Ketika Yahudi Eropa menguasai umat Kristen Eropa (hingga saat ini), mereka mengizinkan bagi siapa yang masih mempunyai pengaruh, atau yang mempunyai posisi dapat mempengaruhi, untuk bergabung dengan klub freemason. – ‘Jika kamu tidak dapat mengalahkan kami, bergabunglah dengan kami. Atau ‘Mengapa harus repot dengan mencoba untuk mengalahkan kami ketika kamu dapat bergabung dengan kami?’ Atau, membujuk mereka bagi yang mempunyai keinginan atas prestise, ‘Apakah anda ingin menjadi orang yang berkuasa penuh?’ Atau, mencoba menarik hati bagi yang beragama, ‘Kami sedang melakukan pekerjaan arsitek – Tuhan – maka bergabunglah dengan kami. ‘ Dan kemudian, Kamilah si arsitek – Tuhan – maka bergabunglah dengan kami.’
Proses yang sama juga diberlakukan terhadap umat Muslim – tidak hanya untuk para pemimpin politik dan pemimpin ekonomi, namun juga terhadap para pemimpin keagamaan, contohnya, sistem perbankan Yahudi yang haram pun bisa secara resmi diperkenalkan dan diterima diwilayah negara Muslim, atas bantuan para pemimpin politikl tersebut walaupun orang tersebut nyatakan sebagai Muslim.
Adalah seorang Goyim (Non Yahudi), seorang anggota freemason berkebangsaan Inggris yang berada dilingkaran kekuasaan – ia seorang Yahudi Khazar dalam pemerintahan Inggris yang berpura pura (seolah-olah) beragama Kristen – yang meyakinkan bahwa ‘Pemerintahannya yang agung’ bekerja sama dan melayani kepentingan zionis. Level posisi orang ini dipegang oleh freemason dalam pemerintahan Amerika dan Perancis dan pemerintahan Inggris untuk mendukung secara ‘internasional’ atas kebijakan di Tanah Suci untuk zionis. Tingkatan posisi khusus inilah yang dipegang oleh freemason dalam semua pemerintahan negara-negara ‘berpengaruh’ dan juga membentuk Liga Bangsa-Bangsa yang pertama, dan kemudian menjadi persatuan bangsa-bangsa (PBB), untuk memberikan dukungan supra nasional – dan pada akhirnya pengakuan Negara Israel. (Ahmad Thomson)