Eramuslim – Adalah sebuah fakta sejarah bahwa Rasulullah SAW tak sekadar mempraktikkan perdagangan yang adil dan jujur, namun juga meletakkan prinsip-prinsip mendasar aplikasinya dalam hubungan dagang. Ia tidak pernah membiarkan pelanggannya mengeluh.
Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang-barang yang kualitasnya telah disepakati secara tepat waktu.Tak ada pertengkaran antara Muhammad SAW dengan para pelanggannya seperti yang umum terjadi di pasar-pasar saat itu.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan Abdullah ibn Abi Hamzah yang melakukan jual beli dengan Rasulullah namun sebelum semat menyelesaikan transaksinya tiba-tiba harus segera pergi. Ia berjanji akan kembali dan menetapkan batas waktunya. Namun, ia lua akan janjinya dan baru ingat pada hari ketiga.
Saat ia kembali ke tempat yang sama, ia menemukan Rasulullah SAW masih berdiri di sana. Muhammad tidak menunjukkan muka marah dan tidak mengatakan sesuatu, kecuali bahwa ia sudah menunggu di tempat tempat selama tiga hari!
Satu hal yang selalu dipegang Rasulullah adalah ia mengerjakan dengan sungguh-sungguh setiap urusan, dan segera mengerjakan urusan yang lain begitu telah menyelesaikannya. Baginya, tak ada waktu terbuang percuma hanya untuk bertopang dagu alias berdiam diri tanpa bekerja.”Tidak seorang pun pernah memakan makanan yang lebih baik daripada dari hasil kerja dengan tangannya sendiri. Nabi Daud pun biasa makan hasil kerja tangannya (HR Bukhari)