Selamat sore, Saya Kusworo usia 41 tahun mempunyai 1 orang anak perempuan usianya 6 tahun. Saya mempunyai seorang istri yang selama ini kalau saya amati mempunyai temperamen cukup tinggi, mudah tersinggung, sering marah dan bahkan suka mengungkit-ungkit masa lalu. Kami sering beda selisih dan sampai bertengkar didepan anak, kadang anak terkena dampak bahkan omongan sianak kalau menyinggung perasaan istri saya, marahnya minta ampun, anak diomelin dan dimarahin habis-habisan dan kadang sampai ada perkataan anak sama bapak sama saja. 1. Yang saya tanyakan bagaimana cara agar anak saya tidak trauma melihat ibunya yang suka marah? 2. Apa dampak si anak atas kejadian tersebut diatas dan bagaiman cara menghindari apabila ada dampaknya? 3. Bagaimana saya harus mendidik anak saya dengan kondisi tersebut?
Demikian, besar harapan atas jawaban konsultasi ini, terima kasih.
Salam,
Kusworo
Jawaban :
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Bapak Kusworo, semoga ALLOH selalu melindungi dan menjaga bapak serta keluarga.Mohon maaf, bila boleh kasih saran, sebaiknya yang mendapatkan pendidikan adalah sang ibu, karena bila ibunya tidak dididik, maka sebagai suami selain bapak harus bertanggung jawab, juga anak bapak akan menderita. Dampaknya luar biasa pak, anak akan meniru apa yang dilakukan ibunya dan dia akan mengalami kenangan yang kurang baik. Jujur saja saya memiliki kerabat dekat yang hampir sama seperti istri bapak, dan dampak pada anknya luarbiasa, anaknya suka bercerita, betapa ibu selalu marah, dan terkadang cerita itu menyebar kemana-mana, juga diungkapakan kebencian pada ibu dan lain-lain.
Selain itu di sekolahpun saya perhatikan orangtua yang suka memarahi anaknya, maka anaknya akan menjadi suka memarahi kawan atau galak atau terkadang suka memukul. Jadi reaksi atau tindak balas si anak (yang tidak berani diungkapkan pada ibunya), menimbulkan kebencian yang mendalam bagi si anak dan juga membuat si anak akan melampiaskan kepada kawan-kawannya yang lebih lemah dari dirinya.
Mengapa bapak tidak bicarakan baik-baik pada istri bapak dikala sedang berdua saja, dan katakan padanya bila sayang pada anaknya, usahakan jangan marah di depan anak dan jangan melampiaskan emosi berlebihan pada anaknya, karena akan mendatangkan traumatic yang cukup dalam pada si anak, dia akan menjadi anak yang pemarah dan cepat kesal juga . Jadi ajaklah istri bapak untuk mengikuti therapy mengendalikan emosi, dan berikan ayat-ayat Qura’an yang mengajak beliau untuk sabar dan ingat untuk berakhlak mulia, serta selidiki apa sebab-sebab yang membuat istri mudah marah.
Mohon ma’af lagi, bila ada kesalahan bapak sebagi suami yang cukup fatal, istri mengungkit kesalahan masa lalu dan itu penyebab marahnya, maka obatnya ada di bapak, jangan diulangi lagi kesalahan tersebut yang pastinya sangat menyakitkan hatinya, sehingga terbit rasa marah dalam dirinya bila mengingat atau ada hal yang berhubungan dengan peristiwa yang menyakitkan itu. Obatilah hati yang luka, bila memang masih terluka, dan kunci dari semuanya adalah therapy agama dan sholat khusyu yang tidak terputus, juga ajak istri ikuti pengajian yang sifatnya mendatangkan keimanan, ajak istri menambah ibadah, dan tanamkanlah padanya untuk bertenang, dan sesungguhnya hanya dengan mengingat ALLOH hati menjadi tenang (QS Al Anfal ; 2). Semoga sukses dan selalu sakinah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.