Eramuslim – GERHANA matahari diperkirakan terjadi pada hari ini, Kamis 26 Desember 2019 di sejumlah wilayah Indonesia. Dalam Islam fenomena alam ini merupakan tanda-tanda kebersaran Allah SWT. Imam Bukhari meriwayatkan tentang gerhana matahari:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya.. Akan tetapi Allah hendak membuat gentar para hamba-Nya.”(HR. Bukhari)
Lalu bagaimana umat Islam menyikapi gerhana matahari tersebut? Ketua Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) Jakarta Timur, Ustadz Asroni Al Paroya mengatakan, umat Islam dianjurkan untuk menggelar amalan-malan sunah.
Kata dia, amalan sunah saat gerhana matahari terjadi yaitu Salat Gerhana dan ibadah zikir. Mengutip pendapat Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, ketika datangnya gerhana maka dianjurkan untuk berdzikir, bertakbir, bertasbih dan bertahlil:
ووقع في حديث ابن عباس عند سعيد بن منصور “فاذكروا الله وكبروه وسبحوه وهللوه”
Artinya: “Berzikirlah, bertakbirlah, bertasbihlah, dan bertahlillah,”
“Praktisnya, hal itu dapat dirangkum dalam untaian doa yang dibaca berulang-ulang sampai habisnya gerhana,” tutur Asroni.
Salah satu contoh zikir yang bisa diucapkan atau dibaca ketika gerhana matahari datang, yaitu:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله، الله أكبر
Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallaahu Allahu Akbar.