Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Begini Mam Fifi… saat ini kami sangat sedih dan terpukul karena putri kami yang pertama usia 16 th kelas 1 Madrasah Aliyah kemarin lusa ketahuan browsing info seputar sexual (mohon maaf seputar mastur basi dan onani) padahal putri kami sejak TK/SD sekolahnya disekolah Islam bahkan sejak Madrasah Tsanawiyah sampai sekarang ananda dipondok pesantren bagaimana ini bisa terjadi ?! Terus yang buat kami bingung adalah apa yang harus kami lakukan? Mohon Mam Fifi memberi nasehat kapada kami, kami harus bagaimana, karena kami sangat sadar sedih saja masalah tidak akan selesai. Terima kasih, semoga amal Mam fifi diterima Allah sebagai amal sholih aamiin.
Salam Hormat
Ummi Amalina
Jawab :
Walaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bu Ummi Amalina yang dicintai Allah, langsung saja saya menjawab pertanyaan ibu, menurut saya, wajar sekali bila orangtua merasa terkejut dengan tingkah laku anaknya diluar batas. Apalagi anak yang kita kenal adalah anak baik-baik, dan dari kecil kita didik dengan keislaman yang baik dan dalam lingkungan yang Islami, dimana kita yakin sekali bahwa anak kita akan menjadi anak yang soleh dan berperilaku tidak melanggar aturan agama.
Ibu sudah benar dengan memasukkan anak kedalam lingkungan yang baik, dan saya yakin, didalam keluargapun lingkungan sudah cukup Islami. Namun kita ada dalam sebuah sistem dimana lingkungan luar hampir semuanya tidak Islami, dan dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, dari tahun ke tahun maka kerusakan moral tersebar dengan cepat dimana-mana dengan kemudahan akses yang luar biasa. Dan dapat dinikmati siapa saja, dari orang kantor sampai anak-anak, dari kota besar sampai ke desa-desa.
Kita tak sanggup melawannya bu, apalagi dalam hal ini pemerintah dan pemuka agama tidak melarang dengan sangat serius, padahal di China saja yang agamanya bukan Islam, mereka melarang penggunaan facebook dan internet di daerah-daerah. Sementara di negeri kita dan dimana-mana negeri akses internet sudah sangat mudah dicapai.
Terkejut, tentu saja, anak kita juga terkejut sebetulnya dengan apa yang dia lihat, namun kita berikan kesadaran dan cobalah untuk menahannya. Anak Ibu bukan nakal, dia tidak nakal, dia hanya ingin tahu.
Kalau sudah tahu, biasanya akan terngiang-ngiang dan ingin tahu lagi, maka terus saja kita memberi informasi dan sesekali menegur dengan keras, dan mengarahkan dengan tegas, itu haram, tidak boleh, berdosa. Dan keluarkan ayat-ayat al-quran, namun ungkapkan dengan tegas namun tenang. Jangan terlalu dimarahi atau dikurung, nanti dia akan lari dan penasaran ingin mencoba dan mencari lagi.
Sebaiknya penuhi kesibukan anak remaja kita dengan kegiatan yang padat, olahraga yang disukai yang berbau permainan sehingga dia sehat dan enerjik dan tidak ada waktu yang terbuang. Kalau ada waktu luang biasanya anak iseng, dan keisengan itu dilakukan dengan aktivitas membuka internet, nonton tivi dan berbagai perbuatan laghwi (sia-sia) lainnya.
Bukan hanya anak-anak, hampir semua orang, orang dewasa sekalipun.
Terakhir, sebagai orangtua yang punya anak remaja, banyak-banyaklah berdoa dan memohon petunjuk pada Allah agar diberikan ilham untuk mendidik anak-anak kita, karena tak ada daya dan kekuatan kecuali pada ALLAH. Terhadap remaja dengan berbagai masalah yang seringkali datang tiba-tiba dan mengejutkan, maka saya bilang “masa remaja adalah seperti gelombang tsunami.” (baca artikel saya di eramuslim tentang remaja dan tsunami)
Perbanyaklah dooa bu, dan boleh berdiskusi dengan kawan-kawan yang punya anak remaja, agar ada masukan dan saran saran yang baik. Namun ketahuilah yang paling tahu dalam menyelesaikan masalah terhadap anak-anak kita adalah kita sendiri, bukan psikolog, bukan ustadz buka orang lain, namun kita orangtuanya, karena dia sehari-hari dari kecil hingga ramaja hidup bersama kita, maka kitalah yang paling tahu, solusi terbaik bagi anak-anak kita, bukan orang lain.
Dampingilah anak Ibu dan ajaklah bicara dari hati ke hati. Cobalah posisikan diri sebagai temannya dan ingatkanlah akan apa-apa yang pernah disampaikan di sekolah (tentunya dengan pendidikan Islam dari sejak kecil anak Ibu telah mengerti akan hal-hal yang dilarang terutama yang berhubungan dengan masalah tersebut). Sekali lagi jangan terbawa emosi dan marah berkepanjangan pada anak ya Bu yang akhirnya membuat anak menjauh dan semakin sulit kita nasehati dan arahkan.
Semoga ibu mampu bersikap tabah dan positif pada anak ibu, satu lagi bu, anak-anak tidak bisa soleh atau baik 100 percent, karena mereka juga manusia biasa, mereka bukan malaikat. Sabar ya bu, ajak dialog dan istghfar dan pahami mengapa begitu, jadikan mereka teman, agar enak untuk curhat yang lebih dalam.
Wassalam