Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Di Propinsi Banten ada peraturan dimana siswa lulusan setingkat SD yang mau melanjutkan pendidikan setingkat SLTP harus memiliki izasah Madarasah Ibtidaiyah (MI), hal ini membuat kami menyekolahkan anak kami di 2 sekolah sekaligus (pagi 07.00 di SDN s.d pkl 12.30 siang 14.00 s.d 17.00 di MI) namun sekarang anak saya (laki-laki berusia 7 th kelas 3 SD & MI) sudah sering mengeluh capek dan bosan untuk ke madrasah, saya sendiri merasa kasihan karena hampir dalam waktu 1 minggu tidak ada libur (di MI libur jatuh hari jum’at otomatis hari minggu tetap ada kegiatan belajar), beratnya materi pembelajaran pun kadang membuat anak saya mengeluh susah, yg bikin saya sedih Mba sekarang anak saya tuh sering sakit bisa dibilang hampir tiap bulan badannya sering panas (apa mungkin karena kecapean ya Mba?) mohon bantuan Mba Fifi bagaimana saya harus membesarkan hati anak saya agar mau prihatin dengan kondisi ini hingga semangat belajarnya kian tumbuh, dan apa ada efek buruknya buat kesehatan fisik dan mental anak saya bila terus dipaksakan?
Terima kasih, Wassalamu’alaikum
Nunung
Jawaban :
Assalammualaikum Wr. Wb., Ibu Nunung yang dirahmati ALLOH, bu Nunung saya sampai bingung membaca surat ibu, bukan karena surat ibu membingungkan, namun bingung jawabnya, kok pemerintah Banten tidak berfikir sampai detail ketika membuat peraturan seperti ini (menggabungkan pendidikan anak secara akademik dan madrasah).
Jadi begini bu, memang ide daripada mewajibkan anak-anak SD untuk ikuti sekolah petang di madrasah itu baik sekali bahkan subhanalloh, namun karena tidak dikelola dengan detail hanya anjuran wajib saja, maka dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan membuat anak sangat menderita, karena terlalu berat. Jujur bu saya tidak tahu solusinya apa, apalagi itu wajib, kalau saya jadi anak ibu juga saya pasti kesal dan sangat lelah, karena terlalu berat beban yang ditanggung untuk anak usia 7 tahun. Apalagi bila sang guru tidak dibekali kemampuan handeling class dan metode mengajarnya yang menyenangkan, wah pasti anak-anak di Banten akan menderita. Jadi saran saya, ibu berjumpa dengan kepala sekolahnya, dan menanyakan untuk ijazah madrasah yang dinilai apa saja, bisa tidak anak-anak yang pada pagi harinya sudah sekolah di sekolah umum diringankan untuk mengikuti semua pelajaran di madrasah, misalnya kalau anak-anak yang di madrasah saja belajar 7 subject (seperti Al Qur’an, Bahasa Arab, Fiqih, Siroh, Aqidah, Akhlak), maka untuk anak-anak yang sudah belajar di sekolah umum mereka hanya mendapatkan pelajaran tertentu saja, tidak mengikuti semua, seperti hanya pelajaran Al Quran, Bahasa Arab dan Aqidah saja. Atau sebaiknya sih pelajaran siroh dan akhlak misalnya diajarkan di kelas berikutnya dan seterusnya, kalau semuanya diikuti anak akan tertekan. Sementara ini, ibu coba diskusikan dengan kepala sekolah di madrasah, dan ibu ajukan hal ini ke pemerintah provinsi Banten, saya juga akan coba bicarakan hal ini dengan kawan-kawan yang ada di komisi pendidikan di DPR, jangan putus asa dulu ya bu, sebenarnya yang dilakukan pemerintah Banten ini bagus sekali, karena sibuk belajar bahkan ditambah dengan pelajaran agama yang memang kurang di pelajaran akademik umum, maka diharapkan anak-anak banten beraqidah sohih dan berakhlak mulia, tapi dalam pelaksanaan tekhnisnya itu ya bu, yang kurang memperhatikan kondisi anak-anak.
Salam sejahtera bu, kekuatan do’a mengalahkan segalanya, semoga anak ibu terbiasa, dan doakan anak ibu bahagia serta dimudahkan urusannya, amiin ya mujibassailiin,
wassalammu’alaikum.
Note : salam sayang saya pada ananda, oh ya bu, anak ibu sakit karena kecapekan, dan juga stress, besarkan hati anak ibu dengan motivasi surge dan ajak berdoa sungguh-sungguh pada ALLOH, pasti dikabulkan bu !! saya bantu do’a bu..!!
saya minta izin, surat dan email ibu saya berikan pada kawan-kawan di DPR komisi pendidikan, semoga ada follow up yang baik. ALLOHU AKBARR!!!