Assalamu’alaikum wr. Wb., Gimana kabar ibu dan keluarga? semoga baik-baik saja, Amiin. Alhamdulillah akhirnya saya bisa bersilaturahmi di forum ini dengan ibu, setelah lama saya membaca tentang profil sekolah yang ibu gagas. Saya sangat senang, dan lebih senang lagi saya bisa membuat email setelah beberapa hari ga bisa-bisa (maklum ibu, saya hanya lulusan SMEA/SMK jaman dulu) jadi agak gaptek. Begini bu, saya ada masalah dengan kedua anak saya, anak pertama laki-laki berusia 3 tahun dan anak kedua perempuan berusia 2 tahun. Kami tinggal diperkampungan, tapi masih didalam kota. Saya perhatikan pergaulan anak-anak di lingkungan kami kurang bagus, ucapan-ucapan yang dilontarkan anak-anak seusia anak saya pada kasar-kasar, saling mencela dengan sesama teman, mengolok-olok, mengumpat dengan nama binatang,dll. Dan sepertinya dianggap hal yang biasa oleh orangtua mereka, asal tidak adu fisik, sehingga hal itu berpengaruh pada perilaku dan ucapan pada kedua anak saya, saya mengetahuinya saat anak saya kesal atau marah, mereka mengumpat dengan menyebut nama binatang (astagfirullah). Saya berusaha mengalihkan apabila anak saya mengumpat dengan memberitahu bahwa binatang itu yang ade/aa lihat dikebun binatang/di tv/dikomplek kalo lagi jalan-jalan, tapi tetap aja kalo marah ato kesal begitu. Saya pernah kepikiran pindah kontrakan (kami masih ngontrak) tapi saya ada amanah mengelola majlis ta’lim ibu-ibu. O ya keputusan kami di situ karena ditengah-tengah dari tempat kami bekerja (saya dan suami bekerja), ada pengasuh di rumah, saya berangkat kerja sekitar jam 9.30 pulang sampai rumah sekitar jam 5 sore, sedang suami kerja malam sesuai jadwal jadi tidak setiap malam kerja, seminggu sekitar 2-3 kali. Mohon batuan mengatasinya, atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sumi
Jawab :
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Bu Sumi yang solihat, terimakasih sudah bersusah payah menghubungi kami dieramuslim.
Langsung saja kepada permasalahan ibu, mengenai lingkungan dengan kata-kata buruk yang mempengaruhi anak ibu, tidak ada jalan lain kecuali pindah dari tempat tersebut, kalau alasan utama ibu adalah karena ada pengajian atau taklim yang ibu bina, maka sangat berat perngorbanan keluraga ibu, dimana pengaruh pada anak-anak sangat buruk dan ibu bekerja pula, (sehingga banyak waktu anak yang dipengaruhi oleh lingkungan). Sementara ibu membina taklim, bukankah yang terbaik adalah dakwah dan membina keluarga sendiri dahulu.
Sangatlah tidak mungkin bila kita membina keluarga orang lain tetapi keluarga kita sendiri tidak terbina.
Kalau orang lain ibu bina, dan berhasil sementara orang yang ibu bina mengagumi ibu dan kemudian mereka datang kerumah ibu dan mendapati anak ibu berkata kasar dan kotor, maka dakwah ibu akan luntur tanpa disadari dan akibatnya membuat mereka nantinya kurang mempercayai ibu lagi.
Kecuali ibu memiliki pasukan kuat untuk mendakwahi lingkungan tersebut sehingga anak ibu akan ada dalam lingkungan yang baik, namun kalau belum ada dan ibu hanya sendirian saya rasa, sangat sulit dan anak ibu akan berkembang menjadi anak yang berprilaku kasar dan berkata kurang baik.
Saran saya, ya pindah saja, dan mengenai taklim, ibu geser saja harinya ke hari ahad, dan ibu datangi saja termpat tersebut untuk berdakwah. Sekali lagi…apalagi ibu bekerja yang otomatis anak ibu lebih banyak tidak bersama ibu daripada bersama ibu dan lingkungan sudah sedemikian erat mempengaruhi cara bersikap dan berkata-kata yang tidak Islami, ayo bu, ajak suami ambil keputusan cepat untuk membina anak ibu dengan lebih baik, semoga diberi kekuatan penuh olah Allah, untuk mementingkan agamaNya, insya Allah bila segala keputusan karena Allah, maka akan didatangkan rezeqi dari tempat yang tidak disangka-sangka, hatta rumah kontrakan menjauh dari tempat kerja ibu yang sekarang.
Wassalammu’alaiakum