Eramuslim – DARI Aisyah Radhiyallahu anha, beliau menceritakan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memiliki handuk yang beliau gunakan untuk mengeringkan badan setelah wudu.
Hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam sunannya (no. 53), dan beliau menilai ada perawinya yang daif. Setelah menyebutkan hadis tersebut, Turmudzi mengatakan,
“Hadist Aisyah tersebut tidak sahih, dan tidak ada riwayat yang sahih yang menjelaskan masalah ini dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Abu Muadz, kata para ulama, namunya Sulaiman bin Arqam. Dia perawi yang daif menurut para ahli hadis.” (Sunan Turmudzi, 1/74).
Hadis ini juga dinilai daif oleh al-Albani. Kemudian terdapat hadis lain, dari Salman al-Farisi Radhiyallahu anhu, beliau menceritakan, “Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berwudhu, kemudian beliau membalik jubahnya yang terbuat dari wol, yang beliau pakai, kemudian beliau mengusap wajahnya.“
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam sunannya (no. 468), dari jalur al-Wadhain bin Atha, dari Mahfudz bin Al-Qamah, dari Salman. Ada dua cacat dalam sanad hadis ini:
Pertama, al-Wadhain bin Atha orang yang shaduq (jujur), namun Sayyiul Hifdz (hafalannya buruk), sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam at-Taqrib. Kedua, Mahfudz bin al-Qamah dari Salman tidak bersambung. Termasuk riwayat mursal sebagaimana keterangan dalam at-Tahdzib. Hanya saja, mengingat ada hadis lain yang menguatkan, sehingga sebagian ulama menilainya hasan. (Sifat Wudhu Nabi, Fahd ad-Dausiri, hlm 43).
Ada juga hadis dari Maimunah yang meceritakan cara mandi junub yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Di akhir keterangannya, Maimunah mengatakan, “Seusai mandi, saya bawakan untuk beliau sehelai handuk, namun beliau menolaknya.” (HR. Nasai 255, Muslim 748 dan yang lainnya).