Bung Rizki,
Apakah ada keterkaitan antara “misionari” dengan “masonry”? Atau bahkan keduanya hanyalah upaya penghalusan kata dan makna padahal inti gerakan dan tujuannya adalah sama?
Mohon dijawab ya. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudari Siti Hadjar yang selalu dirahmati Allah Swt, istilah “Missionary” memang sepertinya mirip dengan istilah “Masonry”, sehingga mungkin saja ada sebagian orang yang menyangka jika keduanya sesungguhnya identik. Namun patut ditekankan di sini jika kedua istilah tersebut tidaklah sama, bahkan dalam sejarah keduanya pernah berperang dengan sengit dan pernah pula bersekutu dengan amat dekat sehingga sukar untuk dipisahkan lagi.
Missionary atau dalam bahasa populernya disebut sebagai “Misionaris” merupakan tenaga-tenaga penginjil yang dikirim secara resmi oleh Gereja ke seluruh dunia. Dalam Katolik disebut Missi, sedangkan Kristen Protestan diistilahkan dengan “Zending”. Sejarah negeri ini tentu sudah akrab dengan istilah itu karena penjajah kolonial di Nusantara, dari Portugis dan Spanyol, juga Belanda, memiliki semboyan 3G: Gold, Glorious, dan Gospel. Yang terakhir inilah upaya pewartaan Injil ke Nusantara. Dalam penyebaran Injil ini, tidak saja di Nusantara namun juga hampir di seluruh dunia, sering dilakukan lewat jalan pedang ketimbang dialog.
Sejarah telah mencatat semua itu, dari pengejaran dan pembantaian terhadap para pengikut Arius usai Konsili Nicea 325 M, Dewan Inkuisisi di Spanyol, Perang Salib pertama yang menimpa orang-orang Yohanit atau Kaum Cathar di selatan Perancis, beberapa gelombang Perang Salib di Yerusalem, dan banyak peristiwa serupa di Nusantara.
Bahkan belakangan ini kian banyak upaya penginjilan yang sebenarnya sudah tidak lagi Injili, seperti kasus Wawah di Sumatera Barat beberapa tahun lalu yang didahului upaya penculikan dan pemerkosaan. Kasus-kasus seperti yang dialami Wawah sebenarnya banyak, namun biasanya korban malu untuk berterus-terang. Ada pula lewat jalan pernikahan, seorang gadis Muslim dinikahi laki-laki yang bukan Muslim dan dia pura-pura masuk Islam, namun setelah sang isteri hamil, sang suami keluar dari Islam dan mengajak isterinya untuk murtad. Jika sang isteri menolak maka akan dicerai. Modus ini pun banyak.
Missionaris berangkat dari keyakinan mereka jika agama Kristen adalah agama Missi, yang harus “menyelamatkan” domba-domba tersesat di seluruh dunia untuk menerima Yesus sebagai tuhan. Bagi umat Islam, hal tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang hal itu dilakukan terhadap orang-orang yang memang belum memeluk agama atau masih menganut animisme-dinamisme, suku-suku terasing di pedalaman misalkan. Namun menjadi masalah besar jika kemudian yang menjadi target adalah orang yang sudah jelas-jelas memeluk Islam. Saya ingin mengutip kalimat dari seorang Kristolog yang menyatakan, “Kristenisasi itu boleh-boleh saja, tetapi yang sama sekali tidak boleh adalah Pemurtadan.” Kalimat ini sangat dalam maknanya.
Sedangkan istilah “Masonry” sesungguhnya penggalan dari Freemasonry. Awalnya, “Mason” merupakan sebutan bagi “Tukang Batu” yang ada di Skotlandia di abad ke 14 M. Namun ketika Ksatria Templar ditumpas oleh Raja Philip IV dan Paus Clement V di Perancis dan kemudian juga di seluruh Eropa, maka mereka banyak yang kabur dan sembunyi di Skotlandia yang saat itu merupakan daerah satu-satunya di Eropa yang tidak berada di bawah Gereja. Di Skotlandia, pelarian Templar ini berhasil menguasai gilda-gilda (asrama atau Loji) serikat tukang batu (Mason) itu. Setelah dikuasai, maka mereka menambahkan kata “Free” pada kata “Mason” menjadi Freemason. Penambahan ini bukan sekadar penambahan kata, namun memiliki nilai ideologi yang lebih khusus, karena kemudian Freemasonry ternyata berubah menjadi kelompok persaudaraan rahasia yang sarat dengan keyakinan mistisme Mesir Kuno, okultisme, Luciferianistik, dan mencita-citakan satu tatanan dunia baru yang sepenuhnya sekular.
Dalam sejarah Masonry sering menunggangi Gereja dan umatnya. Sebab itu, Martin Luther ketika mencetuskan gerakan Protes terhadap Gereja—yang kemudian gerakannya melahirkan Protestantisme—melarang pengikutnya untuk menjadi anggota Freemasonry. Paus juga demikian, melarang umat Katholik masuk Freemasonry.
Jadi jelas, kedua istilah tersebut, Masonry dan Missionary amat berbeda. Missionary ingin menjadikan dunia seluruhnya mengimani Yesus sebagai tuhan, sedangkan Freemasonry ingin sepenuhnya menjadikan dunia yang sekuler. Masonry merupakan musuh semua agama dunia. Wallahu’alam bishawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.