Assalammualaikum….
Saya baru saja membaca tulisan di eramuslim yang berjudul dukungan negara-negara teluk terhadap rencana bush di Irak. Saya tidak habis pikir kenapa negara arab dan sekitarnya tega sekali malah mendukung rencana invasi amerika di Irak. Padahal di Irak kan mayoritas muslim..kenapa mereka(negara-negara arab itu) malah membiarkan Amerika yang presiden nya saat itu Bush yang seorang yahudi (yang jelas-jelas musuh orang islam) untuk ikut campur urusan dalam negeri irak Bak Pahlawan?
Sebenarnya fenomena apa yang sedang terjadi di negara-negara timur tengah sekarang ini mereka memusuhi negara negara sesama negara islam, tapi giliran berhadapan dengan amerika dan sekutu2nya seperti macan ompong? terima kasih.
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,
Mbak Titi yang dirahmati Allah Swt, ada banyak orang yang bingung dengan sikap dan kelakuan para pemimpin Arab terkait dengan ulah George Bush (dan sekarang digantikan oleh Barrack Obama, “Barrack” juga merupakan nama Yahudi, seperti halnya Ehud Barrack). Dalam benak kita, para pemimpin negara-negara Arab yang notabene ID-cardnya pasti Islam, seharusnya membela harkat dan martabat Palestina dengan sungguh-sungguh dalam melawan kejahatan dan kebiadaban Zionis-Israel dan para sekutunya yang sampai hari ini masih saja membantai umat Islam di Afghanistan dan juga Irak. Seharusnya mereka menjadi pembela Islam, bukan pembela Yahudi, demikian yang ada di benak kita.
Namun kenyataan ternyata berkata lain. Alih-alih menjadi pembela Palestina, para pemimpin negara-negara Arab malah mendukung Zionis-Israel dan ikut menindas Palestina. Presiden Hosni Mubarrak bukannya membuka wilayah perbatasannya dengan Gaza untuk menolong saudara-saudara Muslimnya yang masih saja dikepung Zionis-Israel, malah sekarang membangun tembok baja yang sangat panjang di seluruh garis batas Mesir-Gaza sehingga umat Islam di Gaza kian sulit untuk mendapatkan makanan, minuman, obat-obatan, dan kebutuhan hidup lainnya. Dengan begitu, Husni Mubarrak jelas ikut membantai warga Muslim di Gaza. Tangannya juga
Bagaimana dengan para syekh, raja, dan pangeran Saudi Arabia? Sama saja. Raja dan para pangeran Saudi yang hidup bergelimang harta dan wanita ini, bahkan di antaranya seperti Pangeran Walid, dikenal sebagai playboy dan raja pesta ala Barat, minim sekali dukungannya terhadap Palestina. Mereka merasa cukup dengan memberi bantuan logistik seadanya kepada Palestina namun pasrah total terhadap Amerika Serikat. Pasukan garda Saudi saja dilatih oleh tentaranya Yahudi Amerika Serikat. Bahkan salah seorang syekhnya, Luhaidan, pernah mengecam aksi demonstrasi mendukung Palestina saat Muslim Palestina di Gaza dibombardir pasukan Zionis dalam perang beberapa waktu lalu. Luhaidan yang benar-benar konyol ini akhirnya diserang dan dikecam oleh seluruh ulama internasional.
Memang tidak semua pemimpin negara-negara Arab yang bertingkah seperti itu, namun kebanyakan ya tiada beda. Mengapa bisa demikian? Mengapa mereka malah bertindak di luar gambaran kita selama ini?
Saya sendiri memiliki pandangan jika yang berkuasa saat ini di negara-negara Arab sesungguhnya adalah orang-orang Arab pengikut Abu Jahal, sang pemimpin kaum musyrikin, bukan pengikut Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Sebab itu, walau mereka mengaku Muslim, namun tindak-tanduknya ya seperti itu. Bahlul bin majnun.
Apalagi Saudi Arabia yang menganut sistem monarkhi absolut, ini sungguh-sungguh sebuah Bid’ah-Kubro terhadap sistem pemerintahan yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw, yakni kekhilafahan. Islam tidak mengenal raja dan pangeran, Islam tidak mengenal Monarkhi absolut. Sebab itu, kerajaan Saudi Arabia memang seharusnya dirombak total. Kerajaan harus ditumbangkan dan diganti dengan sistem kekhilafahan.
Mungkin sebab itu juga, di dalam salah satu hadits shahih tentang hari akhir yang diriwatkan Muslim, Rasulullah Saw menyatakan jika pasukan Imam Mahdi akan menyerang Semenanjung Arab dan menghancurkan kaum Quraiys yang dipimpin seorang tokohnya yang bernama Sufyani, di mana nanti dia akan meminta bantuan dari klan pamannya, Suku Kalab, namun semuanya berhasil ditumpas habis oleh pasukan Imam Mahdi. Para pemimpin Saudi Arabia akan tewas di tangan pasukan Imam Mahdi karena kedurhakaannya. Ini terjadi di saat kaum Muslimin telah berhasil menang dalam perang di bukit Megiddo menumpas kaum Yahudi, dan sebelum pasukan Imam Mahdi menyerang dan membebaskan Persia (Syiah Iran) dan Rum (Eropa).
Seiring berjalannya waktu, hari akhir memang semakin dekat dengan kehidupan kita semua. Tanda-tanda ke arah itu telah banyak yang bermunculan. Sebab itu, sudah saatnya kita semua sadar dan bertobat, dan menyerahkan semua loyalitas kita hanya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
Islam memang lahir di jazirah Arab, Rasulullah Saw memang orang Arab, namun jangan salah, Abu Jahal juga orang Arab. Sebab itu, di dalam Islam kita tidak mengenal adanya kerahiban. Keislaman seseorang itu tidak diukur apakah dia seorang Arab atau bukan. Allah Swt telah berkali-kali menyatakan di dalam kitab suci al-Qu’an jika keislaman seseorang itu hanya diukur dari tingkat ketakwaan mereka, bukan dari ras, golongan darah, keturunan, dan sebagainya.
Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.