Assalamu’alaikum Wr. Wb., Mb Fifi yang dirahmati Allah, anakku ada 3, yang I adalah perempuan usia 6th, yang ke 2 adalah laki2 usia 4th dan yang bontot adalah laki2 usia 1.5th. Anak I dan II ku sering kali bertengkar karna rebutan barang ataupun makanan padahal keduanya sudah sama2 dibelikan. Diawali dengan kata2 saling meledek hingga akhirnya saling pukul dan keduanya pun menangis. Anak II ku memang senang skali menggoda kakanya, hingga kakanya jengkel dibuatnya. Kalo kakanya mulai memusuhinya, anak II ku sebenarnya sedih tapi dia mengungkapkannya dengan cara yg tidak membuat simpati kakanya malah sebaliknya membuat sang kaka semakin menjauhinya. Dan sekrang anakku yang ke III juga sudah mulai bertengkar dengan kaka-kakanya karena rebutan mainan atau makanan. Aku dan suami berusaha sebagai penengah dan membela yang benar, tapi malah anak2 saling mengadu, kami jadi bingung dibuatnya, mencari siapa yang benar. Bagaimana ya caranya supaya mereka selalu akur dan saling mengasihi?
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.,
Nisa, Jakarta
Jawab :
Assalammu’alaikum Wr. Wb., Ibu Nisa yang solihat. Wah pasti ramai sekali ya bu rumah dengan teriakan dan lengkingan juga tangisan yang mengharukan dan teriakan kejengkelan. kadang hal tersebut membuat kita kesal dan membatin, tetapi kalau mereka tak ada rasanya sepi sunyi dan kita sangat merindukan apa yang mereka lakukan saat ini. Kalau saya perhatikan dari cerita ibu, nampaknya sang adik sayang pada kakaknya dan dia ingin kakak memperhatikan dirinya. Mungkin adik juga belum sekolah ya bu?! Kalau sudah sekolah akan punya kawan yang banyak, dan bila memungkinkan masukkan adik pada TPA sorehari, sehinngga ketika kawannya banyak dia akan sedikit mengganggu kakak. Sang Kakak karena perempuan memang cenderung sangat dewasa, karena sampai usia 30 tahun pada umumnya, wanita lebih cepat dewasa daripada pria. Dan ketika masih kecil biasanya anak perempuan lebih dewasa dan tentu saja lebih cepat kesal bila adiknya mengganggu sesuatu yang dia anggap adiknya tidak mengerti apa yang sedang dia lakukan. Makanya sang kakak merasa tidak nyaman bila adiknya tidak ada didekatnya, namun hal ini akan berhenti bila mereka sudah semakin dewasa. Kalau untuk adik bungsu, ini hanya pengaruh ikut-ikutan dan meramaikan saja, namun akan menjadi kebiasaan bila didiamkan saja. Saran terakhir saya alangkah baiknya bila diantara ibu dan suami ada tokoh galak dan tokoh baik, bila ibu baik dan selalu menasehati baik-baik, maka ada ayah yang sekali-kali galak dan terlihat tidak dapat dibantah. Begitu bu sehingga akan timbul sedikit peraturan di rumah ibu melalui suara sang ayah.
Yang terpenting lagi bu, jangan bosan menasehati dan terus menasehati, nanti lama-lama akan berhenti situasi itu dan juga percayalah apa yang ibu nasehatkan itu pasti didengar. Saya pernah mengalami hal ini bu, sampai pusing dan sempat putus asa, tapi saya berdoa sungguh-sungguh dan kemudian bicara terus tak kenal lelah, dan ternyata setelah bertahun-tahun saya tunggu, apa yang saya ucapkan dicerna dengan baik oleh si anak, karena kita memberi pengertian dan juga motivasi, dan boleh juga menunjukkan kekecewaan agar mereka menyesal. Tenang bu, biasanya dengan waktu maka kita memiliki pengalaman yang tidak ada di sekolah manapun. Sukses dan sabar bu, wassalammu’alaykum.