Puasa Syawal dan Utang Ramadhan, Bolehkah Digabung?

Eramuslim – UMAT Islam diimbau melanjutkan puasa sunah Syawal usai menjalani bulan suci Ramadhan. Pasalnya, puasa Syawal akan menggenapkan pahala puasa selama satu tahun penuh.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّأَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍكَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim)

Namun, bagaimana jika masih punya utang puasa Ramadhan? Apakah boleh menggabungkannya dengan puasa Syawal?

Puasa Syawal memang sangat disunahkan, tapi bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadhan, dianjurkan untuk meng-qadha-nya terlebih dahulu.

“Setelah utang puasa Ramadhannya terbayar, maka dia boleh melanjutkannya dengan puasa sunah Syawal,” ungkap Ustadz Fauzan Amin melalui pesan singkat kepada Okezone.

Penjelasan tersebut juga sejalan dengan pernyataan di dalam Kitab Mughnil Muhtaj, juz I, hal 654:

ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ

Kalau seseorang meng-qadha puasa, berpuasa nazar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang dia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadis khususnya orang luput puasa Ramadhan dan meng-qadha-nya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu dia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzulqa’dah sebagai qadha puasa Syawal.”