7. Kondisi Umat Islam Indonesia
Secara umum, kondisi umat Islam di Indonesia yang telah 63 tahun merdeka, baik dari sisi pemahaman Islam, komitmen pada ajaran Islam, mazhab (aliran) fiqih, pemikiran, politik, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, kultur dan sebagainya sangat hiterogen dan kompleks. Secara geografis, umat Islam Indonesia mendiamai wilayah Nusantara yang sangat luas dan terdiri benyak sekali suku dan bahasa. Tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi yang marjinal, tintgkat kepahaman terhadap Islam yang pas-pasan atau di bawah standard dan beragam ditambah lagi dengan dominasi pemikaran sekularisme dan materialisme merupakan akar persoalan yang mendasar.
Peningkatan kualitas umat Islam Indonesia dalam berabgaai lapangan kehidupan sangatlah terkait dengan perbaikan pendidikan, ekonomi dan perbaikan pemahaman keislaman serta penanaman motivasi dan gairah untuk bekerja dan berjuang. Keberhasilan Gerakan Dakwah Masa Depan terkait dengan sejauh mana kemampuan melakukan perbaikan dalam bidang-bidnag tersebut. Sedangkan Payung yang paling tepat untuk diusung dalam perbaikan-perbaikan tersebut tidak lain kecuali payung Dakwah, karena pendekatannya fitrah-insaniyyah (sesuai dengan fitrah manusia), universal dan jangkauannya komprehensif, seimbang, netral, ikhlas (tidak bertujuan pada reward duniawi).
Agar tugas Gerakan Dakwah Masa Depan dalam melakukan ish-lah (perbaikan) terhadap berbagai persolan yang sedang dihadapi dan upaya peningkatan kualitas berbagai lapangan kehidupan umat dapat terlaksana dengan baik dan maksimal perlu pemetaan yang jelas dan tepat terhadap kondisi umat Islam Indonesia. Dengan demikian Gerakan Dakwah Masa Depan bekerja ‘ala bayyinatin minal amr (atas dasar kejelasan masalah). Akurasi dan efisiensi dalam kerja Dakwah (perbaikan dan peningkatan berbagai lanpangan kehidupan umat) sangat terkait dengan pemahaman yang jelas terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi umat itu sendiri.
Secara umum, kondisi umat Islam Indonesia saat ini dapat dilukiskan sebagai berikut :
2. Secara geografis, umat Islam Indonesia mendiami wilayah kepulauan Nusantara yang membentang antara dua benua, Asia dan Australia dengan luas wilayah 1.9 juta mil2 yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan ratusan suku dan bahasa.
3. Jumlah umat Islam diperkirakan sekitar 85 % dari total penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa atau sekitar 187 juta.
4. Background (latar belakang) keagamaan sebelum kedatangan Islam adalah Hindu dan animisme.
5. Backgroud politik dan sistem pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan, baik sebelum Islam maupun setelah kedatangan Islam.
6. Sepanjang sejarahnya Indonesia adalah satu-satunya wilayah Islam yang terbesar yang belum pernah menikmati sistem Islam secara total atau sistem Khilafah Islamiyah.
7. Fakta historisnya, pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda dan 3.5 tahun oleh Jepang. Nusantara adalah wilayah yang paling lama terjajah dalam sejarah dunia Islam.
8. Setelah merdeka dari jajahan Jepang 1945, berubah dan bersatu dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Dalam masyarakat Islam Indonesia masih terdapat berbagai ragam kultur dan budaya peninggalan agama Hindu, khususnya di pulau Jawa. seperti acara-acara keagamaan dalam pernikahan, kematian dan sebaginya, animisme (khurafat dan kepercayaan-kepercayaan pada makhluk halus), kerajaan-kerajaan dan peninggalan penjajahan Belanda veodalisme dan sebagainya. Aneka ragam kultur dan buadaya tersebut masih mendominasi kehidupan sebagian besaar umat Islam Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
10. Background politik pasca kemerdekaan ialah 21 tahun (1945 – 1966) dalam pemerintahan Seakarno (Orde Lama) yang cenderung sosialis-komunis, 32 tahun (1966-1998) dalam kendali dan genggaman Soeharto (Orde Baru) yang otoriter, militeristik, kapitalis dan sekular. Sejak 1998 sampai sekarang (2008) dalam era reformasi dan demokrasi kacau balau yang telah dipimpin empat orang Presiden yakni, Habibie, Gusdur, Megawati Soekarno Putri dan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono yang terkenal dengan sebutan “SBY’. Pemerintahan SBY akan berakhir pertengahan 2009 mendatang.
11. Kondisi ekonomi mayoritas umat Islam sangat lemah di mana mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat kemiskinan semakin hari semakin meningkat. Bahakn sudah menembus angka 100 juta orang yang pendapatan harian mereka hanya sekitar Rp 5.000,-.
12. Kondisi pendidikan mayoritas Umat Islam adalah berpendidikan rendah, bahkan banyak yang tidak tamat SD, khususnya yang tinggal di pedesaan.
13. Kondisi pemahaman keagaman sangat hiterogen, kendati mazhab Imam Syafii’e yang menjadi panutan dalam Fiqih (Hukum) Islam dan Ahlussunnah Wal-Jama’ah dalam masalah ‘Aqidah dan keimanan. Tariqat atau Tasawuf sangat diminati dan mudah tersebar luas tanpa melihat apakah menyimpang dari ajaran Islam atau tidak.
14. Umat Islam Indonesia terpolarisasi ke dalam banyak Ja’mah dan kelompok organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Dewan Dakwah Islam iyah Indonesia (DDII) Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad (kelompok keturunan Arab), Persatuan Umat Islam (PUI), Al-Jam’iyyatul Al-Washliyah dan lain sebaginya. (Lihat Tabel 1 B.)
15. Di era Reformasi ini, secara politik, umat Islam terpolarisai ke dalam banyak partai, baik yang menamakan diri Partai Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembanguna (PPP), Partai BulanBintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), ataupun partai nassionalis sekular seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta berbagai partai gurem lainnya.
16. Secara Gerakan Dakwah (Pergerakan Dakwah) umat Islam Indonesia terpolarisasi kedalam banyak kelompok dan jama’ah seperti, Hizbuttahrir Indonesia (HTI), Kelompok Tarbiyah/Ikhwanul Muslimin, Kelompok Salafi, Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI), Hidayatullah dan lain sebagainya.
17. Secara psikologis, mayoritas Umat Islam Indonesia trauma dengan sistem pemerintahan otoriter Orde Baru dan merindukan perubahan dan perbaikan dalam berbagai lapangan kehidupan. Pemerintahan di era Reformasi, khususnya SBY-JK saat ini, belum ada harapan yang besar dalam melakukan berbagai upaya untuk macapa perubahan karena kurang mampu mengatasi berbagai bentuk krisis yang diahadapi negara dan bangsa pasca kejatuhan Orde Baru medio 1998.