Eramuslim – AKHIR-AKHIR ini banyak orang yang kehilangan pekerjaannya sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Perusahaan tempat mereka bekerja tutup. Angka perceraian dikabarkan meningkat. Bagaimana ajaran Islam mengenai hal itu?
FIQIH mengatur segala aspek kehidupan manusia agar sesuai dengan syariat (syar’i). Baik kehidupan pribadi maupun hubungannya dengan makhluk lain. Selama 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Kelak, semua itu harus ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Sementara Akhlak Mahmudah adalah tabiat, tingkah laku atau perangai baik dan patut, yang harus dijaga oleh setiap muslim agar senantiasa terjaga keharmonisan hubungan dengan makhluk di sekitarnya, khususnya antar sesama manusia.
Dalam hal pernikahan, misalnya;
- Ketika suami tidak mampu menafkahi istri dan anak-anaknya dengan baik, entah karena ia belum mendapat pekerjaan yang layak, atau tertimpa musibah PHK, maka istri boleh meminta cerai darinya.
Meminta cerai dari suami dalam kasus di atas itu “Syar’i, Tapi Tidak Patut.”
Mengapa?
Sebab rumah tangga dibangun untuk menciptakan ‘sakinah’ (ketentraman/kenyamanan). Dan ‘sakinah’ akan tercipta ketika suami-istri saling mengokohkan di saat yang lain rapuh. Saling menopang di saat yang lain terpuruk. Bukan meninggalkan di saat pasangannya tertimpa musibah. Wallahu A’lam Bishshawab. (inilah)
Oleh Aini Aryani, Lc