Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Mam Fifi yang dirahmati Allah, Saya mempunyai 4 orang anak yang sulung laki-laki kelas V SD (9,6), kedua laki-laki kelas 1 SD (6,10) ketiga perempuan TK (4,6) dan terakhir laki-laki 11 bln. Anak saya yang paling besar selalu iri dengan adik-adiknya dan jarang mau berbagi padahal saya selalu mengajarkan untuk berbagi dan juga saya selalu berusaha adil kepada mereka semua, misalkan kalau beli sesuatu baik makanan atau baju semua saya belikan dengan saya tanyakan kepada mereka masing-masing terlebih dahulu apa yang mereka suka dan mau, kadang si sulung tidak mau tetapi adik-adiknya beli, nanti sesampainya dirumah si sulung akan ngambek karena tidak dibelikan padahal pada saat kita di toko kita sudah ulangi apakah dia mau beli sesuatu yang dia inginkan. Kadang kalau mainannya dirusak sama adiknya yang paling kecil ia akan sangat marah. Saya sangat bingung dengan emosinya kalau ia mau sesuatu dan tidak segera dituruti akan segera marah atau merajuk sangat berbeda sekali dengan adiknya (walaupun memang setiap anak berbeda), sudah berbagai cara saya coba agar ia mau mengerti baik dengan contoh, buku-buku ataupun nasihat, tetapi sepertinya masuk kanan keluar kiri.
Lia Amalia
Jawaban :
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Bu Lia yang sangat perhatian dan semoga selalu dalam lindungan dan penjagaan ALLOH, semoga selalu diberi kekuatan untuk mendidik anak-anak dengan baik. Mudah-mudahan jawaban ini belum terlambat ya bu, saya jadi khawatir bila jawaban terlalu lama didapat. Mudah-mudahan sudah ada solusi pada saat jawaban ini diterima ibu, saya rasanya ingin main kerumah ibu, ingin ketemu anak ibu, rumah ibu dimana bu? jauhkah dari Jakarta?
Mengenai anak ibu yang lelaki, apakah sifat itu (marah, tidak mau berbagi, uring-uringan) timbul sejak dia belum punya adik, atau ketika punya adik, kalau setelah punya adik, maka ada kemungkinan abang merasa khawatir yang berlebihan bahwa ibu tidak begitu perhatian pada dirinya. Nampaknya dalam hal ini, ayah perlu memberi perhatian lebih, ibu berbagi tugas dengan ayah ya bu, biar anak pertama kita dekatkan pada ayah dan ajak dia untuk selalu mengikuti ayah. Bila ayah ke masjid ikut dan minta suami ibu menasehati abang, bahwa abang sudah besar dan paling besar.
Doktrinlah anak kita dengan motivasi dan juga penyadaran, ajaklah anak ibu sering-sering biacara berdua saja, dan tetaplah mengelus-elus rambutnya menjelang tidur, dan cium pipi dan dahinya, peluk erat ketika sebelum ibu punya anak banyak, kalau perlu sesekali ibu tidur berdua saja dengan dia, dan bila si kecil menangis (yang bayi), ajak bayi tidur di sebelah dalam, ibu di tengah dan abang di paling kanan. Diam saja dan tetap tangan yang satu memeluk adik bayi, yang kanan memegang tangan abang, atau minta abang memeluk ibu, katakan : “Abang, peluk ibu dong, ibu senang deh kalau dipeluk kamu,” nah ketika dia memeluk ibu, tangannya dipijit-pijit sampai dia tertidur.
Bu, kalau anak kita sudah SMP sekalipun, walau anak lelaki sekalipun, masih senang loh bu, baiknya ibu cium pipinya atau elus rambutnya sebelum tidur atau bercerita yang lucu-lucu, dan kemudian tidak lupa katakana bahwa ibu tetap sayang padamu, kamu anak kesayangan ibu, kemudian ibu katakan juga bahwa : “ibu sedih bila abang marah pada adik-adik, hati ibu rasanya perih, karena ibu takut, kamu berdosa nak, padahal kamu anak yang baik dan ketahuilah ibu paling sayang padamu. Kamu anak ibu yang pertama, yang akan menjaga ibu. Jangan tinggalkan ibu ya nak, kamu anak yang pertama yang menemani ibu, ketika adik-adikmu belum lahir, tapi jangan bilang siapa-siapa yaa, kalau ibu paling sayang kamu.” Nah, kata-kata ibu paling sayang padamu berlaku untuk semua anak, sehingga semua anak merasa special.
Pendekatan lain, ajak anak ibu pergi berdua saja, dan katakana pada ayah : ”ayah ibu pergi berdua dengan abang, karena abang yang ingat jalan ke pasar tempat beli makanan yang keluarga kita suka, ayah jaga anak anak ya,” ketika ada yang minta ikut, maka ibu katakan dengan tegas pada yang lain : ”tidak boleh, ibu mau pergi dengan bang saja, karena abang tahu jalan,” nah buat dia merasa spesial dan berarti buat ibu. Lalu walaupun ibu sudah tahu jalan menuju pasar tempat beli kue yang disukai keluarga, ibu pura-pura lupa atau biar tidak berdusta, ibu lupa beneran saja, dan katakan : ”kalau abang tidak ada, wah susah banget nih ibu, ibu jadi nyasar,” pokoknya buat dia merasa special ya bu, mudahan berhasil. Salam sayang untuk anak-anak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.