taubat kalau ingin mendalami bagaimana cara bertaubat yang benar di dalam Islam.
Di ruang terbatas ini, saya hanya ingin mengutip cara bertaubat menurut Al Qur’an surah Al Furqon ayat 70-71 : “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”
Jadi menurut surah tersebut, cara bertaubat yang sungguh-sungguh (taubatan nasuha) adalah dengan bertaubat (menyesali perbuatan) dan dilanjutkan dengan meningkatkan iman dan memperbanyak amal sholih. Pada ayat lain Allah berfirman bahwa taubat itu harus diiringi dengan kemauan yang kuat untuk tidak melakukannya lagi. “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS. 3 : 134).
Lalu bagaimana setelah kita bertaubat ternyata kita mengulangi lagi perbuatan dosa? Maka Jawabannya kita bertaubat lagi dan bertaubat lagi. Demikian seterusnya sampai mati. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah SWT menyukai orang yang banyak bertaubat daripada orang sombong yang merasa dirinya sudah baik. Hal itu karena taubat menunjukkan kerendahan hati dan kebutuhan kita akan rahmat Allah. Sebaliknya orang yang jarang bertaubat menunjukkan kesombangannya dan ketidakbutuhannnya akan rahmat Allah SWT.
Saya sarankan juga agar Ananda menjaga pengaruh lingkungan yang buruk, walau itu mungkin menyenangkan kita. Kalau bisa, ikuti juga pengajian secara rutin, terutama pengajian kelompok (tarbiyah) yang sekarang ini marak dimana-mana. Saya yakin di kampus Anda juga telah ada tarbiyah. Ikuti dengan rutin dan serius tarbiyah tersebut. Insya Allah taubat Anda menjadi taubatan nasuha, bukan taubat yang main-main (istilahnya : taubat sambal). Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam Berkah!
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan