Kita telah mengetahui marhalah dan peringkat yang sedang dilalui oleh dakwah Islam dan jenis usaha dan amal yang sungguh-sungguh yang dikehendaki oleh tahap dan peringkat ini. Yaitu, menyediakan generasi Islam yang beriman, yang menegakkan syakhsiah Islam untuk mengubah realitas yang batil dan menegakkan kembali syariat Islam, syariat Allah. Tuntutan yang asas pada hari ini ialah menyediakan dasar (pijakan) mukmin yang kokoh yang di atasnya dibina bangunan Islam yang agung.
Generasi Islam yang merupakan dasar yang kokoh itu dapat dilahirkan di alam nyata dengan memperbaiki diri lalu membangun rumahtangga Islam. Kemudian, mereka menyeru manusia supaya memperbanyak individu dan rumahtangga muslim dengan cinta-mencintai berasaskan kepada konsep persaudaraan karena Allah. Mereka ini kemudiannya bercantum dan diikat menjadi satu generasi Islam yang baru muncul yang menjadi teras dan dasar yang kukuh dan beriman yang sangat diperlukan untuk membina bangunan Islam ini.
Tetapi di sana ada beberapa banyak penyeleweng dakwah yang berusaha memalingkan para pendukung dakwah karena Allah dari usaha yang sungguh-sungguh ini. Ataupun memalingkan mereka dari jalan dakwah Islam supaya usaha dan tenaga hanya ditumpukan kepada urusan sampingan atau perkara cabang sama ada dengan niat baik atau sebaliknya. Tanpa disedari, ini boleh menghancurkan segala usaha-usahanya dan tidak menolongnya langsung. Pengarahan yang bersimpang-siur dan tidak bersatu akan menyusahkan kita untuk membuat kerja-kerja Islam atau boleh jadi terhenti langsung.
Angkatan muda Islam yang berkobar-kobar semangatnya boleh jadi mudah tertarik kepada tindakan yang demikian sekiranya mereka tidak berwaspada, tidak teliti dan tidak menjauhkan diri daripadanya. Kita akan cuba memberi penjelasan lebih lanjut di dalam perkara ini.
20.1 Urusan Kulliah dan Juz’iah
Di sana ada urusan kulliah (urusan pokok) dan urusan juz’iah (urusan cabang). Urusan kulliah ialah urusan Islam, mengembalikan semula muslim kepada Islam yang sahih, menegakkan syariat Allah, undang-undang Islam, membentangkan daulah Islam, kekuasaan Allah dan kekuasaan agama Allah di bumi. Di sana ada juga urusan juz’iah atau urusan cabang di dunia Islam yang perlu dirawat dan dibereskan.
Perkara yang sengaja ditimbulkan dan ditonjolkan oleh musuh-musuh luar atau musuh-musuh dalam. Apabila kita memberikan sepenuh perhatian kepada urusan juz’iah semata-mata dengan segala usaha dan tenaga yang ada pada kita sekarang maka kita tidak akan mampu menyelesaikannya. Tindakan sedemikian memalingkan kita dari usaha asasi yang sangat diperlukan oleh peringkat ini, yaitu mempersiapkan dasar yang kukuh dari generasi yang beriman dan yang bersatu padu.
Jadi, masalah ini menuntut supaya kita memberikan sebagian usaha waktu kita kepada jurusan juz’iah itu, di samping itu kita mesti berusaha bersungguh-sungguh dan terus membuat persiapan untuk urusan pokok dan asasi. Karena apabila urusan pokok ini dapat kita realisasikan maka segala urusan juz’iah dapat kita bereskan dengan mudah. Insya Allah.
Perkara penting dan perlu diperhatikan bersama, bahwa para pendukung dakwah, para duat kepada Allah yang sedang berada di dalam peringkat dakwah dan persiapan untuk mendirikan daulah Islam tidak boleh mengambil alih semua tanggungjawab, padahal tanggungjawab yang demikian hanya tanggungjawab khusus kepada negara dan daulah Islam apabila ia tegak nanti. InsyaAllah.
Kita perlu senantiasa ingat dan sadar bahwa amal jama’i yang sistematik, terancang, yang telah diperkuat oleh syura dan beriltizam dengan syariat Islam itulah yang wajib, paling selamat, paling sempurna dari amal perseorangan yang tidak terkawal serta dicetuskan oleh semangat yang berkobar-kobar tanpa melihat akibatnya. Oleh itu kita dapat menjamin bahwa di sana tidak ada perkara yang boleh mengelirukan usaha para petugas dan para pekerja di bidang dakwah dengan berbagai urusan juz’iah tanpa panduan dan perancangan yang sistematik.
20.2 Perbedaan Pendapat di Sekitar Masalah Cabang
Sebagian dari perkara yang memalingkan urusan dakwah Islam ialah membesar-besarkan perbedaan pendapat tentang perkara furu’ (cabang), lalu banyak tenaga, usaha dan waktu serta semangat tertumpu kepadanya. Di tengah-tengah kesibukan demikian, syaitan pun masuk campur untuk memecah-belah hati-hati yang telah bersatu padu dan menghalang semangat bekerjasama dan tolong menolong dalam mengurus kepentingan dakwah di jalan Allah dengan segala tuntutannya. Akhirnya bidang dakwah menjadi gelanggang perdebatan dan perseteruan yang pelik mulai dalam lembaran buku-buku hingga pada liqa atau pertemuan.
Perbuatan demikian memalingkan para pendukung dakwah yang menyeru manusia kepada Allah dari peranan yang penting yang dipertanggungjawab kepada mereka terhadap diri mereka dan terhadap manusia. Apabila datang kepada mereka seorang yang hendak mengetahui seluk-beluk agamanya, dia akan merasa susah hati melihat pertentangan dan perselisihan pendapat ini lalu dia lari menjauhkan diri dari para pendukung dakwah. Ini adalah merupakan satu kerugian besar yang mesti dielakkan.
Alangkah baiknya jika kita berpegang kepada kaedah yang selamat di dalam menyatukan amal usaha dan tolong menolong dengan bekerjasama dan tolong menolong di dalam perkara yang disepakati. Sebagian dari kita memberi kemaafan (excuse) terhadap sebagian yang lain di dalam perkara yang kita selisihkan terutama perselisihan tentang masalah furu’ atau perkara cabang.
Ada lagi satu kaedah lain yang mengatakan bahwa setiap masalah yang tidak dapat menghasilkan sebarang tindakan dan usaha, maka mengharungi masalah yang demikian adalah satu tindakan yang dilarang oleh syariat Islam.
Alangkah besar bahayanya orang yang baru belajar tetapi telah menganggap dirinya setaraf dengan imam-imam mujtahid lalu dia berijtihad. Apabila dia telah mengetahui satu nas di dalam satu perkara, dia mengeluarkan fatwa dan hukum lalu berpegang kuat dengan fatwanya dan tidak mau lagi menerima pandangan yang bertentangan dengan fatwanya.
Lebih dari itu, dia menyeru manusia supaya mendukung fatwanya dan menghimpun golongan yang tidak berilmu tadi dengan fatwanya, padahal mereka sendiri tidak mempunyai ilmu untuk mengukur sejauh mana benar atau tidak apa yang dikatakan kepada mereka dan mereka turut menyeru manusia kepada fatwa tersebut.
Orang yang demikian adalah orang yang telah terpedaya. Dia menyangka bahwa dengan membaca satu atau dua buku, dia telah mengetahui semua perkara dan menganggap dirinya telah layak berijtihad dan dapat merumuskan satu hukum dari nas yang dibacanya dan merasa mampu berbahas dan berhujah dengan ahli zikr hingga berani mengkritik dan menyalahkan mereka. Padahal siapa yang menganggap dirinya pandai, dia telah menjadi bodoh.
Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang mengenal kadar kemampuan dan taraf dirinya. Kita dengan pengalaman (tajribah) yang telah kita lalui tidak merasa kasihan kepada dakwah Islam dan harakah Islam lantaran adanya sikap yang demikian. Karena Allahlah yang memelihara dakwahnya dan harakah Islam dan menjaganya tetapi kita kasihan kepada mereka yang maghrur (yang terpedaya), karena mereka salah jalan dan tidak mendapat sebarang kebaikan.
Kita mempunyai pengalaman yang telah diajar oleh harakah Islam yang sejati bahwa siapa yang ada kebaikan padanya, Allah menggabungkan dia kepada kita dan siapa yang tidak mempunyai sifat demikian, Allah menjauhkan dia dari kita dan Allah menyelamatkan kita daripadanya.
20.3 Keburukan Keadaan Orang yang Kita Seru
Perkara yang memalingkan manusia dari seruan Islam, adalah keburukan keadaan dan suasana masyarakat, kerendahan taraf hidup serta asing dari Islam dan ajarannya. Itu adalah sebahagian dari perkara-perkara yang mendorong sebagian manusia bersikap putus asa dari jalan kebaikan dan berpaling dari memikul tugas dakwah Islam, tugas menyeru manusia kepada Allah.
Sebagian dari mereka berfikir untuk mengasingkan diri dari manusia dan menjauhkan diri dari segala pergolakan hidup. Sebagiannya pula bersikap isolatif dan berdiri di atas pagar menonton pertarungan di antara Islam dan jahiliah karena takut fitnah, bimbang diganggu-gugat oleh manusia serta takut menerima risiko.
Sikap sedemikian adalah salah. Melaungkan seruan Islam kepada manusia yang sedang tenggelam dalam lautan jahiliah serupalah dengan mengejutkan orang-orang yang tidur nyenyak yang berhampiran dengan kebakaran, dan api semakin menghampiri mereka padahal mereka tidak sadar bahwa diri mereka di dalam bahaya besar.
Tidaklah patut kita membiarkan mereka tanpa berusaha membangunkan mereka walau bagaimana nyenyak pun tidurnya. Boleh jadi sebagian dari mereka menolak tangan kita tatkala kita membangunkan mereka karena asyik tidur. Itu tidak boleh menjadi alasan untuk membiarkan mereka dimakan api, sebaliknya kita mestilah bersabar dan redha menanggung gangguan mereka dan berusaha bersungguh-sungguh untuk membangunkannya.
Demikian juga halnya dengan seorang dokter yang sedang mengubati orang sakit. Dia bersabar dan meneruskan rawatannya tanpa putus asa bagaimana kronis sekalipun penyakit si pesakit itu. Dia yakin bahwa yang menyembuhkan orang sakit itu Allah Taala saja dan Dialah saja yang berkuasa menyembuhkan penyakit. Demikianlah juga sikap sahibud-dakwah yang menyeru manusia kepada Allah walaupun bagaimana buruk keadaan manusia yang diseru.
Walaupun mereka menolak dan mengganggunya. Dia mesti terus menyeru mereka kepada ajaran Islam yang sejati tanpa merasa putus.asa. Dia yakin bahwa yang memberi hidayah hanyalah Allah. Kita hanyalah berusaha dan berikhtiar dan menunaikan kewajiban.
Adapun sikap berpaling atau tidak acuh kepada usaha dakwah Islam atau berdiri di atas pagar membisu seribu bahasa karena takut fitnah dan gangguan, maka itu adalah sikap negatif yang tidak sehat dan bertentangan dengan ajaran Islam yang hakiki. Adakah patut bagi seorang dokter tidak mau mengobati orang sakit karena takut tertular?
Sekiranya dokter itu bersikap demikian, niscaya penyakit itu melanda masyarakat dan memusnahkan masyarakat termasuk dokter itu sekali pun. Demikian juga kalau para duat yang menyeru manusia kepada Allah memberhentikan dakwah dan seruan mereka, akan tersebarlah fitnah. Fitnah itu kelak akan melanda rumah-rumah para pendukung dakwah sendiri, akan melanda segala yang hijau, yang basah dan kering," malah terus menular kepada fitnah yang lebih dahsyat lagi. Tidak ada jalan yang lebih selamat untuk kita kecuali berdakwah dan menyeru manusia kepada jalan Allah. Inilah satu-satunya jalan selamat untuk kita dan manusia.
Untuk itu, kita memohon perlindungan, pertolongan dan hidayah dari Allah dengan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan menggabungkan diri kita dengan sahibud-dakwah, dengan saudara kita yang mengingatkan apabila kita lupa, menolong kita apabila kita telah ingat.
Kita hendaklah menggabungkan diri kita dan manusia di bawah naungan jamaah Islam dan bekerjasama dengan mereka di dalam urusan dakwah Islam. Hanya kambing yang terasing dari kumpulannya yang mudah diterkam oleh serigala yang buas. Setiap orang dari kita hendaklah yakin dan percaya bahwa kebenaran yang kita bela dan perjuangkan, pasti akan menghapuskan kebatilan yang ada pada manusia walau bagaimana sombong dan keras pun ia.
20.4 Putus Asa dari Kemenangan
Ada orang berpendapat dengan pendapat yang dangkal dan terburu-buru apabila dia melihat muslimin berada di dalam kelemahan, kemunduran dan perpecahan. Di pihak yang lain, ia melihat musuh Islam berada dalam kekuatan dan kemajuan. Mereka kelihatan saling bertentangan antara mereka, tetapi mereka bersatu memerangi Islam.
Mereka sekarang ini memerangi dunia Islam dengan segala bentuk peperangan, serangan dan hantaman untuk menghancurkan muslimin dan meruntuhkan bangunan Islam serta menghapuskan Islam dari luar dan dalam. Mereka hancur leburkan daerah-daerah dan bagian-bagian Islam dari tubuh dunia Islam dan kita tidak melihat sebarang tindakbalas dari umat Islam yang berarti kecuali pengalihan demi pengalihan, bantahan demi bantahan.
Kalau demikian keadaannya, bagaimana para pendukung dakwah Islam dapat merealisasikan dan melahirkan cita-cita yang mereka harapkan? Mereka sedang dilambung oleh angan-angan kosong dan berenang di lautan khayalan dan kita berjalan bersama mereka menuju bayang-bayang dan fatamorgana?
Pemikiran dan konsep inilah yang menguasai fikiran mereka yang sedang terpedaya dengan sikap putus asa yang memalingkan mereka dari jalan dakwah. Sesungguhnya itulah konsep dan pemikiran yang salah yang timbul dari jiwa yang lemah yang merasai kekalahan dari dalam yang tidak merasai kemuliaan dan kekuatan yang diyakinkan oleh Islam di dalam jiwa para pemeluknya.
Orang yang mengukur setiap perkara dengan ukuran kebendaan semata-mata tentu memperoleh kesimpulan dan konsep pemikiran yang demikian. Padahal, hakikatnya tidak demikian karena urusan ini adalah pertarungan di antara hak dan batil, yang haklah yang mesti diikuti dan hapus; "Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi menfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi." Ar-Ra’ad: 17
Di satu ketika Rasulullah s.a.w. bersama dengan mukmin yang masih sedikit bilangannya itu, berkumpul di rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam r.a. Mereka dikelilingi oleh pembesar-pembesar Quraisy yang berkuasa di kalangan bangsa Arab, oleh negara raksaksa Romawi dan Parsi, Yahudi dan Kristian dan seluruh pendukung jahiliah dari segenap penjuru dunia.
Bagi orang yang mengukur dengan ukuran kebendaan akan berkata: "Bagaimana kumpulan yang kecil dan sedikit serta tertindas itu dapat melawan dan mengalahkan kebatilan dan jahiliah yang umpama raksaksa yang sombong itu? Bagaimanakah pula caranya Rasulullah s.a.w. pada saat-saat genting itu dapat menggembirakan mereka dengan bersabda yang bermaksud: "Allah pasti menyempurnakan urusan ini, memberi kemenangan kepada Islam, sehingga berjalanlah penunggang itu dari San ‘a ke Hadhramaut, tidak ada yang ditakuti kecuali Allah dan serigala yang akan memakan kambingnya, akan tetapi kamu terburu-buru, hendak mencapai kemenangan dengan segera".
Allah telah membuktikan kebenaran sabda Rasulullah s.a.w. itu lalu menanglah yang hak dan hapuslah yang batil karena kemenangan itu dari Allah yang mempunyai tentera di langit dan bumi. Sesungguhnya Islam dan nur Allah itulah yang mengalahkan kegelapan batil dan apakah dapat pendukung kebatilan itu memadamkan nur Allah?
Allah berfirman: "Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutuskan Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia menenangkannya di atas segala agamaagama meskipun orang-orang musrik benci" As-Saff:8-9
Sebenarnya masa depan adalah untuk Islam dan zaman itu adalah untuk kepentingan Islam, InsyaAllah, karena agama kita ini adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah kejadian manusia. Manusia akan mencarinya dan menuju kepadanya karena disitulah kebahagiaan dan keamanan. Terutamanya pada hari ini di mana segala sistem keduniaan dan segala ideologi dan sistem hidup yang bukan Islam telah membuka kedoknya, telah memperlihatkan kebangkrutannya dan mengakui kegagalannya setiap hari dalam memberi kebahagiaan kepada manusia.
Segala kebudayaan yang telah dibangun di atasnya sedang menuju ke arah keruntuhan tatkala melihat kembali kebangkitan Islam yang sangat nyata gambaran dan tanda-tandanya di kalangan generasi Islam yang sedang muncul dan berkembang. Itu semua merupakan berita baik yang menggembirakan yang akan memperkuatkan harapan kita kepada kemenangan Islam yang agung dan gemilang itu suatu masa nanti. Insya Allah.
20.5 Meragui Jalan dan Meragu-Ragukan Orang-orang yang Berjalan di Atas Jalan Dakwah
Adanya orang-orang yang menaburkan benih-benih keraguan dan debu-debu syak wasangka di sekitar jalan dakwah Islam di sepanjang jalan dakwah untuk mengelabui mata petunjuk-petunjuk dakwah Islam di sepanjang jalan dakwah bukanlah satu perkara asing. Tujuan mereka semata-mata hanya mau memadamkan hidayah Islam dari manusia, supaya manusia yang berminat melalui jalan dakwah Islam berpaling daripadanya.
Untuk itu, mereka melemparkan berbagai tuduhan palsu dan jahat terhadap para pendukung dakwah Islam dan melemparkan tuduhan-tuduhan secara terus-menerus. Ada yang sanggup berkata: "Para pendukung dakwah Islam itu mabuk kuasa, mabuk dunia, bertopengkan agama, memperalatkan agama dan berbagai lagi tuduhan busuk dan lidah yang tidak bertulang dari pemeluk jahiliah dari luar atau dari dalam.
Di samping itu ada pula suara-suara sumbang yang mengatakan bahwa mereka, para pendukung dakwah Islam hanya bergiat di bidang pendidikan, dan memberi nasihat kepada manusia dan tidak pernah memikirkan pemerintahan.
Oleh itu mereka tidak akan dapat melahirkan satu cita-cita dan mencapai satu tujuan. Lebih dari itu ada lagi pihak yang kerap melemparkan tuduhan yang lebih jahat dan berkata: "Sesungguhnya mereka ini, para pendukung dakwah Islam, pengganggu keamanan, hendak menumpahkan darah".
Di pihak lain pula ada yang menuduh lalu berkata: "para pendukung dakwah Islam telah penat, dan menjadi tumpul, meninggalkan jihad, telah lesu dan merapat ke pihak yang berkuasa". Tidak ketinggalan juga ada yang menuduh dan berkata: "para pendukung dakwah Islam telah menyeleweng dari jalan dakwah Islam. Mereka telah bertukar bulu, menukar pendirian mereka, mereka telah berubah".
Ada lagi yang berkata: "Sahib-ud-dakwah Islam itu beku, mempunyai fahaman sempit dan tidak mampu menyesuaikan harakah mereka dengan zaman modern ini". Ada lagi yang berkata: "Para duat Islam itu menutup pintu di hadapannya dan membantah kerja-kerja Islam". Ada pula yang berkata: "Mereka tidak mementingkan urusan akidah Islam.
Mereka hanya sibuk dengan urusan fikrah dan harakah saja". Ada juga yang menuduh bahwa sahib-ud-dakwah itu tidak beriltizam dengan manhaj ahli sunnah dan salafussoleh dan condong kepada faham khilafiah orang muta’akhirin di zaman muta’akhirin, dan berbagai uslub dan cara yang meragukan manusia.
Ini sengaja ditaburkan oleh pihak-pihak yang tertentu dengan tujuan yang tertentu dengan niat baik atau tujuan jahat. Tetapi semuanya dibuat untuk memalingkan manusia yang berminat kepada usaha-usaha untuk Islam dari jalan yang benar dan hendak memecah-belah usaha-usaha untuk Islam dan mengkotak-kotakkannya.
Islam menuntut dari para pemeluknya supaya mereka meneliti, mengkaji, menyelidik dan meneropong segala perkara supaya mereka tidak mudah tertipu, tidak mudah hanyut dan tidak mudah menjatuhkan hukuman. Muslim yang sejati, yang dedikasi, yang telah memasang niat dan berazam benar untuk bekerja dan berusaha untuk Islam, tidak akan terpengaruh oleh siapa pun yang memalingkan kerja dakwah, penyelewengan yang hendak memalingkannya dari jalan yang benar. Tidak akan dapat dikaburi mata mereka oleh berbagai tuduhan, perangkap pujuk rayu.
Dia mestilah berwaspada, dan senantiasa meneropong segala perkara untuk mengenali segala perkara, untuk mengenali hakikat yang tersembunyi di sebalik mazhar yang lahir: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa satu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada satu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". Al-Hujurat: 6
Setiap orang yang mencari penjelasan, yang meneropong dan memeriksa, lambat laun akan mengetahui dengan limpah kurnia Allah tentang kepalsuan segala tuduhan jahat yang batil itu. Mereka akan mengetahui tentang keaslian jalan kita yang benar itu tanpa penukaran dan tanpa penyelewengan. Malah mereka akan mendapat kekuatan, kemantapan, ketahanan, kesungguhan dan keteguhan serta jauh dari kelemahan, dan kelesuan. Dia akan mendapat hikmah, tidak hentam keromo dan tidak mudah melatah. Dia akan mendapat perencanaan yang selamat, bukan beku dan lapuk.
Muslim sejati yang menggabungkan dirinya dengan jamaah Islam tidak akan mendapati pintu yang terus tertutup atau terus terbuka. Sebaliknya dia akan mendapati akidah yang sejati, manhaj salafussoleh, ahli sunnah wal jamaah, berpegang dengan kitab Allah dan sunnah Rasulullah s.a.w. Tidak mudah merasa takjub dan sombong di atas kesalahan, tidak menoIak nasihat dari penasihat yang jujur dan amanah atau kritikan yang membina. Tidak pula menonjolkan dirinya dalam lapangan dakwah dan tidak mendewa-dewakan (hero worship) siapapun.
Dia akan mendapati syura dan tolong menolong dan persaudaraan karena Allah. Dia akan mendapati hati yang pengasih dan tangan yang penyayang, akal yang terbuka dan minat yang benar di dalam tolong menolong ke arah kebaikan dan takwa. Ini adalah untuk menyatukan segala usaha dan kemudiannya kita bersatu menjadi padu di atas jalan dakwah.
Barangsiapa merasai di dalam dirinya satu keraguan, syak wasangka, tekanan atau kebimbangan, hendaklah berhubungan dengan kita dari dekat supaya mengenali kita dan harakah Islam kita. Ini perlu supaya dia tidak mensia-siakan dirinya di dalam daerah prasangka, supaya dia tidak terjerumus di dalam lumpur dosa dan menghampakan dirinya dari kebaikan yang banyak.
Wahai para kekasih, hai muslimin yang tercinta! Sebenarnya ini bukanlah dakwah individu atau jamaah orang-orang yang tertentu, tetapi sebenarnya inilah dakwah tiap-tiap muslim, inilah Islam dan dakwah Islam di abad keempat belas dan kelima belas hijrah zaman ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam as-Syahid Hassan al-Banna. Barangsiapa yang bersegera dan bekerjasama dengan kita di dalam dakwah Islam, dia mendapat kebaikan dan itulah yang lebih baik.
Siapa yang bimbang dan ragu, kita mohon kepada Allah supaya Dia menghapuskan keraguan dan kebimbangannya. Barangsiapa bermalas-malas dan suka duduk berpeluk tubuh menjadi penonton maka dia telah berbuat salah dan menganiaya dirinya dan benarlah Allah di dalam firmanNya: "Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam". Al-Ankabut:6
"Dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu". Muhammad: 38
Lantaran itu, hai semua muslimin, gabungkanlah dirimu dengan angkatan dakwah Islam dan janganlah membuang waktu dengan sia-sia karena waktu itu adalah kehidupan, kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia.