Keabadian sejatinya hanyalah milik AllahSWT dan apa yang diridai-Nya. Meskipun keabadian itu harus ada di tangan manusia, maka tidak harus pula disimbolkan dengan patung-patung.
Menurut pandangan cendekiawan Universitas Damaskus, Prof al-Mubarak, yang ditulis dalam buku yang sama juga menjelaskan, bahwa: “Kita mengetahui Rasulullah SAW, khulafaur rasyidin, beserta para pejuang besar Islam lainnya memiliki jasa yang sangat bermakna.
Akan tetapi, jasanya tersebut tidak dibuatkan patung, tetapi diturunkan melalui perjalanan hidupnya dari generasi ke generasi, dari orang terdahulu kepada orang belakangan, dan dari ayah kepada anaknya. Perjuangan mereka dikenang dalam hati dan disebut-sebut dalam lisan. Namanya harum tercium di setiap majelis dan pertemuan, memenuhi akal dan hati, tanpa ada patung atau gambar.” (rol)