Kelima, memikirkan pertanyaan dalam kubur yang harus dijawabnya.
Para pengiring jenazah hendaknya memikirkan enam pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit di dalam kubur. Pertanyaan itu adalah siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitabmu, dimana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu.
Mengingat pertanyaan itu penting dan dimengerti jawabannya. Namun cara mengingatnya bukan dengan menghafalkan satu per satu dari pertanyaan itu beserta jawabannya, tetapi dengan melaksanakan perintah Allah secara istiqamah khususnya salat lima waktu. Salat adalah salah satu kunci sukses untuk menjawab keenam pertanyaan tersebut sebab jawaban dari masing-masing pertanyaan itu terintergrasi di dalam pelaksanaan shalat.
Keenam, bertekad segera tobat karena ingat segala amal perbuatan semasa hidup pastilah dimintai pertanggung jawaban.
Mengiringi jenazah hingga tempat pemakaman dan dikuburkan amat besar manfaatnya. Setidaknya hal ini akan menyadarkan bahwa kemana pun manusia pergi pada akhirnya tempat yang dituju adalah liang lahat yang berukuran sempit. Di dalam kubur itulah setiap insan mulai diminta pertanggung jawaban terutama terkait dengan enam pertanyaan sebagaimana disebutkan dalam poin kelima di atas.
Barang siapa lalai dalam menjalankan salat sementara masih diberi-Nya kesempatan hidup hendaklah segera bertobat dengan menjalankan semua perintah-Nya, terutama rukun Islam yang lima dimana salat ada di dalamnya, dan meninggalkan larangan-Nya.
Ketujuh, berharap agar tidak termasuk golongan yang akhir hidupnya buruk ketika maut datang menjemput. Melayat dan mengiringi jenazah ke tempat pemakaman akan selalu mengingatkan akan kematian yang sewaktu-waktu bisa menghampiri siapa saja.