Ust. Ada yang bertanya kepada saya jika memang ada makhluk di luar sana (dari salah satu artikel ust. ) sedangkan para nabi diturunkan di bumi, lalu siapakah yang dijadikan teladan mahluk tersebut? Apakah ada aturan juga seperti di bumi?
Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau memang ada makhluq lain di ‘luar sana’ selain manusia, maka mereka tidak perlu beragama dengan agama manusia. Karena agama Islam ini dan juga nabi Muhammad SAW diutus hanya untuk umat manusia, bukan untuk alien.
Kecuali bila aliennya itu manusia juga, maka mereka wajib bernabi kepada nabi Muhammad SAW. Dan beragama dengan agama Islam. Dan kalau alien itu manusia, maka pastilah asalnya dari bumi. Sebab manusia pertama adalah nabi Adam ‘alaihissalam, di mana beliau tidak punya keturunan kecuali setelah beliau ‘mendarat’ di muka bumi.
Memang nabi Adam as itu bukan penduduk asli bumi. Berarti boleh dibilang bahwa beliau pun termasuk jenis ‘alien’. Dan kita ini, anak cucu Adam, berarti juga keturunan ‘alien’. Paling tidak, kita adalah satu-satunya makhluq cerdas di muka bumi.
Namun nabi Adam as tidak pernah punya keturunan kecuali di bumi. Sebab ketika di surga dahulu, beliau belum punya anak. Barulah setelah mendarat di bumi, beliau kemudian punya anak banyak.
Maka kalau seandainya ada alien di luar angkasa dan alien itu manusia, pastilah asalnya dari bumi. Alien itu (kalau ada) yang berbentuk manusia dan merupakan anak cucu dari nabi Adam as, maka dia terikat untuk menjalankan risalah para nabi, termasuk risalah nabi Muhammad SAW.
Seandainya mereka adalah anak keturunan manusia dengan teknologi maju dan bisa memantau bumi dari luar angkasa tanpa kita sadari, maka kewajiban mereka adalah belajar ilmu syariah. Mulai dari thaharah, shalat, puasa, zakat, haji dan seterusnya. Kewajiban yang berlaku pada kita berlaku juga buat mereka.
Tetapi sebelum kita berhayal terlalu jauh, ketahuilah bahwa sampai hari ini pun para ilmuwan belum selesai berdebat tentang apakah alien selain manusia di luar bumi itu memang nyata ada, ataukah hanya konsumsi para penonton film produksi Hollywood saja.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc