Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Ibu…saya gadis berusia 19 tahun. Langsung saja, ketika SD saya sempat mengalami kekerasan di sekolah. Rata-rata yang melakukannya laki-laki, dan sering kali beramai-ramai sehingga saya tidak berdaya. Semuanya berawal pada ujian kenaikan kelas 5. Tiba-tiba saya dituduh tidak jujur dalam ujian, parahnya ada bukti yang entah bagaimana cerita sesungguhnya, saya tidak tahu. Tapi sungguh, saya tidak pernah melakukan hal itu, dan lagi saya anak yang cukup normatif dan berasal dari keluarga agamis. Rasanya sakit sekali saat itu, dituduh melakukan hal yang tidak pernah saya lakukan. Awalnya saya sering menangis sendiri, dan minta pindah sekolah dengan alasan yang tidak jelas karena memang tidak berani mengatakannya. Tentu saja tidak diizinkan oleh orangtua saya. Sejak itu, setiap hari di sekolah mereka selalu mengolok-olok saya, melempari sampah ketika berpapasan dijalan, belum lagi tentang baju ber-oli, ingus, tahi tikus, dan masih banyak lagi yang mereka lakukan. Jujur saya pernah mencoba untuk bunuh diri, tapi tidak saya lanjutkan karena tiba-tiba muncul pertanyaan "dosakah jika aku bunuh diriku sendiri?". Yang kemudian saya tanyakan pada ibu saya, dan ibu menjawab "Dosa". Sejak saat itu saya tidak pernah mencobanya lagi, meskipun terkadang saya benar-benar merasa ingin mati. Saya benar-benar hancur dari dalam, kepercayaan, harga diri, teman, hancur sudah. Orang tua saya tidak tahu hal ini. Karena itu lama-lama saya seperti menjadi dua orang yang berbeda, ketika di rumah saya ceria sekali, tampak normal seperti anak biasa. Tapi ketika di sekolah, saya menarik diri saya ke dalam dunia saya sendiri. Bahkan ketika mereka mengolok-olok saya, saya mampu membuat diri saya tidak mendengarnya dan bersikap dingin tanpa emosi seolah tidak terjadi apa-apa, entah bagaimana saat itu saya melakukannya. Setiap hari saya melakukan hal itu terus-menerus selama dua tahun. semunya lenyap begitu saja ketika saya lulus, tanpa penyelesaian. Hingga sekarang saya tidak tahu siapa yang menuduh saya sebenarnya, siapa yang memulainya, saya benar-benar tidak tahu. Saat itu satu-satunya hal yang membuat saya berharga hanyalah nilai di rapor saya, prestasi saya, meskipun sempat benar2-benar hancur ketika tuduhan itu muncul. Tapi mampu naik kembali, karena saya merasa menang saat mendapatkan gelar juara kelas. Masalahnya adalah sejak saat itu saya benar-benar membenci laki-laki. Saya memutuskan sekolah khusus perempuan. Di sanalah saya sekuat tenaga memperbaiki aspek kepribadian saya, percaya diri, hubungan sosial, performance, public speaking, dll. Dan aku bisa. Tapi kenapa ketika ada masalah dengan teman lawan jenis, saya pasti teringat masa lalu saya. Saya sangat sulit percaya pada orang lain (lawan jenis), sulit sekali. Sesungguhnya saya benar-benar tidak suka mengingatnya bu, tapi kenapa saya masih juga ingat dan terkadang menyalahkannya terhadap apa yang terjadi pada diri saya. Ya, terkadang saya berpikir "mungkin itu hanya pembelaan diri saja", "itu hanya ada dalam pikiran saya saja". Lalu saya berdiri lagi, tapi ketika terbentur oleh hal yang hampir sama, maka hal itu terjadi lagi, saya kembali terseret masa lalu saya. Apa yang harus saya lakukan bu? Kenapa saya terkadang tidak mengenali diri saya sendiri? Saya merasa ini adalah hal yang memalukan dan hina bu, Apa saya mengalami trauma? Ah, tidak, sepertinya tidak separah itu. Bu…tolong katakan yang sebenarnya yang ibu ketahui, apa pun itu. Aku akan menghadapinya. Apa aku berlebihan? aku rasa tidak. Aku lebih suka seseorang mengatakan yang sebenarnya, sehingga aku bisa mengerti. Saya memang sedang butuh orang lain untuk memandang saya, agar saya tidak terjebak oleh pikiran saya sendiri. Maaf jika terlalu banyak bu, masalahnya saya memang tidak tahu harus cerita pada siapa. Saya akan sangat berterimakasih jika ibu berkenan untuk menjawabnya. Terimakasih…
Wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh
Fulanah
Jawab :
Assalammu’alaikum, Mbak Fulanah yang dicintai ALLOH, mbak sampai segitu dalam ya perasaanmu, bisa tidak mbak untuk mencoba mengurai kembali semua peritiwa itu yang memang sangat menjengkelkan dan menyebalkan, dan menceritakannya pada seseorang yang mbak percayai, agar mbak lega, (atau mbak mau ketemuan dengan saya, dimana dan gimana caranya ya? Mbak ikut pengajian mingguan tidak dekat rumah atau tempat kerja? kalau bisa ikut ya mbak..dan banyakin tilawah serta baca terjemahannya. Karena sesungguhnya dengan mengingat ALLOH hati menjadi tenang.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila di sebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila di bacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal “ (Qs Al Anfal ; 2)
Apalagi peristiwa waktu masa kecil mbak itu terjadi dalam keadaan dihina dan sakit hati, kita tidak mampu berbuat apa apa, bahkan teman perempuan juga tidak ada yang menolong, selain orangtua juga menganggap hal itu hal kecil.
