Assalamu’alaikum Wr. Wb., Kami sering ganti-ganti pengasuh sejak anak saya berumur 3 bulan hingga sekarang. Saat ini anak saya berumur 2 tahun 9 bulan. Alasan mereka keluar selalu disebabkan anak yang susah makan dan anak yang suka berteriak-teriak. Walaupun dalam kondisi tertidur.
1. Apa penyebab anak saya berteriak ?
2. Bagaimana mengatasinya ?
Terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr Wb
Lina
Jawab :
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bu Lina yang dirahmati Allah..
Bu, semoga ibu sudah dapat solusinya karena munajat ibu pada Allah yaa. Bu sebetulnya yang paling tahu kenapa anak suka berteriak teriak adalah orangtuanya sendiri, bisa jadi dia berteriak karena kesal dan sudah dari sejak awal oleh pengasuhnya begitu, dan mungkin juga pernah dicubit sehingga dia semakin berteriak, dan ketika bertemu pengasuh berikutnya dia pikir harus berteriak, tetapi kalau dengan ibunya berteriak juga tidak?
Kalau tidak ya, mungkin hanya minta perhatian saja dari ibunya dan menolak pengasuh lain, dengan protes ala teriak.
Saran saya, ketika dia berteriak, maka semua orang diam saja seakan tidak mendengar teriakannya, lalu ada pihak lain, misalnya ibu atau ayahnya yang berkata, “nak, kalau kamu berteriak mereka tidak mau mendengarkan, katanya telinganya pada sakit, jadi kalau kamu berteriak mereka tidak mau dekat-dekat kamu, ibu rasa..ibu dan ayah juga sudah mulai sakit nih telinganya… Yaa…Allah, mbak..ada kapas tidak yaa, buat berjaga-jaga kalau telinga saya sakitt…”
Ibu mesti istiqamah dalam berperan juga semua pengasuh dan ayah, pokoknya yang ada dirumah itu, wajib untuk diberitahu bahwa kalau ada teriakan semuanya harus tidak mau mendekati dan bilang: “takut telinganya jadi sakit.”
Namun ketika anak ibu sudah agak diam, ibu bisikin dengan lembut, “nak..kalau bicara pelan-pelan saja yuk, ayo kita lomba siapa yang suaranya paling lembut dirumah ini, maka akan dapat ice cream yang paling besar, dan pura-pura si mbok yang suaranya paling besar, sehinga ketika anak ibu menang, dan mulai bersuara lembut, maka kasih es krim (yang biasa saja bu yang penting apresiasinya), dengan sendokan yang paling besar, sementara ibu biasa setengahnya anak ibu dan si mbok, karena dalam kasus ini jadi ‘korban’ (he he…), maka dapat sendok yang paling kecil, dan si mbok pura-pura nangis dengan berkata “yaa.. es krimku paling sedikit, aahh mulai besok aku mau bersuara lembut ahhh, gimana sih caranya nduk..?” tanyakan pada anak ibu…
Wah memang punya anak kecil harus pandai untuk berlaku ceria dan sedikit kekanakan bu..sekedar kita mampu menyelami dunia mereka. Semoga sukses ya bu..
Salam sayang ananda, wassalammu’alaikum