Assalamualaikum wr. wb.
Salahkah saya?
Saya suka dngn seorang gadis, saat saya mengungkapkan rasa cinta saya, dia susah menerimanya, setelah saya desak terus, ternyata dia takut kalau saya kecewa karena Ayahnya mengalami gangguan depresi sampai sekarang. Saya bilang "bagaimanapun keadaannya Beliau Ayahmu, kalau kamu sayang, aku juga, tidak ada seorang manusia yang bisa memilih ke mana ia dilahirkan." Kemudian dia menerima saya.
Namun ketika saya ceritakan kepada ibu saya untuk menikahinya, dengan pertimbangan bahwa dia harus tauyangsebenarnya, dia susah menerimanya! "tidak adakah yang lain."
Yang saya tanyakan:
1. Salahkah saya memilih pasangan hidup saya? Karena dari bibityangbegitu. saya pun punya ketakutanyangsama dengan ibu saya, namun saya percaya kepada Allah swt.
2.Bagaimana cara yang baik untuk menjelaskan pada ibu saya?
Assalamualaikum wr. wb.
Saudaraku yang dicintai Allah SWT, saya akan langsung menjawab pertanyaan Anda sebagai berikut :
1. Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Naba’ ayat 8 menyebutkan bahwa makhluk hidup diciptakan berpasang-pasangan. Begitu juga dengan manusia, sehingga secara mutlak Allah SWT sudah menentukan siapa pasangan hidup kita yang akan menemani kita hingga akhir hayat nanti. Mengenai pilihan Anda terhadap seorang gadis yang ayahnya mengalami gangguan depresi menurut saya itu bukanlah suatu kesalahan. Teruskan rencana Anda untuk menikahinya jika ia memang gadis yang baik. Akan lebih salah lagi jika Anda tidak memilih pasangan hidup sama sekali dan akhirnya tidak menikah karena selalu was-was terhadap setiap calon pasangan hidup. Apakah ia dari bibit yang baik atau buruk. Saya yakin Anda adalah seorang muslim yang taat, maka tanamkanlah keyakinan pada diri Anda bahwa Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Jikalau takdir memutuskan bahwa ia memang bukan pasangan hidup Anda, maka itulah yang terbaik.
2. Tentang pertanyaan kedua Anda, maka saran saya sebaiknya Anda tetap gigih untuk menjelaskan bahwa gadis tersebut adalah calon isteri yang terbaik untuk Anda. Misalnya dengan menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada bapaknya belum tentu terjadi pada anaknya.
Namun apabila ibu Anda tetap tidak setuju, sebaiknya Anda mematuhi keinginan ibu Anda. Ridho ibu lebih mulia daripada kekerasan sikap kita untuk mempertahankan sang gadis. Bukankah kita menikah juga untuk kebahagiaan kedua orang tua kita?
Demikian jawaban singkat yang dapat saya berikan. Semoga Allah memudahkan langkah Anda untuk meraih apa yang Anda idamkan.
Salam Berkah !
(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan