Asam gelugur dan Kunci Pepet termasuk tanaman tradisional Indonesia yang mudah tumbuh. Formula yang dihasilkan dari kedua tanaman ini ternyata memiliki efektivitas yang tinggi dan konsisten dalam mencegah atau mengatasi kegemukan.
Melalui penelitian yang dilakukan pada tahun 2003, Dyah Iswantini Pradono, peneliti dari IPB, mulai meneliti berbagai metode dan menscreening beberapa jenis tanaman obat Indonesia yang kaya akan biodiversitas guna menemukan formula tersebut.
Tahun 2010 ditemukanlah suatu formula yang cukup signifikan yang telah diuji coba secara infitro dan pre klinik. Setelah diujicoba pada hewan coba, ternyata dalam 12 hari ditemukan penurunan bobot badan sebesar 11%.
Formula ini kini sedang dalam proses akan diproduksi. Nantinya, penelitian ini akan diuji secara klinik sehingga diketahui secara persis bagaimana kualitas dan kuantitasnya dalam menurunkan bobot badan.
“Namun walaupun tanpa uji klinik pun, Badan POM sudah mempunyai kriteria ekstrak terstandar. Kalau sudah diuji secara pre klinik, berarti memang sudah bisa dikonsumsi oleh manusia,” kata Dyah pada siaran radio yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi beberapa waktu lalu.
Formula ini bekerja dengan menghambat enzim lipase pancreas yang berperan dalam absobsi asam lemak dalam permukaan usus. Jika absobsi sangat cepat maka berpotensi cepat terjadinya penggemukan sehingga harus dihambat. Formula ini juga memiliki antioksidan yang tinggi dan dapat diminum sehari 2 kali sebelum makan.
Manfaat lainnya dari formula ini yaitu mencegah timbulnya penyakit lebih lanjut yang menyertai kegemukan, dengan efek samping yang minimal sehingga kualitas hidup penderita obesitas dapat diperbaiki.
Dyah mengatakan saat diuji coba tidak ada efek samping dari formula ini. Kunci pepet sendiri banyak ditemui di pulau Jawa. Tanaman ini memiliki ciri-ciri seperti jahe dengan ukuran yang lebih kecil dan banyak rimpang.
“Sekarang ini Indonesia sedang menggencarkan kebijakan mengenai scientifikasi jamu, membawa jamu ke pelayanan formal. Sangat tepat sekali kita selalu mengutamakan penelitian yang berbasis biodiversitas Indonesia. Penelitian seperti ini lebih diprioritaskan dan bisa lebih banyak dikerjasamakan,” ujar Dyah.
Bagian Humas dan Protokol
Kementerian Riset dan Teknologi
Lantai 5, Gedung II BPPT,
Jl.MH.Thamrin No.8 Jakarta Pusat
t: 021.3169119
f: 021.3101835