Eramuslim – MASJID merupakan tempat beribadah umat muslim. Tempat suci tersebut sejatinya digunakan untuk melakukan sholat berjamaah, membaca Alquran maupun beri’tikaf sambil berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun, selain untuk beribadah, apakah di dalam masjid diperbolehkan untuk kegiatan di luar ibadah seperti makan dan minum?
Melansir dari laman muslim.or.id, makan dan minum di dalam masjid boleh-boleh saja, sepanjang makanan tersebut tidak berbau menyengat, seperti misalnya bawang merah atau bawang putih. Sebab, siapa saja yang memakan makanan berbau menyengat itu, maka jelas ia dilarang memasuki masjid.
Bila dalam kondisi i’tikaf
Jika sedang dalam kondisi i’tikaf, maka ia dibolehkan makan dan minum di dalam masjid, dan tidak boleh keluar masjid untuk makan. Pasalnya, jika keluar masjid tanpa ada kebutuhan mendesak maka dapat membatalkan i’tikafnya.
Imam Malik rahimahullah berkata:
أكره للمعتكف أن يخرج من المسجد ،فيأكل بين يدي الباب ، ولكن ليأكل في المسجد، فإن ذلك له واسع
Artinya: “Aku membenci orang yang sedang i’tikaf itu keluar masjid. Sehingga dia makan di depan pintu, akan tetapi di dalam masjid. Sesungguhnya perkara ini longgar,”
Beliau rahimahullah juga berujar:
لا يأكل المعتكف ولايشرب إلا في المسجد، ولا يخرج من السجد إلا لحاجة الإنسان، لغائط أو بول
Artinya: “Orang yang sedang i’tikaf tidak boleh makan dan minum kecuali di dalam masjid. Dia tidak boleh keluar kecuali jika ada kebutuhan mendesak, seperti buang air besar dan buang air kecil,” (Al-Mudawwanah Al-Kubra, 1: 300).