Eramuslim – Allah SWT memberi kemuliaan kepada para syuhada. Mereka bahkan masih hidup di sisi Tuhannya. Allah SWT memelihara mereka yang tengah bergembira.
َلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ * فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ *
“Sekali-kali janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan di anugerahi rezeki.
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan apa yang telah dikaruniakan Tuhan Pemelihara mereka, dan mereka benar-benar bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Ali Imran 169-170).
Prof Quraish Shihab menafsirkan, pernyataan orang yang telah terbunuh tetapi tetap hidup dimaksudkan, dari segi jasmani dan tolok ukur duniawi mereka telah mati. Namun, mereka hidup dengan kehidupan yang berbeda dengan hidup yang dikenal saat ini.
Mereka yang gugur di jalan Allah tetap bergerak. Mereka bahkan lebih leluasa dari gerak manusia di bumi ini. Mereka tahu lebih banyak dari apa yang diketahui oleh yang beredar darah dan berdenyut jantungnya.
Di alam sana, mereka telah melihat dan mengetahui nomena, bukan fenomena seperti yang diketahui penduduk dunia. “Sungguh mereka hidup. Kehidupan yang tidak dapat dijelaskan hakikatnya karena kehidupan yang mereka alami tidak disadari atau dirasakan oleh selain mereka,”ujar Quraish.