Assalamualaikum,
Anak sulung saya laki-laki (15 thn) akan melanjutkan pendidikan ke SMA. Saya sudah mendaftarkannya ke sekolah swasta Islam yang bagus dan mahal, tetapi anak saya ingin ke sekolah SMA negeri unggulan. Sebagai orang tua tunggal (suami meninggal) saya harus berpikir keras apakah saya harus menuruti keinginan dia atau menuruti keinginan saya yang terlalu khawatir dengan pendidikannya di SMA negeri. Saya tahu kemampuan dia dan saya yakin secara kemampuan dia mampu disekolah apapun (negeri atau swasta). Mohon masukan. Demikian dan terima kasih
Santi.
Jawab :
Assalammualaikum Wr. Wb.,
Ibu santi yang solihat, semoga ibu dan anak-anak selalu dalam lindungan ALLOH, karenasesungguhnya sebaik-baik perlindungan adalah dari ALLOH semata. Bu, kalau boleh saya berikan saran, berdasarkan pengalaman saya (tinggal di Australia, kuliah dan kerja di Malaysia, mengelola sekolah dari TK sampai SMU, juga sekarang punya anak yang remaja juga, SMP dan SMU), maka tidak ada kata lain selain, kembalikan remaja kita pada ajaran Islam, now or never..!!! tidak ada kompromi. Maaf ya bu, kecuali kalau ibu yakin bahwa anak ibu memiliki kepribadian Islam yang kuat dan mau ikut kegiatan di rohis (kerohanian islam) dengan keinginan dari dirinya sendiri. Tetapi jika tidak, maka tidak ada jalan lain kecuali masukan anak-anak dan remaja kita dalam lingkungan Islam. Subhanalloh ibu, bencana internet, media juga bisikan syaithon terhadap masyarakat hedonis yang membuat remaja kita berperilaku sepertiremaja di barat. Bahkan teman-teman saya di negeri barat ingin memasukan anaknya di pesantren Indonesia, karena ‘takut’ dan kita ini jenis ibu-ibu yang gak siap anak kita berperilaku barat. Anakremaja kalau sudah ada maunya susah kita kontrol, maka kedepannya akan susah bu, percaya deh sama saya, apalagi kita ini, termasuk ibu-ibu yang sibuk kerja diluar rumah kan? Kadang ketemu juga hanya sebentar, biar saja anak tak mau masuk sekolah Islam, ibu saja teruskan, nanti juga nurut kok, mereka tidak mengerti apa yang mereka pilih, yang penting bukan sekolah favorit, atau universitas favorit, banyak kok yang tidak masuk universitas negeri dan bila masuk pun, kerja juga belum jaminan. Yang ibu inginkan dari anak apa? Bila selamat dunia dan akhirat sebaiknya dia terjaga dalam lingkungan Islami, kalau ibu ingin sukses dunia dan dapat kerjaan walau ini juga bukan jaminan, yaa tak apa masukkan sekolah negeri (favorit), yang penting ibu yakin anak ibu bisa involve dalam rohis. Namun semua terpulang pada ibu, ibu sholat istikharoh dan mantapkan hati, kalau untuk pilihan hidup anak jangan diberi pilihan, mereka masih kecil jujur saja, apalagi remaja, hanya melihat yang didalam kotak, mereka tidak mikir jauh, cenderung emosi dan ikut-ikutan serta suka -afwan sok tahu, padahal belum bisa cari uang sendiri. Jika sudah ada kejadian baru menyesal, jujur saja saya paling tak suka dengan anak remaja yang berani membentak-bentak orangtuanya,atau memakai aksesori mewah (handphone, mobil dan lain-lain, padahal belum bekerja). Apalagi remaja yang berpacaran dengan ala orang dewasa. Anak remaja harus dibentuk dan diarahkan dengan ketat dan terus menerus,karena tarikan dunia dan jeratan kemaksiatan diluar sana sangat dasyat, mereka harus terus diperhatikan, paling tidak sampai kuliah tingkat III, percaya deh. Bentuk jiwa dan pikiran mereka, komunikasi jangan putus, cerewetin dan ajak dialog, buka pikiran mereka, hadapi kenyataan hidup, jangan dimanjakan, serta jangan lupa doakan. Ketika ibu lalui proses yang berlawanan dengan keinginan mereka, pasti banyak membantahnya, tenang bu, yang penting kita usaha terus, mereka mau dengar kok, dan akhirnya menyadari bahwa yang kita lakukan dan pilihkan adalah benar, baik untuk kepentingan mereka sendiri. Cuma ya itu, bukan remaja namanya kalau tidak maunya sendiri, bu, saya saja akhirnya memilih masukkan anak ke dalam sekolah Al Qur’an, walaupun tawaran beasiswa dari Australia cukup menentang karena saya punya sekolah yang bekerjasama dengan berbagai institusi di luar negeri, namun saya tidak berani masukkan mereka sekolah umum baik didalam negeri maupun luar negeri. Ketika mereka lulus SMP Islamic boarding school (JIBBS) sekolah saya sendiri, saya masukkan mereka di SMU yang berbasis Al Qur’an dan setelah masa mudanya dilalui dengan Al Qur’an maka saya percaya untuk melepasnya ke dunia yang sangat menjerat anak-anak remaja kita. Jujur saja,ngeri bu godaan bagi remaja di Indonesia, remaja di Indonesia nampaknya perlu menteriPenangulangan remaja (usia 12 sampai 22 tahun), yang bekerja sama dengan menteri agama dan menteri pendidikan serta menteri penerangan (menteri khusus), bukan hanya menteri pemuda, menteri pemuda terlalu global apalagi batasnya sampai umur 40 tahun, plus ngurusin olahraga lagi, wah anak kita gak nyambung deh… wallohu alam.
Maaf ya bu, kalau kedengarannya saya sangat ekstreem, saya hanya saran loh bu, salam sayang buat anak ibu, kapan-kapan ketemu saya deh, saya ajak makan bakso.. (tapi saya galak loh bu…he he).
Wassalammualaikum.
Note : semangat terakhir : apalagi sulung dan lelaki bu, harapan ibu untuk bantu ibu dihari tua, apalagi ayahnya sudah tiada, semoga sukses yaa bu, dan sabar… shobron jamiluun.