Para musafir yang melalui jalan apapun mestilah mempercayai jalan yang mereka lalui dan berpuas hati bahwa itulah jalan yang akan menyampaikan mereka kepada tujuan yang mereka maksudkan supaya mereka tidak sesat dan tidak hilang di tengah jalan. Supaya mereka terus berjalan dan tidak beranjak lantaran ragu atau karena tidak percaya. Supaya mereka tidak berpindah ke jalan lain lalu mereka bercerai-berai mengikuti berbagai jalan.
Jalan dakwahlah yang lebih utama dipercayai karena inilah jalan asal di mana seorang Muslim mengikat segala urusan hidupnya dan kepadanyalah dia menyerahkan segala apa yang dimilikinya mulai harta, jiwa atau usia, fikiran dan waktu. Karena, di sinilah letaknya kesudahan dan masa depan yang hakiki.
Oleh karena itu, tiap-tiap Muslim sebelum melangkah jalan dakwah, wajib mengetahui tentang keselamatan jalan dakwah, mengetahui keasliannya dan dia mesti mempercayainya supaya dia tidak menghabiskan umur dan jiwa di jalan yang menyeleweng dan tidak lurus.
Jalan dakwah kita bukanlah jalan bid’ah dan bukanlah jalan yang baru, tetapi jalan Rasulullah saw. di mana baginda berjalan bersama dengan sahabat-sahabat baginda di zaman dahulu. Inilah jalan yang dambil oleh Imam as-Syahid Hassan al-Banna dari sirah Rasulullah saw. yang diperkenalkan kepada kita, memimpin kita kepadanya dan menetapkan segala petunjuk kepada kita dan membawa kita berjalan bersama di atasnya.
Di samping itu, beliau menghayatinya dengan penuh keikhlasan, kebenaran, amalan dan harakah yang berterusan yang bersungguh-sungguh untuk meneguhkan dasar (tapak) bangunan dan menyediakan batu-bata yang selamat sejahtera. Akhirnya, beliau telah menemui Tuhannya dalam keadaan syahid di atas jalan dakwah semasa melakukan tugas-tugas ke arah dakwah Allah.
Maukah kita percaya kepada satu jalan yang membawa kita kepada Allah dan kepada keredhaan Allah? Adakah tujuan yang lebih tinggi daripada Allah? Kenapa kita tidak mau percaya kepada satu jalan yang pemimpinnya ialah Rasulullah saw., bagindalah yang menjadi penunjuknya? Bagindalah sebaik-baik uswah dan contoh teladan dan begindalah penunjuk kepada sirat al-mustaqim:
"Katakanlah: ‘Inilah jalan (agamaku), aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak kamu kepada Allah dengan hujah yang nyata’". Yusuf: 108
Bagaimana kita mau percaya pada satu jalan yang dustur perlembagaannya dan manhajnya adalah kitab Allah yang tidak pernah dicampuri kebatilan dari depan maupun dari belakang dan sunnah Rasulullah saw.? Satu jalan yang menjadikan jihad sebagai jalannya dan menjadikan syahid setinggi-tinggi cita-citanya?
Di sekitar kepercayaan tanpa ragu, di jalan inilah, Imam Hassan al-Banna telah berkata kepada golongan pemuda: "Hai para pemuda! Di atas dasar-dasar yang tetap ini dan kepada pengajaran-pengajaran tinggi ini kami menyeru kamu semua. Maka sekiranya kamu beriman kepada fikrah kami dan kamu mengikuti jejak langkah kami dan kamu bersama kami melalui jalan Islam yang hanif. Dan kamu membersihkan diri kami dari segala pemikiran yang lain daripadanya dan kamu menyerahkan segala usaha kamu untuk akidah kamu, maka inilah yang lebih baik bagi kamu di dunia dan di Akhirat.
”Sekiranya Allah menghendaki, Allah akan membuktikan kepada kamu apa yang telah dibuktikanNya kepada as salafus saleh di zaman Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.
”Tiap-tiap pekerja dan petugas yang benar dari kamu akan mencapai apa yang diredhai yaitu cita-citanya di medan Islam dan merangkumi segala kegiatannya sekiranya mereka orang-orang yang benar. Dan sekiranya kamu enggan dan terumbang-ambing antara bimbang dan ragu maka sesungguhnya pasukan Allah akan berjalan terus tanpa peduli apakah jumlah mereka banyak atau sedikit."
"Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Ali Imran: 126
Sebenarnya perjalanan kita telah mengalami berbagai pukulan dari musuh-musuh Islam yang senantiasa melakukan bermacam usaha yang sia-sia, untuk merusak, menyekat atau memesongkannya dari jalan yang benar. Ini bisa menimbulkan berbagai pertanyaan dan keraguan dari beberapa orang tentang pukulan-pukulan itu dan dampak-dampaknya. Dan persoalan tentang keaslian jalan itu, kerapian tujuannya dan kebenaran caranya.
Kita terangkan jawabannya di dalam artikel sebelumnya dan kita telah terangkan bahwa ujian dan bencana itu lebih menguatkan dan memurnikan dakwah dan telah menambahkan keteguhan, ketetapan dan kepercayaan di dalam jalan dakwah dan berpuas hati kepadanya. Itu semua sunnah Allah di dalam dakwah Islam. Musuh-musuh Allah telah berbuat begitu rupa terhadap angkatan Islam hanyalah semata-mata karena keyakinan mereka bahwa angkatan Islam itulah yang menghapuskan kebatilan mereka, InsyaAllah.
Dengan kemurniaan, kelengkapan, kedalaman dan ketetapan, dan dengan kesyumulannya, gerakan Islam telah menawan hati dan kepercayaan tiap-tiap orang yang ikhlas dan berminat kepada kerja dan usaha untuk Islam, lalu kita dapati generasi muda Islam menggabungkan diri dengan angkatan Islam. Mereka menyokong dan menambahkan kekuatannya dan menyuburkan hidupnya untuk mempusakai amanah yang mulia ini.
Sebenarnya harakah Islam telah mengembalikan kefahaman yang sahih dan benar serta saling melengkapi kepada Islam sebagai din dan daulah, mashaf dan pedang, ibadah dan pimpinan dan melaksanakannya sebagai latihan ilmiah yang hidup dan mengemukakannya sebagai bentuk yang benar dari angkatan mujahiddin pada jalan Allah swt. Para pejuang Islam yang berjihad pada jalan Allah yang telah menunjukkan contoh yang cemerlang berupa pengorbanan dan tebusan dalam pertempuran di Palestin. Harakah Islam sedemikian layak dipercayai dan hargai.
Sesungguhnya angkatan Islam itu terus-menerus menyerahkan banyak syuhada’ di jalan dakwah yang telah mengorbankan jiwa mereka sebagai tebusan untuk dakwah Allah. Mereka yang bertahan begitu lama tanpa lemah, dakwah mereka senantiasa berada di bawah tekanan kezaliman dan penyiksaan yang dahsyat.
Namun begitu, mereka terus berjihad di jalan dakwah tanpa merasa hina, lemah atau lesu. Itu semua menunjukkan betapa benarnya angkatan Islam ini dan mereka lebih mengutamakan apa yang ada pada Allah daripada yang lainnya. Itulah yang menimbulkan kepercayaan pada jalan dakwah, ketenangan dan kepuasan hati betapa selamat dan sejahteranya jalan dakwah ini.
Sesungguhnya satu harakah Islam yang senantiasa mantap di dalam peredaran zaman dibuktikan oleh berbagai peristiwa tentang kebulatannya kepada Allah swt., jauh dari sifat tamak keduniaan, jauh dari sifat mendewa-dewakan seseorang (heroworship) atau memekik-mekik dengan nama seseorang, apatah lagi untuk menjadi boneka seseorang atau batu loncatan bagi satu pihak karena ini hanya menjadikannya alat bakar Allah.
Harakah Islam sedemikian sifatnya, layak dan patut dipercayai oleh orang-orang yang benar dan ikhlas, patut dipercayai di dalam perjalanan dan cara menegaskan di dalam ucapannya: "Sesungguhnya tiada kesalahan yang lebih besar daripada sangkaan setengah orang bahwa Ikhwanul Muslimin telah menjadi alat satu pemerintahan di dalam satu masa atau melaksanakan satu tujuan selain dari tujuan mereka atau bekerja menurut cara yang lain dari cara mereka. Oleh itu, apakah anggota ikhwan ataupun bukan, mestilah menyedari hakikat ini".
Sesungguhnya satu harakah Islam dapat memelihara istiqamah dakwah Islam walaupun berada di bawah berbagai tekanan yang sangat keras, menyelamatkan dakwahnya dari sebarang penyelewengan dan mampu mengatasi berbagai rintangan untuk diwarisi oleh generasi baru Islam dengan segala kesyumulannya dan kemurniannya tanpa pertukaran dan perubahan. Harakah Islam yang demikian itu adalah harakah yang dinaungi dan dipelihara oleh Allah, lebih dari itu mendapat sokongan dan pertolongan dari Allah:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan yang lurus maka ikutilah dia, janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". Al-An’aam: 153
"Di antara orang-orang yang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang telah gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)". Al-Ahzab: 23
Harakah Islam yang menolak sikap putus asa, yang membangkitkan harapan, yang menyalakan cita-cita di dalam jiwa para anggotanya pada khususnya dan di dalam jiwa Muslim pada umumnya mengusir cinta dunia dan takut mati dari jiwa manusia dan menunjukkan contoh-contoh amal yang nyata. Harakah Islam sedemikian wajiblah dipercayai dan disokong oleh setiap muslim yang mempunyai sikap ghairah dan sifat cemburu.
14.1 Di dalam Pengertian Ini Imam As-Syahid Berkata
"Hai Ikhwanul Muslimin. Janganlah berputus asa, karena putus asa itu bukan dari akhlak Muslim. Hakikat kenyataan hari ini adalah impian semalam dan mimpi hari ini menjadi hakikat dan kenyataan dari esok dan waktu masih banyak. Anasir kekuatan senantiasa berada dalam jiwa rakyat kamu yang beriman walau bagaimana besar pun kekuasaan dan kenyataan kerosakan dan kebatilan.
Orang-orang yang lemah tidak akan menjadi lemah untuk seumur hidup dan orang yang kuat tidak akan kekal kekuatannya selama-lamanya:
"Dan Kami hendak memberi kurnia kepada orang-orang yang tertindas (di bumi Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi". Al-Qasas: 5-6
Dan beliau berkata lagi:
"Hai para pemuda, tidaklah kamu lebih dari orang-orang sebelum kamu yang telah dibantu oleh Allah untuk merealisasikan manhaj ini, manhaj Islam. Oleh karena itu, janganlah kamu merasa hina dan lemah dan tetapkanlah di hadapan mata kamu firman Allah Taala:
"Yaitu orang-orang yang (mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang menyatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung". Maka mereka kembali dengan nikmat Allah dan kurnianya. Mereka tidak mendapat sebarang bencana, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang benar". Sesungguhnya mereka tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakutkan (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tapi takutlah kepada Ku, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman". Ali-Imran: 173-175
Sebaagian dari perkara yang memperkuat (tsiqah) kepercayaan pada jalan dakwah ialah keperluan dunia hari ini kepada dakwah Islamiah. Supaya Islam dan dakwahnya menyelamatkan dunia dari kecelakaan dan kebingungan setelah gagalnya seluruh sistem hidup, cara hidup rekaan manusia dan pegangan hidup keduniaan dan kebendaan dalam memberikan kebahagiaan kepada manusia dan kegagalannya dalam merealisasikan keamanan dan kesentosaan kepada manusia.
Boleh jadi, pelaksanaan cara hidup keduniaan dan kebendaan yang dilaksanakan oleh sebagian dari negeri-negeri kita telah begitu memperdaya. Ini menunjukkan dan menguatkan lagi bahwa tidak ada keselamatan dan tidak ada kelepasan dari bencana dan bahaya kecuali kembali kepada tariqud dakwah, kepada jalan dakwah Islam, kepada jalan Allah untuk menjadikan al-Quran sebagai hakim dan melaksanakan syariatnya.
Demikianlah kita dapati bahwa sesungguhnya berbagai rintangan dan halangan yang dihadapi oleh dakwah kita, maka kekuatan dakwah kita dan kemuliaan tujuan kita, hajat dunia kepadanya dan pertolongan Allah kepada kita, itu merupakan faktor-faktor kejayaan yang tidak boleh ditahan apabila berhadapan dengan sebarang rintangan dan tidak ada satupun halangan yang menyekat jalannya: Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya,” Yusuf:21
Kepada para pemuda yang haus kepada kemuliaan yang kuat, kepada ummah yang kebingungan di persimpangan jalan, kepada pewaris darah merah yang telah melukiskan tanda-tanda kebanggaan di dahi zaman, kepada tiap-tiap Muslim yang beriman dengan kepimpinannya di dunia dan kebahagiaan di akhirat, kepada orang yang menyerahkan jiwanya di hadapan Tuhannya, maka di sinilah hidayah dan pemimpin, di sinilah kemuliaan pengorbanan, kelazatan jihad di bawah bendera penghulu sekalian Nabi, dan di atas jalan dakwah.