Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mungkin aku udah tidak cocok ikut sharing seperti ini, umurku sudah 24 tahun, aku anak ke-3 dari 4 bersaudara. Aku jarang cocok dengan ibuku, aku merasa dia lebih sering membela kakak-kakak dan adikku dibanding aku. Aku sendiri bingung kenapa bisa seperti itu. Hal sepele pun akan menjadi besar jika sudah berurusan dengan ibuku. Misalnnya aku pernah diminta untuk mengantar belanja. Aku pikir pagi-pagi jadi aku terus bertanya pada ibu “kapan kita pergi?” karena aku tidak mau pergi terlalu siang. Setelah 2x bertanya, ibuku marah-marah dia bicara pada ayah yang tidak sesuai kenyataannya. Dia melebih-lebihkan, alhasil ayah pun marah. Padahal saya hanya bertanya tentang kepastian ingin pergi jam berapa, hanya 2x. Tapi ibu bilang ke ayah kalau saya menanyakan terus-terusan, ibu bilang saya judes, membuatnya terburu-buru. Padahal bukan itu maksud saya. Saya sedih kecewa sakit hati. Akhirnya saya pergi dari rumah (bukan kabur) daripada saya nangis dirumah lebih baik saya mencari tempat untuk bersenang-senang. Jika ibu sudah marah, maka dia akan ngomel seharian. Sudah 2 hari ayah tidak bicara pada saya. Kalau ibu sudah baik seperti biasa. Tapi saya sakit hati dengan ibu saya, karena jika dia marah pada saya, maka ayah saya akan ikut marah (tidak bicara pada saya berhari-hari). Padahal yang ayah dengar, hanya dari satu sudut pandang. Apa yang harus saya lakukan menghadapi keluarga yang seperti ini? Jujur saya hanya ingin lepas dari keluarga ini. Walaupun saya amat sangat-sangat mencintai orangtua saya. Tapi mereka seperti tidak perduli dengan perasaan saya.
Uwi.
Jawab :
Walaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Dear Uwi yang solihah, Uwi mohon maaf lama sekali yaa baru mendapat jawaban, mudah-mudahan belum terlambat untuk masalah Uwi. Kadang-kadang dalam setiap masalah itu, kita malah ketemu jawabannya ketika kita dalam keadaan bingung, dan biasanya semakin banyak masalah semakin banyak solusi yang kita dapatkan by experience.
Saya tidak tahu apakah ibu kamu memang kurang sayang pada kamu, dibandingkan dengan kakak atau adik, atau itu hanya perasaan kamu saja (maaf). Saya sedikit cerita tentang anak perempuan remaja, waktu ia berusia 14 tahun secara tidak sengaja menemukan akte lahir di meja rias saya, dan dia menangis, bersyukur, karena ternyata dia anak kandung saya. Ketika mengetahui hal itu, saya jadi terharu sekaligus tertawa, ada-ada saja, pikir saya, ternyata dia juga punya perasaan yang sama kayak kamu, merasa tidak disayang dan dibedakan dengan adik kakaknya, sehingga dia pikir dia anak pungut.
Sementara saya sendiri tidak pernah merasa menganak-tirikan dia, sama seperti ke abang dan adiknya, saya suka juga memarahi dan menegur dengan keras sesekali, entah karena emosi atau karena memang dia salah atau iseng pengen marah karenang sayang.
Berbicara tentang kasih sayang, asalkan dia ibu kandung, pasti akan sama. Sebenarnya ibu paling pandai bersikap adil kalau ditanya siapa yang paing disayang walau anaknya ada 13 maka jawabannya tetap yang ke tigabelas itulah.
Jadi saran saya pertama kamu husnudzon sangka baik saja pada ibumu yaa, karena Allah itu mengikuti persangkaan hambanya loh. Selain itu, doakan ibumu agar beliau mengerti perasaanmu dan mau merubah sikapnya agar lebih baik padamu.
Kedua sabar saja, anggap saja latihan berhubungan dengan mertua yang juga kita tidak kenal perangainya nanti kayak apa.
Ketiga, kalau ibu marah, akh diam saja deh, jangan dilawan, lalu jangan dimasukin kata-kata yang membuat hati tidak enak. Mungkin susah ya, tapi cobalah dengan cara; kamu memikirkan yang enak-enak saja dan banyak-banyak istighfar. Cara lain kalau beliau marah, jangan pandang wajahnya, pandang kakinya saja, dan bayangkan serta teruslah pikirkan dalam hati : “surga di bawah telapak kaki ibu, surga dibawah telapak kaki ibu… begitu seterusnya.
Lalu bila beliau makin marah, kamu istighfar lagi dan disela-sela itu, katakana “maaf ibu, baik bu, maafkan aku…” atau kata-kata lainnya pasti ibu akan terenyuh.
Saya punya anak sulung lelaki yang sulung umurnya 16 tahun, dan hobbinya main skateboard dan minta maaf. Kalau saya marah dan muka tegang, maka dia akan bilang, “Maaf Mi… Yaa Mi, baik Mii…” dan hebatnya dia selalu menunduk kalau dimarahi, padahal saya tahu mungkin dia tidak ikhlas, namun saya jadi berhenti memarahi, dan seketika memaafkan (mudah-mudahan anak saya tidak baca tulisan ini, hehe..).
Namun kamu juga perhatikan apa yang ibumu sebenarnya inginkan, maka usahakan untuk merubahnya semampu kamu, dan berfikir positif saja. Sebab kalau kamu mikirin yang negatifnya, kamu jadi makin sakit hati dan membuat perasaan kamu tidak nyaman. Lalu ketika ibumu sudah reda marahnya, kamu dekati dan cium tangannya, dan minta maaf sekali lagi.
Namun saat kamu melakukan itu, kamu juga bersabar yaa karena mungkin ibumu masih jengkel dan tangan kamu ditepis. Biasanya itu, karena ego seorang ibu saja, dan tidak lama, setelahnya ibu pasti akan menyesal telah menyakiti hati kamu.
Tapi kalau kamu tabah, dan tidak sakit hati, maka kamu pahalanya besar sekali, mungkin kata malaikat : “mantabbbb!!!!”
Bila ibu tetap menceritakan kepada ayah dan ayah juga jadi marah padamu, yaa mau bagaimana lagi, sebagai anak hanya bisa pasrah dan doakan orangtuamu. Teruslah berfikir kamu yang ada di pihak menyayangi, bukan minta disayangi. Nah ketika dalam posisi pihak yang memberi (dalam bentuk mengalah) maka sebetulnya kamu sudah lebih baik. Dan hal tersebut sangat mulia, anak muda bisa mengalah pada orangtua, walau sewajarnya yang tua yang mengalah. Maka karena kamu lain daripada yang lain itulah, kamu menjadi hebat. Mudah-mudahan dengan mengelola pemikiran kamu untuk mengalah berarti memberi, dan memberi lebih baik daripada diberi, hal itu menjadikan kamu lebih tegar dan lebih cuek.
Orangtua itu tidak lama waktunya bertemu dengan kamu, sebentar lagi kamu sudah menikah dan banyak tidak ketemu dengan mereka, maka waktu untuk berbakti sedikit. Usahakan dengan waktu yang sedikit itu kamu memberi yang terbaik pada orangtuamu.
Sekali lagi, saya banyak belajar dari anak saya yang sulung, selalu mengalah pada orangtua, dan akibatnya, saya jadi susah tidur karena menyesal sudah memarahi atau bersikap tidak baik padanya. Dan alhasil jadi semakin sayang dan semakin sering mendoakan dia, mudah-mudahan dengan kamu merubah sikap, menjadi mengalah dan lebih berbakti, ayah dan ibumu menjadi lebih sayang dan lebih mendoakan kamu, oke..Uwi?!
Salam tegar, Wassalam.