Saya ngerti betul perasaan mbak dan karena terpendam terlalu lama sehinga menimbulkan bibit dendam dari mbak terhadap lelaki. Namun mbak, bisa tidak mbak mulai berfikir yang menjengkelkan itu adalah anak lelaki yang memang tidak punya pikiran dan belum dewasa, dan mereka melakukan itu karena iseng yang keterlaluan sementara mereka masih kecil jadi belum tahu mana yang baik mana yang buruk.
Kedua mbak apakah mbak suka membaca, kalau suka, coba deh mbak baca tentang perjuangan Rasululloh, atau novel-novel Islam yang seru tentang Al Fateh, tentang Umar bin Khattab, dan mbak bisa menemukan sosok lelaki sejati dalam Islam ada disitu. Mungkin dengan demikian mbak bisa lebih fair dalam menilai lelaki. Dan mbak, mengenai ayah atau saudara mbak atau ustad yang ada dilingkungan mbak, apakah ada yang menurut mbak baik, dewasa, melindungi? kalau ada maka mbak banyak berkomunikasi dan berbicara saja dengan mereka, agar mbak bisa melihat bahwa tidak semua lelaki menyebalkan, lagipula lelaki yang menyebalkan yang mbak temui itu dulu adalah anak-anak, mereka anak-anak kecil iseng yang nakal dan tidak ada seorangpun yang menasehati mereka jadi mereka tidak tau bahwa perbuatannya itu tidak baik.
Duh sedih ya mbak, kalau jadi mbak sewaktu kecil dulu, mbak kan sekarang sudah dewasa…yuk bangkit dari mimpi kecil yang tidak menyenangkan dan penuh kemarahan, songsong masa depan mbak sebagai muslimah yang percaya diri untuk mbak bisa menjadi muslimah yang mampu berkarya dengan pendamping lelaki disebelah mbak yang bergelar suami.
Solusi dari saya tidak ada kecuali mbak harus berfikir bahwa yang jahatin mbak itu adalah anak kecil yang tidak tahu mana baik, mana buruk, dan mbak mudah-mudahan bisa ketemu jodoh lelaki yang baik yang dewasa dan melindungi, percaya deh mbak lelaki yang baik akan dapatkan perempuan yang baik, sesuai dengan janji ALLOH dalam surah An-nur :
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula) sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).” (Qs An-nur ayat 26 )
Yang penting mbak kita menjadi baik dulu, maka akan ALLOH pertemukan dengan lelaki yang baik juga sesuai kadar kebaikan kita, semangat ya mbak…semoga mimpi buruk itu tidak hinggap terus dan enyah dari pikiran kita.
Mbak alamatnya dimana? Mau dikirimin novel-novel Islam? saya punya kisah Al Fateh, Ayyub Al Anshori, Abdul Aziz dan lain lain.
Terakhir mbak pesan saya, dunia tak selalu indah langit tak selalu cerah, belum tentu semua yang kita jumpai seindah dan sebaik yang kita inginkan, so…hadapi saja ya mbak dan atasi dengan keimanan, insya ALLOH pasti bisa. Mbak baru umur 19 tahun, masih muda, jalan hidup masih panjang, jadi mbak harus mencoba untuk bersikap realistik dan hadapi semua masalah dengan tenang. Karena masalah akan datang terus sampai maut menjemput kita. Wallohu’alam, semoga mbak lega dengan jawaban ini, salam kenal dan salam sayang buat mbak dari saya dan anak putri saya, khusus!!
Wassalammu’alaikum