c. Kesempurnaan Ajarannya Islam (komprehensif)
Salah satu karekteristik Islam yang menyebabkannya unggul sepanjang masa adalah kesempurnaan ajarannya. Sangat mengagumkan bahwa Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, sejak masalah individu, keluarga, bertetangga, bermasyarakat, berekonomi dan bahkan bernegara serta sistem hubungan internasional. Demikian juga dalam konteks sosial, ekonomi, politik, seni, budaya, pemerintahan, pendidikan, media massa atau yang lazim disebut dengan istilah ‘aqidah, syari’ah (ibadah dan mu’amalah) dan akhlak diatur dalam Islam dengan sangat rinci dan mengagumkan. Artinya, ajaran Islam mengatur kehidupan manusia 24 jam dalam sehari semalam dengan semua aspek dan dimensi kehidupannya, tidak ada yang ditinggalakannya. “…..Pada hari ini (haji wada’ –terakhir- yang dilaksanakan Rasulullah bersama 130.000 sahabatnya pada tahunke 10 hijrah) telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu (Islam), dan telah Aku cukupkan bagimu nikmat-Ku dan telah Aku ridha-I Islam itu jadi din (sistem hidup) bagimu….” (Q.S. Al-Maidah / 5 : 3)
Kesempurnaan ajaran Islam itu telah menjadi pusat perhatian manusia di masa lalu dan juga di masa sekarang serta demikian juga halnya di masa yang akan datang. Pusat perhatian tersebut di antaranya disebabkan semua ajaran Islam mengandung seruan pemebesan diri masnusia dari berbagai bentuk penjajahan, pengabdian dan perbudakan selain kepada Allah dan mengarahkannya hanya kepada Allah sang Pencipta mereka. Sebab, telah terbukti sepanjang sejarah manusia bahwa keselamatan dan kasih sayang hanya dapat direalisasikan ketika penghambaan dan perbudakan kepada selain Allah dapat dilepaskan dari kehidupan. Sholat misalnya, dimulai dengan menyebut Allahu Akbar (Allah lah yang Maha Besar) dan ditutup dengan Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh (semoga keselamatan dan kasih sayang-Nya tercurah selalu kepadmu).
Demikian juga dengan ajaran-ajaran Islam yang lain, semuanya mengarah kepada pemebebebasan manusia dari berbagai bentuk perbudakan, penindasan, penghambaan dan kezaliman yang dilakukan oleh manusia atau setan terhadap manusia lainnnya agar manusia bebas dan merdeka, kemudian merasakan kenikamtan, keadilan, keselamatan dan kasih sayang. Induk ajaran pembebasan tesebut dimulai dan terletak pada syahadatain (dua bentuk kesaksian pintu masuk ke dalam bangunan Islam) dimulai dengan kata menafikan apa saja bentuk tuhan yang disembah, ditaati dan diisbatkan (ditetapkan) hanya kepada Allah, أشهد الا اله الا الله. Kemudian mengisbatkan (menetapkan komitmen) Muhammad adalah mandataris Allah
وأشهد أن محمدا ر سول الله
d. Kesesuain Ajaran Islam Dengan Akal dan Fitrah Manusia
Faktor lain yang menyebabkan masa depan di tangan Islam adalah karena ajarannya sesuai dengan fitrah dan akal fikiran manusia baik terkait dengan masalah-masalah yang dianggap sederhana seperti anjuran menjaga kebersihan badan, tempat dan pakaian, membuang sampah di jalanan, memintakan perlindungan Allah dari ganguan jin ketika masalah-masalah besar seperti keharusan menguasai ilmu pengtahuan masuk WC dan sebagainya ataupun yang terkait dengan (syar’i dan kauni) serta keharusan memiliki pemerintahan yang bersih dan kuat dalam rangka membangun sebuah perdaban umat manusia yang sesuai dengan akal dan fitrah mereka yang sehat.
Tuntutan akal dan fitrah manusia yang ingin bebas dari belenggu kemiskinan, terciptanya keadilan sosial dan pemerataan, Islam menjawabnya dengan konsep amal (etos kerja) yang tinggi dan sistem manajemen harta dan kekayaan melalui implementasi sistem zakat (kontribusi harta untuk 8 kelompok miskin sesuai dengan Surat Al- Baqoroh/2 : ……..), shodaqoh jariyah (pemanfaatan harta masyarakat yang bersifat long term dan untuk kebutuhan publik), hibah, infak nafilah (kontribusi harta yang bisa dimanfaatkan secara umum di jalan Allah), qordul hasan (pinjaman lunak bagi pelaku bisnis yang belum independen) dan konsep kerjasama ekonomi dan bisnis yang menghasilkan mutual benafite. Sistem keadilan social dalam Islam tersebut akan sangat efektif jika yang mengambil tanggung jawab manejerial dan operasionalnya adalah pemerintah, selama pemerintah bisa bersih dan professional.
Akal dan fitrah manusia menuntut adanya keamanan dan perlindungan dalam menjalankan berbagai aktifitas kehidupan, tersedianya berbagai fasilitas kehidupan (public services) seperti rumah sakit, sekolah dan infra struktur lainnya, Islam datang dengan konsep politik yang adil dan pemerintahan yang bersih dan kuat. Kata kuncinya terletak pada terpilihnya peminpin yang hanya takut pada Allah (taqwallah) dalam menjalankan amanah kenegeraan dan pemerintahan. Kemudian pemipmpin bersama rakyatnya kompak menerapkan berbagai sistem dan ajaran Islam (berpegang teguh pada ajaran Allah) yang sangat adil dan ideal dalam berbagai sektor kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dalam impelemntasinya, mereka menerapkan sistem amar makruh dan nahi mungkar agar penyelewenagan para pejabat pemerintahan dapat dicegah.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah (Islam) dan janganlah kamu berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika kamu bermush-musushan maka Allah jadikan hati kamu saling melunak maka dengannikmat-Nya jualah kamu semua menjadi bersaudara. Dan dulu kamu berada di pinggir jurang api neraka (sebelum masuk Islam), maka Allah loloskan kamu darinya. Demikian itu Allah hendak menjelaskan bagi kamu akan ayat-ayat (kebesaran)-Nya semoga kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada dari kamu sekelopmok umat uang bertugas menyeru kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar dan mereka itu adalah orang-orang yang sukses”. (Q.S. Ali Imran / 3 : 102 – 104) “
Dan sekiranya penduduk suatu negeri itu (penguasa dan rakuatnya) berimandan bertaqwa kepada Allah, pasti kami bukakan kepada mereka berbagai keberkahan (pintu-pintu rezki) dari langit dan dari bumi, dan tetapi mereka menolak (kebenaran Islam), maka kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka lakukan itu. Apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami di waktu malam sedangkan mereka lagi asyik tidur? Ataukah penduduk negeri itu merasa aman dari keadatangan siksaan kami di waktu pagi sedangkan mereka lagi asyik bermain-main? Apakah mereak semua merasa aman dari makar Alla? Tdiak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang merugi”. (Q.S. Al-A’raf / 7 : 96 – 99)
Akal dan fitrah manusia menuntut adanya kesetaraan antar negara dan tidak boleh ada suatu negara manapun yang mengancam kedaulatan negara lain apalagi sampai menginfasinya, maka Islam menjawabnya dengan konsep menjaga keseimbangan kekuatan antar negara dengan kewajiban umat Islam menguasai teknologi persenjataan yang canggih dan militer yang kuat seperti yang Allah jelaskan dalam Al-Qur-an, surat Al-Anfal / 8 : 60 : “Dan persiapkanlah untuk mereka semaksimal yang kamu bisa berupa kekuatan (persenjataan) dan dari kuda-kuda yang tertambat yang dengannya mampu menggentarkan musuh Allah dan musuh kamu dan juga (kekuatan) lain yang kamu tidak mengetahuainya, hanya Allah yang mengetahui mereka. Apa saja yang kamu infakkan (belanjakan1) di jalan Allah, Dia pasti menyempurnakan (balasan)-nya kepada kamu dan kamu sama sekali tidak akan dianiaya”.
Bentuk lain dari kesesuaian ajaran Islam dengan akal manusia ialah: Pertama, bahwa Islam meletakkan akal sebagai alat utama untuk memahami dan mencerna wahyu sebagai petunjuk hidup manusia dan ayat-ayat kauniyah Allah yang terbentang dalam alam semesta yang akan menjadi sarana hidup manusia di udnia ini. Kebanyakan wahyu yang diturunkan pada periode Mekah selama 13 tahun yang terkenal dengan periode pembentukan keimanan tersebut, terfokus pada khithobu ‘uqulinnas (memerintahkan manusia menggunakan akal mereka) untuk memahami kebenaran ajaran Islam dengan pendekatan ayat-ayat kauniyah seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, laut, angin, hujan, matahari, bulan, cahaya, pergantian sinag dan malam, palanet angkasa dan bahkan ayat-ayat kauniyah tentang manusia, seperti proses penciptaan mereka, hidup dan mati, kemudian dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan keesaan-Nya serta hari Akhirat. Jika ajaran Islam yang terkait keimanan, ibadah, mu’amalah, akhlaq dan sebagainya sebagaimana juga ayat-ayat kauniyah Allah tidak sesuai dengan akal atau akal manusia tidak akan mampu memahami dan mencernanya mustahil Allah memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akal mereka.
Di antaranya :
“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah) Kami telah melakukannya. Sebenarnya Kami membenturkan Al-haq (Konsep Tauhid) dengan Al-Bathil (Konsep Syirik) lalu yang Al-Haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang Al-Bathil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagi kamu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). Dan kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak memunyai rasa anggkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) mereka letih. Mereka mensucikan (Allah) malam dan siang; tiada henti-hentinya. Apakah mereka mengankat tuhan-tuhan dari bumi yang mampu menghidupkan (orang-orang yang sudah mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi) itu telah rusak dan binasa. Maka Maha Suci Allah Pemilik ‘Arsy (singgasana) dari apa yang mereka sifatkan. Dia tidak dimintakan pertanggung jawaban atas apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan dimintai pertanggung jawabannya. Apakah mereka mengangkat tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah : Mana argumentasimu? (Al-Qur-an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku dan peringatan bagi orang-orang sebelumku. Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui yang Al-Haq itu,, karena itu mereka berpaling (darinya). Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melaikan Kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tiada tuhan (yang pantas disembah) selain Aku. Maka sembahlah oleh kalian semua akan Aku. Dan mereka berkata : Tuhan yang Maha Pemurah tekah mempunyai anak. Maha Suci Allah, sebenarnya malaikat-malaikat itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan-Nya. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataandan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka dan di belakang mereka (malaikat-malaikat) dan mereka tidak akan memberi syafaat (rekomendasi) melainkan kepada orang-orang yang diredhoi Allah dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Siapa saja di antara mereka yang mengatakan : Sesungguhnya aku adalah tuhan selain Allah”, maka orang itu akan kami beri balasan dengan neraka Jahannam, demikian itu Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim (yang menyekutukan Allah). Apakah Orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya (dengan big bank). Dari dari air Kami ciptakan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman? Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi tu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara (deengan sistim yang canggih). Sedanglan mereka masih berpaling dari tanda-tanda (Kekuasaan Allah). Dan dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing (dari keduanya) beredar pada garis orbitnya. Kami tidak pernah menjadikanhidup abadi bagi seseorangpun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang bernyawa pasti merasakan kematian. Kami akan menguji kami dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (pada hari Akhirat kelak). (Q.S. Al-Anbiyak / 21 : 16 – 35).
Kedua, di sampaing sebagai alat utama menalar dan memahami wahyu dan ayat-ayat kauniyah Allah, Islam juga membuka peluang kepada akal manusia untuk memikirkan teknis-teknis yang terbaik untuk mereka dalam menjalankan kehidupan ini. Batasannya ialah selama tidak bertentangan dengan aturan main Allah. Misalnya, teknis memiliki anak, memperoleh harta, pangkat, jabatan dan lain sebagainya haruslah sesuai dengan kaedah halal dan haramnya Allah dan Rasul-Nya. Namun. Bagaimana teknis meningkatkan pruduksi buah-buahan yang menjadi kebutuhan manusia misalnya, Islam memberikan keleluasan untuk memikirnya karena semuanya pasti bermuara kepada sunnah kauniyah Allah juga. Inilah yang dimaksud dengan fleksibelitas ajaran Islam. Artinya, teknis dan sarana kehidupan manusia berbeda dari satu zaman ke zaman yang lain dan cendrung berkembang. Karena itu Islam tidak meletakkan masalah teknis dan sarana kehiduopan manusia ke dalam kategiri fleksibelitas ajaran Islam. Lain halnya dengan masalah-masalah keimanan, ibadah, muamalah, moralitas (akhlaq) termasuk ke dalam kategori stabat (permanen) karena samopai kiamat tidak akan mengalami perubahan karena obkeknya adalah manusia itu sendiri di mana manusia tidak akan mengalami perubahan, baik fisik, psiskis maupun akal mereka. Yang berubaha itu hanyalah sarana kehidupan mereka.
4. Kegagalan Peradaban Moderen
Faktor lain yang meneyebakan masa depan di tangan Islam ialah peradaban moderena yang dibangun di atas dasar kapitalisme, sosialisme, materialisme, nasionalisme, sekularisme dan demokrasi ala Barat telah gagal membangun sebuah peradaban yang manusiawi. Akibat kegagalan tersebut, manusia hari ini hidup dalam kondisi ketidak pastian, kegelisahan, kekerasan, ketidak adilan (kezaliman), ketakutan dan mayoritas masyarakat dunia dilanda kemiskinan. Jiwa manusai yang dibangun peradaban moderen kososng dan tidak memiliki pegangan yang kuat. Penyakit jiwa dan bahkan penyakit fisik semakin hari semakin bertambah dan kronis. Berbagai kejahatan terhadaapa manusia dan lingkungan (alam) dengan mudah dilakukan baik oleh individu, geng preman, mavia bisnis, maupun oleh negara seperti yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya.
Di samping itu, fenomena bencana alam semakin meningkat akibat ulah dan prilaku manusia yang tidak mau mengikutiu sunnatullah fil kaun (ketetapan atauran Allah bagi alam semesta) sehingga melahirkan kerusakan yang luar biaa. Pengundulan berjuta-juta hektar hutan Indonesia dan kerusakan lingkungan hidup merupakan contoh kongkrit kebiadaban dan kebodohan manusia moderen dengan alasan eksploitasi dan optimalisasi potensi ekonomi. Namun kenayataannya, yang menikmati keuntungan ekonomisnya hanya segelintir kapitalis dan pejabat-pejabat pemerintahan yang menjadi agen atau broker kaum kapitalis itu. Masyarakat luas hanya menonton dan gigit jari sambil menanggung derita dan ekses negatif yang dihasilkan oleh sekelompok kecil kapitalis dan pejabat terkait. Cita-cita mensejahterakan umat manusai gagal total terhampas di atas batu karang yang bernama kezaliman ekonomi dan bisnis.
Lemabaga-lebaga dunia seperti PBB dan lemabagalemabaga kemanusian dunia yang di bahwah kendali PBB, dengan bantuan kemanusiaannya yang tidak seberapa, hanya dijadikan alat untuk menipu masyarakat dunia sambil menutupi kejahatan negara-negara kaya terhadap negara-negara berkembang dan miskin. Hegemono pilitik, dominasi teknologi persenjantaan, khususnya senjata nuklir dan pemaksaan siste ekonomi dan bisnis dunia sesuai selera dan kemauan Amerika dan sekutunya menyebabkan kesengsaraan umat manusia moderen semakin menjadi-jadi.
Kalau kita cermati dengan teliti, ternyata sumber segala musibah itu bermuara dari sistem yang zalim dan tidak adil, baik sisitem ekonomi, politik maupun yang lainngya. Kemudian Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak bermoral, apalagi tidak memiliki skill yang memadai dalam sebuah job di pemerintahan, menyebabkan kezaliman tersebut semakin meraja lela. Bila kita kaji secara mendalam dan teliti dengan hati yang lapang, Islam ternyata telah menawarkan berbagai sistem yang adil sejak 1439 tahun yang laliu, sekaligus metode menciptkan SDM yang bermoral dan sekaligus memiliki skil yang handal. Sebab itu, di tengah kegagalan peradaban Barat moderen ini, Islam akan tetap selalu menjadi pilihan utama dan menjadi alternatif tetakhir bagi penyelamatan masa depan umat manusia, tak terkecuali di Indonesia ini Isnyaa Allah.