usatd saya telah lulus kuliah dan baru menikah sekarang saya telah mengajar privat dan baru dipecat jadi pengajar dengan alasan yang tidak jelas. ketika saya dakwah keluar hati saya tenang karena untuk maisyah telah mengajar di lembaga tersebut. tetapi ketika selesai dakwah saya di pecat jadi pengajar dilembaga dakwah tersebut. ketika saya tidak mengajar lagi saya ditawari kerja diperusahaan non muslim saya bimbang ustad karena saya sudah bertekad tidak akan bekerja diperusahaan non muslim takut terwarnai oleh lingkungan.
yang jadi pertanyaan, apakah saya harus bekerja diperusahaan tersebut atau tetap mengajar privat yang saya jalankan sekarang dan saya punya cita cita ingin punya bimbingan belajar yang islami
Subhanallah begitu mulia niat saudara Heri, menahan diri untuk tidak bekerja di perusahaan non muslim semata-mata menjaga diri untuk tidak tewarnai millah kaum kufar. Itulah yang memang harus ditanamkan dalam hati oleh kaum muslim sebagai perwujudan dari ketauhidannya yang mendahulukan kesucian agamanya daripada apapun, jika hal itu akan berbuah kemudharatan.
Semoga niat yang saudara tancapkan diberi kemudahan dan kekuatan oleh Allah SWT. Karena kita ketahui bersama di zaman penuh fitnah sekarang ini, tidak jarang seorang muslim berubah akhlak dan pandangannya terhadap Islam justru karena situasi kerja.
Banyak kita lihat fenomena seorang mukmin yang tadinya sangat lurus dan hanif tapi ketika hidup di sebuah sistem yang non Islami, perangai mereka pun turut berubah. Ia terwarnai oleh lingkungan kerja yang tidak mendukung bagi perkembangan agamanya.
Seorang muslimah yang tadinya berkomitmen tidak ingin bersentuhan dengan pria non muhrim, kini menjadi tak mengapa. Ia merasa asing untuk tidak bersalaman melihat rekan kerja yang lain pun ikut bersalaman. Katanya lagi, “maaf, takut nanti dibilang kok saklek banget sih”.
Inilah fitnah yang mendera seorang mukmin, saudaraku. Dan Rasulullah SAW sudah menjelaskan dengan baik perkara dahsyatnya fitnah “lingkungan” tersebut dalam sebuah hadisnya,
“Fitnah yang menyebar atas hati manusia bagaikan pengepungan beruntun. Setiap hati yang menyerapnya, maka akan timbul padanya noda hitam dan hati yang mengingkarinya akan tumbuh padanya titik putih. Dari sini mulai tampak dua jenis hati; yang putih jernih, tidak akan sedikit pun tertimpa bahaya fitnah selamanya, dan yang hitam pekat bagaikan gelapnya malam, tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran, ia hanya mengikuti hawa nafusnya.” (HR. Muslim)
Maka itu pastikan, lingkungan kerja kita betul-betul steril dari inflitrasi yang bisa menipiskan iman. Apalah arti kesuksesan dunia, tapi nilai keIslaman dalam diri kita terkikis serangkaian coba yang tidak mampu kita lewati.
Saudaraku, Syekh Ahmad Thompson, seorang Ulama dari Inggris dalam bukunya Dajjal and The Antichrist yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Sistem Dajjal, secara cermat mengkritisi sistem perusahaan, pabrik, kerja, dan tata manajemen perusahaan di era sistem dajjal seperti sekarang ini. Ia mengatakan,
“Sistem itu memperlakukan manusia sebagai bagian yang diperlukan sekaligus bisa dibuang begitu saja dalam proses produsen-konsumen. Peningkatan otomatisasi berarti peningkatan penghambaan manusia kepada mesin yang dijalankannya. Mereka diwajibkan untuk mengikuti lajunya mesin. Pada pabrik yang bekerja dua puluh empat jam sehari, pekerja diatur sedemikian rupa agar mesin tidak sampai berhenti. Kelahiran, pernikahan, dan kematian cenderung dianggap sebagai perostiwa kehidupan yang tidak penting.”
Syekh Ahmad Thompson kemudian melanjutkan bagaimana perusahaan berkembang menjadikan Kapitalisme sebagai Tuhan-tuhan baru mereka, dan para pekerja ditempatkan sebagai pengabdi materialisme.
“Sukses di ukur dari seberapa besar kekuasaan anda atas orang lain, dari sekecil apa kekuasaan orang lain atas diri anda, juga dikukur dari seberapa besar uang yang anda peroleh. Semakin banyak barang yang mampu anda beli, maka semakin berhasillah anda. Semakin anda bisa mengejawantahkan citra ideal semu yang ditampilkan media massa – dan ada banyak sekali citra ideal yang ditawarkan guna menciptkan pasar yang seluas-seluasnya – maka semakin terkenallah anda sebagai seorang yang sukses dalam permainan produsen-konsumen”
Sungguh saya tidak dalam kapasitas memberikan fatwa dan arahan tertentu, namun saya sendiri khawatir, jika saja analisa Syekh Ahmad Thompson menjelaskan fenomena itu berlaku umum pada perusahaan modern saat ini, bagaimana dengan perusahaan yang jelas-jelas dipegang oleh non muslim dan menjalankan tata kelola perusahaan yang jauh dari Islami.
Maka untuk menutupi ketakutan para perkerjanya, perusahaan dalam basis sistem Dajjal akan memback-up pekerjanya dengan segala fasilitas agar mereka tetap bertahan disana, atau minimal terus loyal kepada kapitalisme dan materialisme. Syekh Ahmad Thompson menulis
“Sekecil apapun rasa aman pada pekerjaan, akan diluluhkan oleh pemberlakukan tawaran kontrak kerja jangka pendek dan ancaman PHK, dan ketakutan ini dijadikan sarana untuk menumbuhkan semangat kerja.”
Sekarang semuanya ada ditangan saudara, bermunajatlah kepada Allahuta’ala. Rezeki itu ada ditangan Allah. Tiap manusia pun memiliki rezekinya masing-masing. Ubur-ubur saja yang hidup di dasar laut masih diberikan rezeki oleh Allah, bagaimana dengan manusia yang memang ia ciptakan sebagai makhluk sempurna?
Saudaraku, kita tidak disuruh untuk mencari rezeki, tapi kita disuruh Allah untuk menjemput rezeki. Mencari belum tentu ada, tapi kalau menjemput sudah pasti ada, tinggal bagaimana ikhtiar kita. Terlebih saudara baru saja melepas masa lajang. Maka yakinlah atas janji Allah.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin allah akan mengkayakan mereka dengan karunianya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur ayat 32). Wallahua’lam. (Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)